Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Unit Link Sebagai Tabungan Investasi Masa Depan

22 Mei 2016   23:27 Diperbarui: 22 Mei 2016   23:49 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sering sakit, atau sering masuk rumah sakit? Tapi, zaman sekarang, punya asuransi kesehatan itu sih wajib hukumnya sebagai antisipasi kalau-kalau Anda terkena penyakit yang mengharuskan Anda rawat inap. (foto sumber: www.daftartempat.com)

* Biaya preminya lebih rendah dari asuransi + unit link, tapi tidak ada investasi.

* Tidak ada manfaat tambahan.

Lalu, mengapa saya tidak langsung terjun saja ke dunia pasar saham jika memang ingin berinvestasi? Menurut saya Unit Link lebih simpel, karena saya cukup membayar biaya premi secara rutin saja setiap bulannya, yang nantinya sebagian dari biaya premi itu akan dikelola oleh perusahaan asuransi di pasar saham. Saya cukup menerima laporan bulanan nilai investasi yang dihasilkan melalui surat.

 Selain itu, Unit Link yang saya miliki, biasanya juga terdapat di produk-produk asuransi kesehatan lain pada umumnya, mempunyai fasilitas cuti premi. Artinya saya tidak perlu membayar biaya premi untuk jangka waktu tertentu, asalkan nilai polis, yaitu uang yang disetor dari biaya premi setelah dikurangi berbagai biaya, masih mencukupi. Layanan cuti premi ini baru bisa diberikan setelah pembayaran premi masuk ke tahun tertentu, dalam kasus saya setelah empat tahun, tetapi ada juga yang setelah sepuluh tahun, karena dianggap nilai polis sudah cukup besar. 

Rencana investasi selanjutnya? Tabungan emas! (foto sumber: www.duwitmu.com)
Rencana investasi selanjutnya? Tabungan emas! (foto sumber: www.duwitmu.com)
Inginnya sih, dalam waktu dekat, saya ingin menambah investasi lainnya dalam bentuk tabungan emas. Selain disarankan oleh agama, nilai emas pasti selalu stabil sampai kapan pun, bahkan cenderung naik. Kenapa bisa begitu? Pemikiran sederhananya, emas pasti selalu dicari, tidak bisa rusak dan tidak bisa dirusak. Biasanya barang-barang yang mudah rusak, seperti mobil, HP, nilainya akan turun setelah dijual lagi, tho? Selain itu, menyimpan emas juga tidak ribet, tidak seperti berbagai investasi lainnya yang banyak bunga serta sifatnya bisa naik-turun, tergantung kondisi pasar saham di Indonesia dan dunia. Ditambah lagi, saya masih ingat zaman saya kecil, ketika almarhumah ibu saya membutuhkan dana darurat, dan saat itu nilai deposito atau nilai asuransi belum bisa keluar, ya sudah dijual deh salah satu koleksi perhiasan emas ibu ke toko mas di pasar Cikini, ha ha ha. Semoga saja, ya ;). ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun