Bahkan, sebagai ucapan terima kasih, beberapa kali saya dikirimkan hadiah seperti t-shirt, mousepad dari institusi tersebut, langsung dari Amerika Serikat! Wah, senang yaa... Meskipun barang-barang tersebut sekarang sudah kedaluarsa semua, tapi kenangan bisa aktif dalam sebuah kelas internasional yang dikelola melalui internet merupakan kebanggaan dan pengalaman yang menyenangkan buat saya. Oya, saya juga mendapatkan e-sertifikat setiap kali naik tingkat, yang ditandatangani oleh direktur institusi dan direktur perwakilan sebuah kampus di Amerika Serikat karena institusi ini bekerjasama dengan kampus tersebut dalam pengembangan kurikulum serta materi kursus.
Belajar Internet Marketing : Mengenal Blogging dan Dunia Teknologi Informasi
Saya mulai mengenal nama AA (saya berikan inisial saja ya) yang menjadi miliuner muda berkat kecerdasannya mengelola sekolah online internet marketing juga keahliannya mengembangkan bisnis tersebut. Penasaran dengan kesuksesannya di usia muda, dan karena rasa ingin tahu apa sih IM itu, saya sempat mengikuti kursusnya selama beberapa bulan. Meskipun informasi tentang IM banyak tersebar di internet, namun seperti yang saya katakan di atas, saya lebih suka belajar secara terstruktur, supaya bisa lebih fokus dan runut. Selain itu, karena terbiasa terstruktur, saya berhutang untuk meneruskannya hingga selesai, apalagi sudah membayar, he he.
Walaupun begitu, akhirnya saya tidak meneruskan aktivitas di dunia IM karena memerlukan modal yang besar dan insting bisnis yang oke. Bagaimanapun juga, saya mendapatkan banyak pelajaran dan menjadi paham seputar dunia blogging, dan sedikit banyak hal tentang teknologi informasi.Â
Seperti bagaimana menggunakan blogspot, joomla, wordpress, bagaimana mencari ceruk pasar (bahasa IM-nya niche) dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Google Adwords dan aplikasi lainnya, apa itu SEO, serta pengetahuan dasar tentang bahasa pemrograman HTML dan Javascript, meskipun hanya sebatas penggunaan. Padahal waktu itu dunia blogging belum sesemarak sekarang, belum booming komunitas-komunitas blogger seperti Kompasiana, dan lain-lainnya. Karena kursus IM di sekolahnya AA ini nggak ada sertifikatnya, jadi saya nggak bisa pakai buat ngelamar pekerjaan di bidang IT, deh apalagi background keilmuan saya humaniora *ngarepdotcom.
MOOC atau E-Learning? Apa Sih Bedanya?
Begitu pula dengan MOOC versi Indonesia, berbagai mata kuliah dan para dosennya juga dipilih yang sudah dikenal masyarakat serta diakui Kemdiknas dari kampus semacam Universitas Airlangga, ITB, UI, dan juga dari perusahaan. Yang membuat kuliah online dari MOOC ini semakin menarik, kita bisa mendapatkan sertifikat asalkan mau mengikuti ujiannya dan lulus. Selain itu, ada biaya pembuatan sertifikat.
Berhubung saat itu kesibukan pekerjaan kantor saya semakin menggila, sayangnya kuliah-kuliah yang saya ikuti di MOOC tidak ada yang saya lanjutkan. Faktor lainnya, mungkin karena bosan harus menyimak penjelasan dosen secara satu arah tanpa ada interaksi dengan siswa, meskipun materi yang disampaikan melalui video sudah dibuat semenarik mungkin dengan gambar-gambar, tulisan. Jadi tidak melulu wajah sang bapak atau ibu dosen yang ditampilkan. Tapi anehnya kalau menonton film meskipun itu melalui video Youtube kok saya tidak bosan ya? Mungkin karena saya lebih butuh hiburan ketimbang belajar serius, Hahaha…
Nah, tapi saya menemukan memang ada beberapa perbedaan jenis pembelajaran online seperti yang saya rangkum di bawah: