[caption caption="Sophie Merceau dalam Braveheart. Sumber: theaceblackblog.com"][/caption]Mungkin pembaca belum kenal siapa Pak Rasidi, dan Kompasianer yang masih ABG mungkin nggak tahu siapa Sophie Marceau sebelum kalian semua membaca tulisan saya ini sampai habis. Kecual, ya kecuali para Kompasianer angkatan saya atau bahkan angkatan Bapak saya yang mungkin mengenal atau pernah mendengar nama Sophie Marceau.
Saya pertama kali tahu tentang Sophie Marceau adalah ketika ia membintangi film Braveheart sebagai putri raja dari Prancis yang naksir Mel Gibson. Film tentang pahlawan rakyat Skotlandia yang dibuat tahun 1995 tersebut sangat booming sampai-sampai Mel Gibson dan filmnya banyak dapet penghargaan Academy Awards. Namun, justru yang menarik perhatian saya yang waktu itu masih kecil, kayaknya masih SMP, adalah kecantikan Sophie di film tersebut dan Bahasa Perancisnya yang terdengar anggun. Walaupun saat itu sih saya masih nggak ngerti dia ngomong apa, ha ha ha… Ketahuan usia saya ya :D?
[caption caption="Sophie Marceau sebagai putri raja dari Perancis dalam film Braveheart (1995) (Foto: pinterest.com)"]
Namun, sepertinya wanita bernama asli Sophie Daniele Sylvie Maupu ini lebih dikenal di kalangan publik internasional, termasuk Indonesia, saat ia bermain sebagai gadis Bond, mendampingi Pierce Brosnan dalam film berjudul The World Is Not Enough tahun 1999, dan berperan sebagai Elektra King. Di situ, Sophie memerankan seorang cewek pewaris perusahaan minyak raksasa dari Inggris yang dilindungi James Bond mati-matian, bahkan sampai membuat Bond jatuh cinta padanya.
[caption caption="Film The World Is Not Enough (1999) melambungkan nama Sophie Marceau di kalangan publik internasional, termasuk Indonesia. (Foto: dailymotion.com)"]
Padahal, Sophie ini sudah moncer bintangnya bahkan sejak zaman tahun 1980-an ketika ia bermain dalam La Boum, film Perancis yang juga turut diputar di Pusat Kebudayaan Prancis di Jakarta pada sekitar tahun 1987. Sampai-sampai, Sophie didatangkan ke Jakarta untuk turut memeriahkan film tersebut. Setidaknya, itulah yang diceritakan Pak Rasidi, ‘bapaknya anak-anak’ Pusat Kebudayaan Prancis Jakarta (selanjutnya kita singkat saja CCF) yang saat itu masih berlokasi di Jalan Senopati, merangkap penunggu, penjaga, pengurus, pengangkat telepon, juru kunci, semuanya deh...
Kalau para Kompasianer pernah mengikuti kursus Bahasa Perancis, pernah datang ke acara-acara budaya Perancis, pastinya kalian juga lumayan akrab dengan CCF. Dan saya harap kalian juga cukup akrab dengan Pak Rasidi, pria jangkung bertubuh kurus namun terlihat gagah, yang setia menyambut tidak hanya staf, melainkan juga siswa-siswi, dan tamu-tamu yang datang berkunjung ke CCF dengan senyumnya yang sumringah.
[caption caption="Film La Boum yang melambungkan nama Sophie Marceau (foto: moviescreenshots.blogspot.com)"]
Nah, ketika Sophie Marceau berkunjung ke CCF Jakarta itulah, bak mendapat durian runtuh.. eh.. hujan duit (waduh, apa ya kata-katanya yang pas?), Pak Rasidi berkesempatan bertatap muka langsung dengan sang aktris jelita itu. Tidak hanya itu, bahkan mengobrol dan berfoto bersama! Kalau di Perancis, aktris yang saat itu sedang tenar (bahkan sampai sekarang pamornya belum pudar) mungkin susaaaah banget untuk ditemui di jalanan, apalagi diajak foto bareng. Di Indonesia, atau lebih tepatnya di Jakarta, Pak Rasidi yang selalu simpatik dan ramah ke semua orang mendapat kesempatan emas nan langka bisa berfoto berdua dengan sang aktris bak sepasang kekasih, ha ha ha. Sophie yang sedang mekar-mekarnya (maksudnya kecantikan dan auranya), dan Pak Rasidi yang waktu itu juga masih muda dengan kulit legam serta kumisnya yang aduhai :D. Dan, setelah pertemuan yang bersejarah itu, keduanya mendapat sorotan pada buletin bulanan CCF yang saat itu masih bernama Le Coq de Jakarta, pada kolom editorial.
[caption caption="Sophie Marceau dalam kolom editorial Le Coq de Jakarta (1987) (foto: dok.pribadi)"]
[caption caption="Profil Pak Rasidi juga dimuat dalam buletin Le Coq de Jakarta (1987) bersamaan dengan berita tentang Sophie Marceau datang ke Jakarta (Foto: dok.pribadi)"]
Sampai suatu hari tiba masa pensiunnya di penghujung tahun 2015, Bapak Rasidi memberikan pidato perpisahan, di gedung kantor CCF yang baru di jalan Thamrin, dan sudah bukan bernama CCF lagi. Dan tiba-tiba ia mengeluarkan lembaran foto berukuran 4x6 dari saku bajunya. Foto dengan lembaran yang sudah agak lapuk termakan usia, namun masih memperlihatkan paras wajah dan tubuh Sophie, serta sebelah wajah Pak Rasidi yang masih terlihat jelas. Kami semua, para staf, bahkan tuan-tuan dan nyonya-nyonya londo terperangah melihat foto itu.
Ah, kami merasa iri, sekaligus bercampur bangga, dan mungkin londo-londo itu pasti heran tidak percaya, sambil berkata dalam hati, "Bagaimana ia bisa dengan begitu mudahnya berfoto bersama aktris cantik jelita bertaraf internasional, pada sebuah kesempatan yang jarang; sedangkan kami mengejar artis lokal saja susahnya setengah mati?"
[caption caption="Pak Rasidi bersama Sophie Marceau ketika masih sama-sama muda di CCF Jakarta, 1987 (Foto: dok.Pak Rasidi)"]
Lalu, entah mungkin karena ingin menghargai kesetiaan Pak Rasidi yang mengabdi selama bertahun-tahun sejak 1960-an di kantor yang sama, Bapak Direktur yang baru pun ingin memberikan kejutan untuknya. Maka, pada malam tanggal 20 Maret yang lalu, bertepatan dengan acara perayaan kuliner Prancis yang disebut Good France, salah seorang atase Bapak Direktur mendadak menghubungi Pak Rasidi tiga jam sebelum acara dimulai!
“Pak Rasidi, Anda diminta datang ke Hotel Raffles sama Pak Direktur untuk ketemu Sophie Marceau,” begitu tutur Pak Rasidi yang selalu dihiasi dengan senyum lebarnya. “Saya nggak dikasih tahu lho sebelumnya, mendadak sekali. Untung saya lagi di rumah.”
Dengan kemeja batik terbaiknya, bak 007 ala Indonesia, Pak Rasidi pun mendatangi hotel yang terletak di bilangan Kuningan tersebut. Bak dua orang kawan lama yang berkumpul kembali, Pak Rasidi pun akhirnya bertemu lagi dengan Sophie Marceau dalam sebuah acara makan malam megah yang hanya dihadiri orang-orang penting dari kedua negara: yaitu para direktur perusahaan Perancis, tokoh-tokoh terpandang Indonesia dan tentunya londo-londo kedutaan. Mereka berdua bercengkerama sembari sama-sama memegang lembaran foto yang usang, namun sangat bermakna bagi seorang Pak Rasidi. Dan Sophie Marceau tersenyum malu-malu, sambil berkata, “Terima kasih. Terima kasih Anda masih ingat.”
[caption caption="Pak Rasidi dipertemukan kembali dengan Sophie Marceau, 2016. (Foto: dok.IFI)"]
Ah, sebuah kebaikan kecil yang mungkin kelihatannya tidak berharga, akan selalu dibalas dengan seribu kali kebaikan yang sangat bermakna. Terima kasih, Pak Rasidi, engkau memberikan tauladan bagi kam...***
[caption caption="Pak Rasidi berfoto lagi berdua dengan Sophie Marceau, 2016. (Foto: dok.IFI)"]
*)Tulisan ini dibuat atas persetujuan Pak Rasidi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H