Mohon tunggu...
Dina Lestari
Dina Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Halo Saya Dina Lestari. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan Sosiologi. Saya cukup tertarik dibidang Sosial dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemuda dan Media Sosial: Antara Pemertahanan Identitas dan Tantangan

28 Maret 2024   22:34 Diperbarui: 29 Maret 2024   00:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda dan Media Sosial: Antara Pemertahanan Identitas dan Tantangan

Dalam era digital ini, media sosial telah menjadi sebuah fenomena yang mendominasi kehidupan sehari-hari, khususnya bagi generasi muda. Sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka, media sosial tidak hanya menjadi tempat untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman, tetapi juga merupakan platform yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu. Melalui berbagai fitur yang disediakan oleh platform-platform media sosial, pemuda dapat secara aktif mengembangkan narasi identitas mereka sendiri.

Salah satu aspek penting dari peran media sosial dalam membentuk identitas pemuda adalah kemampuannya untuk memfasilitasi ekspresi diri. Dari unggahan foto hingga status pemikiran, media sosial memberikan ruang bagi pemuda untuk menyampaikan bagian-bagian dari diri mereka yang mungkin sulit diungkapkan dalam konteks sehari-hari. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat, keahlian, dan nilai-nilai mereka kepada dunia secara lebih luas.

Namun, di balik kebebasan berekspresi yang ditawarkan oleh media sosial, terdapat pula risiko peran ganda atau ketidaksepakatan antara identitas online dan offline. Identitas yang dibangun di media sosial seringkali merupakan representasi idealis dari diri seseorang, yang mungkin tidak selalu mencerminkan realitas kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menciptakan tekanan bagi pemuda untuk mempertahankan citra yang sesuai dengan ekspektasi yang mereka hadapi dari teman, keluarga, dan masyarakat secara umum.

Selain itu, penggunaan yang berlebihan atau tidak terkendali terhadap media sosial dapat menyebabkan pemuda terjebak dalam pola pembandingan sosial yang merugikan. Dengan terus-menerus memperbandingkan kehidupan mereka dengan apa yang mereka lihat di platform media sosial, pemuda mungkin menjadi tidak puas dengan pencapaian mereka sendiri dan merasa kurang bernilai. Hal ini dapat mengganggu proses pembentukan identitas mereka dan mengarah pada masalah kesejahteraan mental seperti kecemasan dan depresi.

Selain tantangan internal ini, pemuda juga dihadapkan pada risiko eksternal yang terkait dengan penggunaan media sosial, seperti penyebaran informasi palsu dan cyberbullying. Kemampuan untuk dengan mudah menyebarkan informasi, baik yang akurat maupun tidak, dapat mengancam keberlangsungan pemuda dalam memperoleh pemahaman yang benar tentang dunia di sekitar mereka. Selain itu, kehadiran cyberbullying dapat memiliki dampak yang merusak pada kesejahteraan mental dan emosional pemuda, bahkan mungkin berujung pada kasus-kasus yang lebih serius seperti depresi atau bahkan bunuh diri.

Namun, meskipun berbagai risiko dan tantangan yang terkait dengan penggunaan media sosial, penting juga untuk mengakui bahwa ada variasi yang signifikan dalam pengalaman individu terkait dengan penggunaan media sosial. Misalnya, pemuda dari latar belakang sosio-ekonomi yang berbeda atau dengan kebutuhan khusus mungkin menghadapi tantangan yang unik dalam interaksi mereka dengan platform media sosial. Hal ini menyoroti pentingnya pendekatan yang inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan dan pengalaman beragam pemuda dalam mengatasi dampak media sosial terhadap identitas mereka.

Selain itu, peran influencer atau tokoh publik di media sosial juga dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan identitas dan persepsi diri pemuda. Seringkali, pemuda cenderung mengidolakan atau mengikuti pola perilaku yang ditampilkan oleh influencer di platform media sosial, yang dapat memengaruhi pandangan mereka tentang citra tubuh, gaya hidup, atau nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pengaruh ini dan mengembangkan keterampilan kritis yang memungkinkan pemuda untuk membedakan antara aspirasi yang realistis dan standar yang tidak realistis yang mungkin ditetapkan oleh influencer.

Selain itu, penting juga untuk mengakui bahwa media sosial tidak hanya memengaruhi identitas individu secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung melalui interaksi dengan kelompok-kelompok dan komunitas online. Pemuda sering terlibat dalam diskusi dan perdebatan tentang berbagai isu di platform media sosial, yang dapat membentuk pandangan mereka tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Dalam konteks ini, penting untuk mempromosikan budaya online yang inklusif, di mana pemuda merasa aman untuk menyuarakan pendapat mereka tanpa takut akan penilaian atau pelecehan.

Selain itu, dengan perkembangan teknologi dan platform media sosial yang terus berubah, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi dampaknya terhadap identitas dan kesejahteraan pemuda. Misalnya, fenomena seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) memiliki potensi untuk mengubah cara pemuda berinteraksi dengan media sosial dan lingkungan online secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian dan pemantauan terus-menerus diperlukan untuk memahami dampak baru teknologi ini terhadap identitas dan kesejahteraan pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun