Mohon tunggu...
Dina Lestari
Dina Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Halo Saya Dina Lestari. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan Sosiologi. Saya cukup tertarik dibidang Sosial dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Toleransi Keberagaman di Desa Blok Pasir

22 Maret 2023   21:37 Diperbarui: 22 Maret 2023   22:07 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA : DINA LESTARI

NIM : 1405622076

PRODI : PENDIDIKAN SOSIOLOGI

UTS ILMU SOSIAL BUDAYA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :SYAIFUDIN, M.KESOS

Toleransi Keberagaman di Desa Blok Pasir

Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, serta lain sebagainya. 

Pada dasarnya keberagaman adalah anugrah Tuhan dalam misteri penciptaan alam semesta ini. Tidak ada satu ciptaan-Nya yang identik sama, pastilah ada banyak perbedaan meski sekilas nampak sama. Dalam hal ini, sangatlah jelas bahwa keberagaman merupakan realita yang terjadi atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Negara Indoensia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia, hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografisnya yang begitu kompleks, beragam, dan luas. 

Di Indonesia sendiri terdapat keanekaragaman budaya dan kekayaan bahasa yang sangat banyak. Kemajemukan merupakan realitas ke-Indonesia-an yang tidak bisa dipungkiri siapapun, yang pada gilirannya melahirkan keberagaman budaya, adat, dan kepercayaan. Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang masing-masing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen atau aneka ragam (Gina Lestari, 2015:31). 

Tidak heran jika perbincangan keberagaman itu sendiri sampai saat ini masih menjadi isu yang cukup menarik untuk dibahas. Semakin jelas arus pemahaman dan sikap toleransi sangat penting untuk menghadapi keberagaman agama, karena agama mempunyai makna dalam kehidupan bermasyarakat. Indonesia merupakan bangsa majemuk yang memiliki keberagaman budaya. 

Dengan latar belakang kesukuan, agama maupun ras yang berbeda-beda. Selain memiliki beragam budaya yang khas, Indonesia juga memiiki suku bangsa yang banyak di ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke. Hasil dari kerjasama BPS (Badan Pusat Statistika) dan ISEAS (Institute of South Asian Studies) merumuskan bahwa terdapat sekitar 633 suku yang diperoleh dari pengelompokan suku dan subsuku yang ada di Indonesia (Pitoyo dan Triwahyudi,2017:64).

Fenomena kemajemukan Indonesia juga terlihat dari jumlah, komposisi dan sebaran penduduk berdasarkan aspek-aspek sosial budaya. Tiga suku terbesar di Indonesia berturut-turut adalah suku Jawa 41,71 persen (83,9 juta penduduk), suku Sunda 15,41 persen (31 juta penduduk), dan suku Melayu 3,45 persen (7 juta penduduk). 

Fakta ini menunjukkan bahwa suku Jawa merupakan suku dominan di Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (Pitoyo dan Triwahyudi,2017:68). Secara umum, suku bangsa merupakan kelompok etnis dan budaya masyarakat yang terbentuk secara turun temurun sebagai bagian dari sistem budaya yang lahir di masyarakat. 

Kemajemukan tersebut merupakan realitas ke-Indonesia-an yang tidak bisa dipungkiri siapapun, yang pada gilirannya melahirkan keberagaman budaya, adat, dan kepercayaan.

Salah satu dari keanekaragaman budaya Indonesia yaitu, keberagaman agama yang dipeluk atau kepercayaan yang diyakini. Selain agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu, terdapat kepercayaan yang keberadaannya sudah ada jauh sebelum keberadaan negara Indonesia. Kepercayaan yang terlebih dahulu ada itu, biasanya disebut agama lokal. 

Agama lokal adalah istilah yang disematkan pada sistem kepercayaan asli nusantara, yaitu agama tradisional yang telah ada sebelum kedatangan agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Banyak kalangan masyarakat yang tidak lagi mengetahui bahwa sebelum kedatangan enam agama yang diakui pemerintah, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan lokal.

Salah satu contoh agama lokal yang berada di masyarakat Indonesia yaitu, Sunda Wiwitan yang masih berkembang di berbagai daerah di Jawa Barat. Sunda Wiwitan secara umum merupakan bentuk kepercayaan atau religi yang berkembang di tanah Pasundan, Jawa Barat. Dalam kepercayaannya, Sunda Wiwitan mempercayai akan kehadiran dan kekuasaan tertinggi yang biasa disebut sebagai Sang Hyang Kersa atau gusti sikang sawiji-wiji (Tuhan yang tunggal).

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Desa Blok pasir, RT. 019 / RW. 013 dan RT. 038 / RW. 013, Lingkungan Puhun, Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat merupakan salah satu desa di Cigugur, Kabupaten Kuningan yang memiliki keberagaman kepercayaan. Masyarakat Blok Pasir merupakan masyarakat multikultural dengan keanekaragaman agama. 

Sebagian penduduknya beragama Islam, Katholik, dan penganut ajaran Sunda Wiwitan atau biasa disebut juga dengan Agama Djawa Sunda (ADS). Keberagaman kepercayaan yang ada di desa ini merupakan hal yang sangat menantang bagi para penduduk di sekitar desa tersebut. 

Arti menantang dengan kata lain yaitu suatu perbedaan kepercayaan yang terjadi antara keluarga maupun masyarakat. Tetapi, hal tersebut dapat diatasi dengan cara hidup rukun serta tidak putus akan toleransi. Perbedaan kepercayaan tersebut merupakan keberagaman yang sehari-hari dijalani oleh masyarakat Blok Pasir, Cigugur.

Masyarakat Blok Pasir merupakan masyarakat yang multi agama namun kehidupan mereka berjalan secara harmonis dan tidak ada konflik. Kedamaian dan kebersamaan begitu terasa mewarnai kehidupan mereka yang beragam keyakinan. Gotong royong dan kerja sama tetap terjalin dalam keseharian tanpa melihat perbedaan yang ada di antara mereka. Hal ini didasarkan atas dasar persamaan hak sebagai warga dan rasa saling menghargai atas setiap perbedaan.

Masyarakat di Blok Pasir merupakan contoh bagaimana toleransi pada keberagaman agama dan kepercayaan terbangun dengan baik. Keberagaman bagi masyarakat Blok Pasir nampaknya dinilai sebagai potensi untuk mengembangkan kehidupan keberagaman yang harmonis. 

Meskipun mereka berbeda keyakinan, masyarakat Blok Pasir tetap terintegrasi oleh kebudayaan Sunda sebagai pengikat kebersamaan. Nilai-nilai budaya Sunda tetap sebagai pegangan umum masyarakat Blok Pasir yang silih asah silih asuh dan gotong royong.

Perbedaan keberagaman agama dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat Blok Pasir bukanlah suatu perpecahan atau masalah, melainkan tonggak awal persatuan guna meningkatkan kerukunan antar umat beragama. 

Setiap agama membawa misi sebagai pembawa kedamaian dan keselarasan hidup, bukan saja antar manusia, melainkan juga antar sesama makhluk tuhan penghuni semesta ini. Toleransi terhadap keberagaman agama di Blok Pasir sangat terlihat jelas karena kebudayaan Sunda dan ikatan kekerabatan menjadi pegangan hidup.

Masyarakat Blok Pasir cukup memahami keberagaman agama yang harus disikapi dengan rasa toleransi dan saling menghargai. Berbeda dengan masyarakat lain yang terkadang menyikapi perbedaan keberagaman dengan berselisih paham. Perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat tidak menjadikan mereka harus terjadi perpecahan dan saling bermusuhan, karena bagi mereka semuanya adalah saudara. Semuanya beragama hanya cara beribadahnya saja yang berbeda. 

Masyarakat Blok Pasir selalu bersikap konformis sehingga perilaku menyimpang dan tindakan kriminal menjadi sangat rendah. Masyarakat Blok Pasir sangat menjunjung tinggi hubungan kekeluargaan dan solidaritas. 

Puncak dari solidaritas adalah kebersamaan dan perdamaian. Perdamaian yang terjadi merupakan hasil dari pola adaptasi masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan kebudayaan. Sikap seperti ini dipelihara secara turun-temurun melalui pendidikan orang tua ke anak dan pola adaptasi masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan sekitar. 

Masyarakat Blok Pasir sangat menjunjung tinggi budaya Sunda, sebagai contoh dalam pelaksanaan Seren Taun. Acara yang merupakan pesta panen yang menjadi pusat Agama Djawa Sunda ini kemudian menjadi daya tarik pariwisata di Cigugur.

Keanekaragaman kepercayaan masyarakat yang ada menjadi daya tarik tersendiri di desa ini. Meskipun begitu, hal ini tidak menyebabkan munculnya konflik-konflik di masyarakat. Masyarakat Blok Pasir mampu menyikapi keberagaman kepercayaan ini dengan baik, mereka hidup dengan rukun serta tidak putus akan toleransi. 

Pada kasus masyarakat Cigugur tampak bahwa ikatan darah atau kekeluargaan mempunyai jangkauan solidaritas yang tinggi dibanding keyakinan keagamaan. Hal ini tampak dari diabaikannya perbedaan keyakinan keagamaan dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. Hukum pertemanan, prinsip solidaritas, saling bantu, saling merasakan, dan sebagainya, hal inilah yang menjadi inti dari hubungan kekeluargaan. 

Sikap saling menghargai terhadap kebudayaan yang didukung oleh masyarakat lain, di mana masing-masing mengakui kelemahannya, kelebihannya, akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan tersebut.

Ajaran Sunda Wiwitan ini melihat bahwa nasionalisme hendaknya tidak dipandang dari kacamata politik saja, melainkan harus dari berbagai dimensi yang terdalam. 

Mencakup rupa, adat, aksara, kebiasaan, kebudayaan, tata cara hidup, dan kepribadian yang menjadi karakteristik bangsa. Gagasan-gagasan Sunda Wiwitan tertuju pada rasa hormat kepada bangsa dan tanah air dan diimplementasikan dalam bentuk perilaku atau dalam bentuk adat istiadat dan pengembangan seni budaya. 

Kerukunan pada masyarakat Blok Pasir terbentuk karena masyarakat adat Blok Pasir menyadari bahwa semua agama yang ada sama-sama mengajarkan kebaikan, yang membedakan hanyalah tempat dan waktu untuk beribadah. 

Kebenaran yang mutlak hanyalah milik tuhan. Faktor utama kerukunan masyarakat Blok Pasir adalah adanya kesadaran pada diri masing-masing masyarakat bahwa setiap manusia memiliki derajat dan hak yang sama dan hal inilah yang mereka tanam pada diri mereka masing-masing maupun pada anak.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Pada saat peringatan hari besar keagamaan apapun semua masyarakat akan saling membantu walau berbeda keyakinan. Seperti pada saat Idul Fitri atau Idul Adha, masyarakat berkumpul dan ikut serta dalam membantu persiapan serta ikut merayakannya. Hal yang sama juga terjadi pada saat Natal, semua masyarakat berkumpul dan membantu persiapan perayaan Natal serta ikut merayakannya.

Demikian pula ketika Seren Taun yang merupakan perayaan bagi warga penganut Sunda Wiwitan, semua warga Blok Pasir terlibat dalam semua tahapan perayaan Seren Taun. Kerjasama dan gotong-royong terjalin di tempat ini walau mereka berbeda keyakinan. 

Bagi masyarakat Blok Pasir agama atau kepercayaan tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama, karena bagi mereka semua agama adalah sama, yaitu mengajarkan pada kebaikan. 

Keterlibatan pemeluk agama Islam, Kristen, maupun Katholik dalam perayaan acara Seren Taun adalah sebagai bentuk dari sikap toleransi yang ada pada masyarakat Blok Pasir. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Marina Emoh menyatakan bahwa kerja sama antar sesama warga dalam merayakan peringatan hari besar keagamaan terjadi karena mereka memiliki ikatan darah yang sama. 

Marina Emoh juga menjelaskan bahwa saat keluarganya yang berbeda keyakinan sedang berkumpul, mereka suka saling mengingatkan untuk beribadah. Seperti Marina Emoh yang berkeyakinan Sunda Wiwitan seringkali mengingatkan anaknya yang muslim untuk beribadah ke Masjid atau pergi ke Gereja untuk anaknya yang memeluk Katholik.

Dalam perayaan Seren Taun misalnya, masyarakat bahu-membahu dan bekerja sama dalam menyukseskan acara. Tanpa memandang perbedaan agama, masyarakat larut dengan perayaan pesta panen yang telah dilaksanakan berpuluh tahun lalu. Bentuk kebersamaan yang lainnya adalah masyarakat dengan suka rela menolong tetangganya yang sedang mengadakan hajat tertentu. 

Semua itu dilakukan tanpa pamrih demi menegakkan rasa persaudaraan mereka sesama masyarakat Cigugur meski mereka saling berbeda keyakinan. Bentuk toleransi juga terlihat dari tiap gang terdapat gapura yang bertuliskan tentang persatuan dan kesatuan.

Referensi

Aminah, K. I. (2020). Kebesaran Agama dalam Negara (Studi atas Pandangan Emile Durkheim). Journal of Islamic Studies and Humanities, Vol. 5, No. 2, 154-167.

Azzuhri, M. (2012). KONSEP MULTIKULTURALISME DAN PLURALISME DALAM PENDIDIKAN AGAMA. FORUM TARBIYAH Vol. 10, No. 1, 14-29.

Hermawan, A. J. (2013). Interaksi Simbolik Masyarakat Adat Cigugur Kuningan (Studi Etnografi dalam Tradisi Seren Taun). Vol 1, No 2 (2013).

Indrawardana, I. (2014). BERKETUHANAN DALAM PERSPEKTIF KEPERCAYAAN SUNDA WIWITAN. MELINTAS, 105-118.

Marpuah. (2019). TOLERANSI DAN INTERAKSI SOSIAL ANTAR PEMELUK. Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 18, 261-281.

Qodim, H. (2017). Strategi Bertahan Agama Djawa Sunda. KALAM, Volume 11, Nomor 2, Desember 2017, 11, 329-364.

Rahkman Ardi, D. H. (2021). Religious schema and tolerance towards alienated groups in Indonesia. 1-8.

Rostiyati, A. (2019). TOLERANSI KERAGAMAN PADA MASYARAKAT CIGUGUR KUNINGAN. Patanjala Vol. 11 No. 1 Maret 2019, 65-80.

Triwahyudi, A. J. (2017). DINAMIKA PERKEMBANGAN ETNIS DI INDONESIA DALAM KONTEKS PERSATUAN NEGARA. Populasi, Volume 25, Nomor 1, 64-81.

Waluyajati, R. S. (2017). AGAMA DJAWA SUNDA (ADS). Religious: Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1, 2 (Maret 2017), 103-109.

Yunita Dwi Adisaputri, I. W. (2015). Territorial Identification of Vernacular Settlement Cigugur through the Practice of Seren Taun Ritual in Kuningan, West Java. Procedia - Social and Behavioral Sciences 184 (2015), 196-205.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun