c) Usia 5-8 Tahun
Pada usia ini, orang tua dapat memperkenalkan anak pada masa pubertas. Berikan penjelasan bahwa kondisi fisik dan emosional mereka akan berubah seiring bertambahnya usia. Orang tua juga dapat mulai mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan fisik pada setiap manusia, seperti bentuk, ukuran, dan warna tubuh seseorang.
d) Usia 9-12 tahun
Pada masa ini, anak sudah mulai memasuki usia pubertas, orang tua dapat mulai menjelaskan ciri-ciri pubertas seperti mimpi basah bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan dan berikan pemahaman bahwa hal yang dialami tersebut adalah sesuatu yang normal.
DAMPAK KETIDAKTAHUAN ANAK TERHADAP EDUKASI SEKSUAL
Salah satu kemungkinan buruk jika orang tua enggan memberikan edukasi seksual kepada anak, yakni anak akan mencari tahu sendiri informasi terkait hal tersebut melalui media internet atau teman sebayanya. Jika hal tersebut dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa informasi yang akan mereka dapatkan adalah informasi yang menyimpang dan dapat menjerumuskan mereka. Tak hanya itu, dampak lain yang dapat terjadi yakni munculnya penyimpangan atau kelainan seksual pada anak, serta merebaknya kasus seks bebas di kalangan remaja.
Memberikan edukasi seksual pada anak tentunya akan membuat anak lebih mengerti tentang batasan yang harus ia lakukan kepada orang lain sehingga dapat melindungi anak dari kasus-kasus pelecehan seksual.Â
Orang tua harus paham bahwa edukasi seksual dapat memberikan banyak manfaat jika diterapkan dengan benar. Sebelumnya orang tua harus memahami terlebih dahulu pendidikan seks itu sendiri agar tidak ada kekeliruan saat memberikan edukasi kepada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H