Mohon tunggu...
Dina Kamila
Dina Kamila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Film The Raud Sebagai Diplomasi Budaya Indonesia

10 Desember 2018   15:29 Diperbarui: 10 Desember 2018   15:40 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pesan audio visual

Proses penyempaian informasi pada umumnya adalah menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan melalui berbagai media yang dipilih. Dalam teori komunikasi massa "merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusional. P

esan merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, hubungan pengirim dan penerima lebih banyak satu arah" (Denis McQuail: 33). Nilai tukar yang dimaksud adalah feedback dimana saat seetelah penyampaian informasi seorang komunikan akan memberi tanggapan tertentu.

Masyarakat saat ini lebih menyukai pesan yang disampaikan dalam bentuk audio visual karena pesan yang disampaikan hanya dalam bentuk visual atau tulisan dianggap terlalu baku dan susah dicerna. Pesan yang disampaikan dalam bentuk audio visual dapat dengan mudah ditemui di youtube karena pada dasarnya youtube adalah aplikasi yang memudahkan pengguna untuk memperoleh informasi dengan cara yang menarik. Pesan audio visual sendiri dapat berupa music video, film, video tutorial dan masih banyak lagi.

Diplomasi Budaya

Diplomasi adalah prosedur atau alat yang digunakan untuk menyelenggarakan hubungan antara negara untuk melakukan kerjasama tujuannya untuk memperkenalkan budaya nasional pada cakupan internasional. Hubungan antar negara yang diselenggarakan dalam rangka mempererat kerjasama dapat melalui beberapa bidang yaitu agersi militer, politik, kebudayaan, bahasa, ekonomi dan lain sebagainya. Namun yang sering dilakukan bangsa Indonesia adalah dengan cara soft diplomacy. 

Soft Diplomacy adalah diplomasi dalam bentuk penyelesaian secara damai dalam bidang kebudayaan, bahasa, persahabatan, ekonomi, dan lain sebagainya. Bidang kebudayaan adalah bidang yang  paling menarik karena bidang ini dilakukan dengan cara memperkenalkan kebudayaan negara sendiri. Cara memperkenalkan budaya dapat melalui berbagai media yaitu film, pertunjukan seni, atau kunjungan wisata. Dalam bidang kebudayaan ini juga ditujukan untuk mempromosikan suatu budaya lokal dan mengklaim bahwa budaya tersebut adalah budaya asli bangsa Indonesia.

Salah satu upaya diplomasi budaya Indonesia dilakukan dengan kampanye Wonderful Indonesia dalam rangka meningkatkan pariwisata Indonesia yang digalakan sejak tahun 2011 hingga 2015. Karena Indonesia memiliki 17.508 pulai dengan berbagai suku dan budaya yang harus dikenal oleh seluruh dunia. 

Sedangkan untuk mengenalkan bagaimana pola pikir masyarakatnya Indonesia mengembangkan pesan yang serirat dalam film-film yang digarap oleh sutradara terkenal seperti BW Purba dalam filmnya yang berjudul "Ziarah", produser Manoj Punjabi dalam film "Habibie dan Ainun" yang sangat terkenal di dalam negeri maupun luar negeri, dan film "The Raid" garapan Gareth Evans yang dibintangi Iko Uwais.

Film Indonesia

Selain melakukan diplomasi ke luar negeri, banyak juga pihak negara lain yang melakukan diplomasi kebudayaan ke Indonesia dalam bentuk film salah satunya adalah Korea. Dimana mereka bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk menayangkan film drama korea dengan tujuan agar warga Indonesia juga mempelakari bagai mana tipe dan pola pikir masyarakat Korea. Selain Korea ada juga negara lain seperti Turki dan India dalam film "Carita de Angel" dan film-film yang dibintangi oleh Sharukhan yang tayang di televise Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak awal tahun 2000 indonesia mulai bangkit di bidang perfilman dan melahirkan karya-karya yang go internasional salah satunya The Raid yang mengangkat akisah tentang bagaimana seorang Iko Uwais yang bertahan hidup saat melakukan penyergapan di markas teroris dan teman-temannya dibantai. 

Iko yang mengalami cidea hanya mengandalkan keahlian pencak silatnya untuk menghadapi teroris hingga akhirnya selamat. Di tengah cerita ia mengalami kendala karena ia bertemu dengan Yayan Ruhian yang ternyata memiliki keahlian pencak silat yang lebih dari Iko. Namun dengan keteguhan hati dan pola pikir yang tenang maka Iko mampu menghadapi segala rintangan dan berhasil keluar dari markas teroris tersebut.

Dengan adanya film ini di kancah perfilman dunia maka Indonesia telah menyampaikan pesan yang tersirat bahwa tidak semua orang Indonesia memiliki sifat yang sama dan buruk yang ditunjukan dengan pola pikir Iko yang tenang. Pesan lain yang disampaikan bahwa pencak silat adalah budaya asli Indonesia yang ada sejak nenek moyang dahulu, dengan mengembangkan keahlian pencak silat dengan sungguh-sungguh maka kita dapat meraih apa yang kita inginkan dengan baik.

Sumber: Peran Film Sebagai Media Sosialisasi Lingkungan, Ahmad Toni Jurnal Komunikator Vol. 7  No.1 Mei 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun