Mohon tunggu...
Dina Kamila
Dina Kamila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Pengaruh Globalisasi terhadap Fashion Muslim Indonesia

26 November 2018   10:36 Diperbarui: 26 November 2018   10:39 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jika  di Indonesia seorang perempuan menggunakan busana serba hitam, jilbab lebar yang menjuntai ke bawah dan cadar yang menyisakan hanya mata yang terlihat maka orang lain akan menganggap orang tersebut adalah ahli agama, seorang fanatis muslim bahkan teroris. 

Berbeda dengan seorang perempuan yang menggunakan rok mini dan baju seksi berjalan menyusuri tempat perbelanjaan, maka orang lain akan menanggap bahwa perempuan tersebut adalah wanita idaman atau mungkin pelacur. 

Lain pula dengan laki-laki yang menggunakan setelan jas dan membawa tas berlajan menuju kantor dengan laki-laki yang menggunakan kaos dan celana lengan pendek menenteng kamera DSLR. Pandangan masyarakat tentang apa profesi orang lain sering kali dilihat pertama kali dari apa yang mereka kenakan saat pertama kali bertemu. 

Fashion saat ini menjadi kebutuhan masyarakat untuk menjadi alat agar mereka merasa dipandang di masyarakat. Fashion juga menjadi alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan identitas pribadi. 

Karna hal ini produsen berlomba-lomba untuk menciptakan busana maupun aksesoris yang mampu mewakili kepribadian sang pemakai. Misalnya produk Nike yang ingin menyampaikan bahwa sang pemakai adalah orang yang gemar langsung bertindak dan tidak menunda-nunda.

Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia tentang produk, pemikiran dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Faktor utama yang mempengaruhi dalam bidang infrastruktur transportasi dan komunikasi adalah munculnya telegraf dan internet. 

 Integritas yang dimaksud disini adalah pembaruan yang terjadi dalam skala internasional karena globalisasi terjadi secara mendunia, tidak hanya pada satu wilayah atau satu negara saja. 

Perubahan yang sering kita dengar dankita rasakan adalah tentang pemikiran para tokoh dunia. Misalnya dalam PBB dimana negara-negara di Asia bergabung untuk memecahkan masalah bersama dan solusi yang muncul adalah hasil dari pemikiran para tokoh masing-masing negara. 

Globalisasi dalam bidang budaya sendiri dapat dengan jelas kita lihat dari akulturasi budaya yang berarti budaya dari daerah tertentu dipadukan dengan budaya daerah lain. Misalnya dalam hal fashion perempuan muslim yang sering dipadupadankan dengan style negara lain. 

Masyarakat memandang bahwa semakin modis apa yang dipakai maka semakin dipandang pula dirinya. Didukung dengan gencarnya iklan barang super mewah dari luar negeri menjadi serbuan masyarakat Indonesia yang merupakan tipe konsumerisme. 

globalisasi budaya dimana pernyataan ini dapat dikatakan sebagai suatu gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu dari suatu negara ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world culture.

Fashion

Fashion berasal dari bahasa Latin, factio, yang artinya membuat atau melakukan. Karena itu arti kata asli fashion mengacu pada kegiatan; fashion merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.

 Arti asli fashion pun mengacu pada ide tentang fetish atau obyek fetish. Kata ini mengungkapkan bahwa butir-butir fashion dan pakaian adalah komoditas yang paling di-fetishkan, yang diproduksi dan dikonsumsi di masyarakat kapitalis. 

Polhemus dan Procter (dalam Barnard, 2006) menunjukkan bahwa dalam masyarakat kontemporer Barat, istilah fashion sering digunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana.

 Dengan demikian dapat diartikan bahwa fashion adalah apa yang dilakukan masyarakat kontemporer yang berkaitan dengan busana dan dandanan dengan mengikuti tren yang paling dikomoditaskan. 

Fenomena gaya hidup masyarakat Indonesia tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan seperti mall, indsutri waktu luang, industri mode atau fashion, industri kecantikan, industri kuliner, industri nasihat, industri gosip, kawasan hunian mewah, real esatete, gencarnya iklan barang-barang supermewah, liburan wisata ke luar negeri, berdirinya sekolah-sekolah mahal, kegandrungan terhadap merek asing, makanan serba instant (fast food), telepon seluler (HP), dan tidak ketinggalan serbuan gaya hidup melalui industri iklan dan tayangan televise (Ibrahim, 2007).

 Semakin gencarnya perusahaan dalam mengembangkan perindustrian fashion ini juga meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Berkembangnya teknologi dan advertising semakin mendukung perusahaan untuk menawarkan hasil industrinya.

Budaya Indonesia

Di Indonesia mayoritas masyarakat adalah penganut agama islam yang berarti umatnya harus menggunakan pakaian sesuai syariat. Namun dengan adanya globalisasi budaya dalam hal fashion, banyak  masyarakat muslim yang mengakulturasikan busana muslim dengan busana barat. 

Dalam syariat dijelaskan bahwa seorang muslimah diwajibkan menutup aurat yang tidak menunjukan lekukan tubuh. Untuk mentaati syariat ini dapat dilakukan dengan menggunakan rok dan tudung labuh. Setelah budaya barat masuk ke Indonesia para muslimah memadukan busana syari dengan celana dan hijab yang diikatkan di leher yang menunjukan lekkan pada dada.

 selain budaya barat ada juga yang mengikuti budaya ketimuran berupa cadar yaitu penutup muka yang hanya menyisakan bagian mata yang terlihat.

 Cadar adalah busana yang banyak digunakan di negara Arab, cadar dipakai karena di Arab adalah daerah berpasir sehingga harus menutup muka agar tidak terkena muka. Budaya menggunakan cadar ini sempat menjadi kontroversi di masyarakat karena bersamaan dengan berkembangnya budaya ini muncul pula tragedy terorisme yang dilakukan oleh muslim yang menggunakan celana cingkrang dan cadar. 

Namun dengan adanya tingkat toleransi masyarakat Indonesia membuat fashion busana ini sekarang mulai dimaklumi keberadaannya.

Sumber: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Jurnal Teknologi dan Kejujuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun