Kesejahteraan keluarga tidak hanya di pandang dari satu sisi saja, yaitu sebuah kemakmuran. Tetapi sebuah keluarga yang sejahtera adalah keluarga yang mampu melahirkan ketentraman yang ada pada dalam diri keluarga dan telah membawa ke dalam keselamatan dan kemakmuran bersama. Di dalam kehidupan keluarga tidak semua urusan atau kepentingan selalu berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan, masalah selalu muncul disaat yang tidak selalu dapat kita tebak kapan hal tersebut bisa terjadi pada sebuah keluarga.
Tidak mudah untuk mendapatkan keluarga yang bisa dikatakan keluarga sejahtera. "Keluarga Sejahtera adalah kelurga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritualdan meteri yang layak,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota keluarga dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan". (BKKBN, 1994:5)
Dalam keluarga sejahtera ini adalah salah satu media untuk mewujudkan pembangunan nasional agar terciptanya ketahanan keluarga, membangun nilai-nilai budaya Indonesia yang tercermin melalui negara ini.
Dalam UU No.10/1992 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada pembangunan kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian, ketahanan keluarga dan kemandirian keluarga.
Program keluarga sejahtera ini dibuat bukan semata-mata hanya untuk mewujudkan Indonesia menjadi yang lebih baik lagi untuk ke depannya, tetapi salah satunya adalah untuk membuat taraf ekonomi keluarga Indonesia meningkat agar hak asasi manusia mereka juga terpenuhi, serta mengamalkan sila kelima dari Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Kebijakan ini juga bertujuan untuk menyamakan antara penduduk atau warga negara Indonesia yang kaya dengan yang miskin agar tidak terjadina kesenjangan sosial pada negeri yang kita cintai ini. Untuk tujuan secara khususnya pada Keluarga Sejahtera ini adalah untuk mengembangkan keluarga agar timbul rasa aman, tentram dan harapan masa depan yang lebih terjamin merupakan pembentk ketahanan keluargadalam kelurga sejahtera.
Pelaksanaan pembangunan dalam keluarga sejahtera dalam PP No. 21 Tahun 1994 pasal 2: pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga. Tujuan: Mewujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, produktif, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungannya. Keluarga sejahtera ini membawa manfaat yang baik pada diri sendiri dan pada setiap individu yang ada pada suatu keluarga besar maupun kecil. Negara yang besar adalah negara yang mengakui kedaulatan rakyatnya serta memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Maka dari itu, demi mewujudkan negara yang telah disebutkan di atas tadi, Indonesia perlu melakukan pembenahan pada negeri ini, tetapi hal itu tidak akan terjadi apabila yang ingin diubah langsung pada negaranya, sedangkan komponen penyusun sebuah negara ini rusak atau salah. Demikianlah, agar hal itu berjalan sesuai dengan apa yang telah diimpikan sejak lama oleh negara Indonesia ini, perlu adanya perubahan yang paling mendasar pada negeri ini, yaitu melalui keluarga yang sangat memberi pengaruh pada perubahan, kualitas, kemajuan, ketahanan, dan pencapaian pada suatu negara. Negara tidak akan menjadi negara yang berdaulat apabila keberadaan masyarakatnya mengalami kehancuran dan ketidakstabilan khususnya dalam ekonomi. Faktor terbesar yang selalu dihadapi oleh sebuah negara adalah masalah ekonomi negara yang selalu berubah-ubah kapan saja dan tidak bisa ditebak. Kondisi inilah yang menjadi penghambat ketika sebuah negara akan mengalami kenaikan atau mulai masuk ke dalam kondisi yang lebih baik.
Kesejahteraan keluarga tidak hanya dapat di lihat dari seberapa ekonominya, tetapi ada beberapa indikator yang membuat keluarga menjadi sejahtera. Indikator ini berdasarkan pendaftaran keluarga tahun 2000, indikator tersebut sebagai berikut:
a. Keluarga Pra Sejahtera :
Keluarga yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat sebagai keluarga sejahtera I.
b. Keluarga Sejahtera I
1. Melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing
- Makan dua kali sehari atau lebih.
- Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
- Lantai rumah bukan dari tanah.
- Jika anak sakit dibawa ke sarana atau petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera II
- Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut masing-masing.
- Minimal seminggu sekali keluarga tersebut menyediakan daging atau ikan atau telur sebagai lauk pauk.
- Memperoleh pakaian baru dalam setahun terakhir.
- Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m.
- Anggota keluarga sehat dalam keadaan tiga bulan terakhir, sehingga dapat menjalankan fungsi masing-masing.
- Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap.
- Bisa baca tulis latin bagi anggota keluarga dewasa yang berumur 10-60 tahun.
- Seluruh anak yang berumur 7-15 tahun bersekolah pada saat ini.
- Anak hidup dua atau lebih dan saat ini masih memakai alat kontrasepsi.
d. Keluarga Sejahtera III
- Keluarga mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
- Keluarga mempunyai tabungan.
- Keluarga biasanya makan bersama minimal sekali dalam sehari.
- Turut serta dalam kegiatan masyarakat.
- Keluarga mengadakan rekreasi bersama minimal sekali dalam 6 bulan.
- Keluarga dapat memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, atau majalah.
- Anggota keluarga dapat menggunakan sarana transportasi.
e. Keluarga Sejahtera III Plus
- Memberikan sumbangan secara teratur dan sukarela untuk kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi.
- Aktif sebagai pengurus yayasan atau instansi.
Itulah indikator dari keluarga sejahtera, dapat di simpulkan bahwa keluarga sejahtera adalah keluarga yang memiliki kehidupan atau gaya hidup yang teratur, memiliki kecakapan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal yang mendasar untuk mendukung itu semua agar dapat terwujud adalah ekonomi, tanpa adanya ekonomi keluarga yang cukup maka hal yang diinginkan tidak akan pernah terwujud. Tetapi apabila ekonominya mencukupi untuk itu, sedangkan indikator keluarga sejahtera tidak tercipta dengan baik, maka akan sia-sia saja. Maka dari itu perlu adanya kesetimbangan antara ekonomi dan kehidupan individu maupun keluarga dengan masyarakat serta kepada keluarga sendiri. Cara yang dilakukan pemerintah Indonesia merupakan cara yang sangat tepat untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang ada di negeri ini, dengan cara itulah Indonesia akan menjadi negara yang mampu menekan angka kemiskinan. Tetapi program ini tidak hanya sebatas program yang diberikan pada masyarakat yang kurang mampu, diperlukan adanya penyuluhan atau pengarahan kepada masyarakat mengenai program ini, agar tidak salah pandangan dan tidak salah guna untuk keperluan yang sia-sia. Dengan begitu masyarakat atau keluarga yang kurang mampu dapat lebih hemat dalam menggunakan uang dalam kehidupan sehari-hari, lebih mengerti mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda untuk sementara waktu. Dengan begitu kehidupan keluarga akan lebih terarah. Bantuan ini diberikan sesuai dengan keperluan yang memang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, misalnya anak sekolah dasar diberikan lebih sedikit dari pada anak sekolah menengah pertama karena memiliki keperluan yang berbeda. Pengaruh ini akan dirasakan masyarakat Indonesia walaupun tidak secepat yang diperkiran, tetapi dengan begitu perhatian pemerintah akan program ini wajib kita apresiasi karena pemerintah peduli dengan masyarakatnya yang kurang mampu khususnya dari segi ekonomi. Kita sebagai warga negara Indonesia yang bermartabat, sudah seharusnya kita menghargai apa yang telah pemerintah ini lakukan kepada rakyatnya. Jangan tanya apa yang sudah negara ini berikan kepada dirimu, tapi tanya apa yang sudah kamu berikan kepada negeri kita tercinta ini. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI