Mohon tunggu...
dinah alifia
dinah alifia Mohon Tunggu... Diplomat - Foreign Ambassador

Tersesat dijalan yang benar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika berpolitik ala Rasulullah

27 Oktober 2019   08:34 Diperbarui: 31 Oktober 2019   22:20 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muhammad bin Abdullah bin abdul muthalib, lahir di Mekkah, 12 rabiul awwal 571 M, tahun Gajah. Beliau hidup 14 abad silam (571-632 M), akan tetapi ajaranya berlaku hingga hari akhir nanti. Pada usia 2 bulan dalam kandungan, ia ditinggalkan oleh ayahanda tercintanya sehingga ia lahir dalam keadaan yatim. Dan pada usia 6 tahun beliau ditinggalkan oleh ibunda tercintanya. 

Hal ini menjadikan beliau hidup dengan giat untuk meringankan beban pamanya dengan mengembala kambing dan berdagang. Bandar tempat beliau berdagang jatuh cinta kepadanya karena kejujurannya sehingga mereka menikah dan dikaruniai anak.

Perjuangan politik islam di mekkah merupakan perjuangan awal kaum muslim mengeksistensikan dirinya sebagai rahmatan lil alamin. Darul arqam, sebagai markaz dakwah yang secara penuh dipimpin olehnya. Disinilah para sahabat mendapatkan ceramah darinya. 

Rasulullah memilih tempat ini karena kaum quraisy tidak akan menyangka dakwah akan dilaksanakan disini. Selanjutnya perjuangan politik islam dipupuk terhadap hinaan dan pendzaliman para kafir quraisy. 

Sehunffa ada sebagian orang yang dihijrakhan ke yastrib setelah 6 orang penduduknya mendatangi rasul dan bersyahadat, menjadi duta pertama ke madubag untuk menyebarkan dan mengajarkan islam.

Perjuangan politik dimadinah dimulai setelah baiat aqobah dimana islam telah berhasil mendirikan negara ditengah tanah gersang yang dulunya dipenuhi kekufuran. Selanjutnya pada tahun ke 14 kenabian, yaitu tahun pertama hijriyah yang bertepatan dengan tahun 622 M, rasul bersama para sahabatnya tiba di Quba dan mendirikan masjid atas dasar ketaqwaan. 

Ahri itu sangatlah bersejarah karena masyarakat yastrib menyambut kaum muhajirin dengan sangat antusias. Kaum anshar bersedia membagi tempat tinggalnya dan membaiat dirinya bahwa mereka beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Selanjutnya, kondisi di Madinah ketika hijrah tidaklah berate ada persoalan social dan politik masyarakat. Maka dari itu untuk menjaga keamanan dan pertahanan dibuatlah sebuah piagam yang dikenal dengan piagam Madinah, perjanjian paling toleran dalam sejarah, dimana perjanjian itu berisi antara lain :

  • Setiap suku harus menyelesaikan urusanya masing-masing dan menyelesaikan perselisihan nya sendiri2 sesuai dengan hukum adat nya
  • Pihak yahudi atau muslimin tidak boleh langsung memasuki fakta persetujuan, dimanapun, kapanpun, dengan pihak manapun
  • Dalam hal peperangan yang terjadi diluar Madinah, penduduk Madinah tidak boleh dipaksa untuk berperang memihak salah satu dari pihak yang berperang
  • Orang yahudi harus menyumbang biaya apabila mereka berperang bersama muslimin melawan musuh bersama
  • Setiap suku bebas memeluk agama sesuai dengan kepercaaanya masing-masing
  • Apabila ada serangan dari luar setiap pihak akan saling membantu. Apabila salah satu terlibat dalam perang pihak lain harus membantu, dan apabila salah satu pihak mengadakan perdamaian, yang lainya harus berdamai pula. Tidak boleh ada pihak yang melindungi orang-orang quraisy mekkah
  • Madinah harus dianggap suci dan tidak boleh dinodai pleh pihak-pihak yang mengikat persetujuan ini.

Mereka mengakui nabi sebagai kepala agama sekaligus kepala pemerintahan negara. Piagam Madinah itu membantu menguatkan pertahanan Madinah setidaknya secara politisis dan psikologis. 

Nabi Muhammad bukanlah seorang pemimpin yang otoriter, melainkan pemmimpin yang menghargai kehadiran etnis lain, pemimpin demokratis dibawah bimbingan ilahi. 

Beliau membangun angkatan bersenjata untuk menghadapi ancaman dari luar untuk melindungi segenap warga negaranya yang setiap kepada Madinah, karena pada saat itu ada 2 imperium besar, yakni Persia dan yunani.

Dalam masalah ekonomi, beliau mewajibkan zakat bagi muslim dan jizyah/pajak bagi non muslim. Pembendaharaan ini juga menjadi jaminan social bagi kaum dhuafa. Salah satu kriteria masyarakat yang terwujud adalah keseimbangan antara hak dan kewajiban social. 

Beliau memimpin negara dengan menanamkan 4 prinsip, yaitu : musyawarah, persamaan, keadilan, dan kebebasan. Dalam menjalankan peraturan yang ada, konstitusi berlandaskan wahyu dari allah, dan jika wahyu tidak turun beliau akan melakukan musyawarah dengan para sahabatnya. Itulah mengapa musyawarah menjadi sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dan keterlambatan informasi diantara para sahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun