Sahabat-sahabat K-Ner yang baik hatinya salam sehat dan salam hangat untuk kalian. Selamat mejalani Prapaskah untuk saudara-saudari seiman..
Hari ini adalah hari kedua bagi kita menjalani masa prapaskah. Bagaimana dengan puasa dan pantang yang anda lakukan ? Pasti masih anyem kan. Saya sendiri juga demikian. Tapi lewat tulisan sederhana ini saya mau berbagi tentang pengalamanku hari ini.
Hari ini menjadi hari yang spesial bagiku. Spesial karena terjadi perjumpaan yang menggembirakan antara saya dengan salah seorang dosen ternama di kota Medan yang sekaligus juga merangkap beberapa tugas di bagian dinas pendidikan. Adapun konteks pertemuan kami hari ini ialah membahas satu tema perkuliahan yang terkait dengan kegiatan proses belajar mengajar selama magang. Pertemuan ini berlangsung disalah satu sekolah Negeri kota Medan.
Pembahasan dan diskusi itu terjadi kurang lebih lima jam. Mulai dari pukul 08.00- 13.15 wib. Pertemuan itu sungguh menggembirakan dan memuaskan. Karena apa yang saya harapkan terjadi juga saat itu. Nah, yang paling menarik adalah tanpa sepengetahuan saya dan kawan-kawan, bapak itu menyiapkan makan siang untuk kami.
Nah,pukul 12.15 wib kami diajak ke salah satu ruangan disekolah itu untuk makan bersama. Saya sendiri senang menerima tawaran itu. Tapi setelah saya melihat, menu yang tersedia serba daging. Hmm..gimana? Masih mau makan atau tidak? Yah..saya tetap makan dengan porsi kecil. Hehehe.
Pengalaman kecil ini menghantarkanku pada sebuah refleksi yang akhirnya menyadarkan aku bahwa puasa yang sedang saya jalani bukan soal perkara makan. Awalnya saya berpikir begini "Apakah saya sudah melakukan pelanggaran dengan itu?" Pertanyaan ini terus terngiang di pikiran saya. Akhirnya karena saya merasa tidak nyaman dengan apa sudah kulakukan itu, saya pergi ke kapel untuk menenangkan diri sembari berefleksi.
Dalam refleksi itu saya tuliskan begini:
Berpuasa pada dasarnya bukan terletak pada perkara jasmaniah, soal makan atau soal duduk ditas abu,melainkan perkara komitmen untuk tidak berbuat dosa, kejahatan, kerakusan,kelaliman dan move on kepada cara hidup yang lebih baik.Â
Berpuasa bagi saya sendiri adalah soal bela rasadan belas kasihan : Memberi makan kepada mereka yang lapar,berbagi kepada mereka yang membutuhkan dan mengunjungi mereka yang sakit. Jauh lebih penting lagi adalah membuka diri terhadap sesama dalam segala hal.
Memang tindakan ini sudah sering saya lakukan. Tidak hanya pada saat prapaskah. Tapi saat ini selama masa prapaskah adalah saat yang dikhususkan untuk saya dan kalian untuk melakukan kegiatan amal ini secara rutin. Dan dalam melakukannya bukan perkara banyak atau sedikit tapi ada nilai yang lebih berharga disamping pemberian tersebut yakni ketulusan dan kejujuran. Apa yang saya lakukan saat ini mesti murni dari hati saya,dilakukan karena kesadaran penuh yang bagi saya adalah perwujudan kasih itu sendiri.Â
Tidak ada alasan yang melatarbelakangi perbuatan saya itu selain tindakan kasih. Pun unsur kesengajaan untuk mendapatkan pujian tidak terkandung didalamnya. Kalau boleh dikatakan melakukan kejujuran itu sangatlah sulit.Â