Jujur pada orang lain tentang perasaan sendiri susah. Terkadang apa yang saya ucapkan tidak seperti apa yang kurasakan. Misalnya,kalau atasan yang meminta saya untukmengerjakan sesuatu pastilah saya katakan "Iya" Padahal dalam hati saya katakan " Saya tidak mau ". Inilah contoh kecil dari ketidak jujuran. Saya pikir masih banyak contoh ketidak jujuran yang kita lakukan. Bisa dilakukan dengan sengaja atau juga sama sekali terpaksa untuk melakukannya demi menyelamatkan diri.
Ehh,saya tidak sedang membahas ketidakjujuran. Maaf,melenceng sedikit. Jadi,refleksi saya yang singkat ini menjawab pertanyaan saya pada awall tulisan ini. Bahwa saya tidak melakukan pelanggaran atas tindakan saya tersebut. Bukan mau membela diri,tapi alasannya demikian :
Orang yang dengan tulus berbagi kepada saya,baiknya saya harus menghargainya. Saya tidak punya kesempatan apalagi mengumbar privasi saya kepada orang lain. Saya tahu dan sadar penuh apa yang saya lakukan. Oleh karena itu saya membatasi porsi saya saat itu. Alasan yang lain adalah Yesus bersabda demikian " Â Yang masuk kedalam mulut tidak membuat orang itu najis,hanya yang keluar dari mulut itulah yang membuatnya menjadi najis. Sebab segala kejahatan bersal dari hati manusia."
Jadi,tujuan akhir dari berpuasa adalah dekat dengan Tuhan dan segala perintahnya. Saat ini saya dan kita semua sedang dekat dengan Tuhan sendiri,belajar serta diajari oleh-Nya tentang keselamatan. Masa inilah yang bagi kita menjadi masa bulan madu dengan Tuhan. Menjalankan puasa dengan benar dan baik selama masa ret-ret agung ini akan membuat kita semakin dekat dengannya. Mari kita isi masa ulan madu ini dengan amal kebaikan.
Salam Prapaskah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H