Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Tips Menghindari Salfok!

31 Januari 2021   14:27 Diperbarui: 31 Januari 2021   14:57 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi pagi sekitar pkl 07.30 wib saya dan teman-teman berangkat ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi. Setibanya di gereja saya mempersiapkan seluruh peralatan misa dengan buku-buku yang bersangkutan untuk perayaan tersebut. Kemudian Pkl 07.45 wib pasangan muda datang ke sakristi hendak menemui pastor. Kebetulan pada jam tersebut pastornya belum tiba di gereja.

Sepertinya mereka ingin menanyakan sesuatu tapi kelihatan segan untuk bertanya. Melihak reaksi mereka yang kurang nyaman itu,saya pun menanyakan mereka: Ada apa,ada yang bisa saya bantu ? Nanti kalau pastornya datang saya akan sampaikan. Kemudian anak muda itu menghampiri saya dan mulai menjelaskan apa sebenarnya yang mereka inginkan. 

Sebenarnya mereka hanya ingin menanyakan ," Apa boleh diberkati pernikahan mereka di gereja katolik ,karena calon mempelai laki-laki beragama budha dan si perempuan itu adalah katolik tulen . Tapi ada satu hal yang membuat saya salfok dengan anak muda tersebut. Kok rambutnya panjang sebelah !

Perhatian saya tidak lagi pada apa yang dia tanyakan tapi saya asyik melihat gaya rambut yang demikian. Dan sepertinya memang anak muda itu tahu saya memperhatikan rambunya dan dia mulai malu-malu sembari memegang rambutnya yang panjang dan pirang. Setelah itu saya mendekatinya,sembari mnepuk bahunya saya katakan seperti ini," Nanti setelah perayaan ekaristi boleh datang lagi ke sakristi supaya bertemu langsung dengan pastornya ya. Tapi sebelum itu,saya mau bertanya" Kok,model rambutnya seperti itu, apakah bapak termasuk kategori anak band ". Ketawanya meledak mendengar pertanyaan saya.

Katanya,"Nggak suster,kebetulan saja belum sempat potong rambut. Karena masih banyak urusan".Saya pun tidak mau membahas hal itu terlalu jauh,saya hanya mengatakan " Tidak apa-apa Pak,tapi nanti kalau acara pemberkatan rambutnya tolong dirapiin supaya makin cakep ". Ok suster,xie-xie,Katanya.

Nah,teman-teman kalian pernah nggak mengalami yang namanya "salfok" ? Setiap kita memiliki kekhasan masing-masing,kia adalah pribadi  yang unik,kebiasaan kita  berbeda-beda dan cara kita menanggapi sesuatu pun berbeda-beda. Saya yakin bahwa kita pernah mengalami hal itu. Entah dalam keluarga,ditempat kerja,bahkan ketika dijalan ataupun di pasar. 

Biasanya kita menjadi salfok karena beberapa hal yakni : Bisa karena rasa kagum,bisa juga karena sesuatu yang berbeda atau sesuatu yang unik. Hal ini lah yang bisa mengalihkan perhatian kita alias salfok. Seperti beberapa hari yang lalu seorang teman bercerita pengalaman perdananya naik pesawat. Dalam perbincangan singkat itu ia mengatakan lebih nyaman naik pesawat daripada bus. Alasannya apa ? Karena pramugarinya cantik-cantik dan ramah. Hehehe

Baiklah.Itu hanya contoh kecil dari sekian banyak pengalaman yang kita miliki. Ketika kita salfok apa yang perlu kita lakukan ?  Karena tak jarang juga pengalaman yang demikian menyita waktu dan perhatian kita sehingga gagal dalam melakukan sesuatu atau salah.Disini saya bagikan tipsnya supaya terhindar dari perasaan yang aneh-aneh ketika salfok :

1. Berpegang teguh pada cita-cita sejati.

Setiap kita sudah memilih apa yang menjadi pilihan hidup kita. Baik hidup berumah tangga,selibat,sebagai pimpinan,karyawan dan macam-macam. Tentu saja banyak tantangan yang kita hadapi dalam melakukan pekerjaan atau pelayanan kita. Tantangan atau godaan bisa saja dalam banyak bentuk. Tapi apapun yang menjadi tantangannya tetaplah berpegang teguh pada pilihan yang sudah ditetapkan untuk kita. Jangan menginginkan milik orang lain secara tidak hormat.

2. Kita mesti menjadi nabi bagi yang lain.

Menjadi nabi bagi yang lain maksudnya adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk sesama adalah atas kehendak Tuhan. Apa yang kulakukan untuk sesamaku hendaknya menyelamatkan,menyembuhkan dan menjadi sumber kegembiraan bagi sesama. Adalah sesuatu kesalahan besar jika kita dengan sengaja mengundang orang lain untuk berdosa entah itu dengan gerak-gerik atau cara berpakaian atau dengan cara yang lain.

3. Menjaga mata,mulut dan hati

Ketiga hal ini menjadi kunci utama untuk menghindari salfok. Dengan melihat kita bisa memikirkan kemudian merencanakan. Dengan mata kemudian kita bisa mengungkapakan.Oleh karena itu hendaknya kita tetap mampu melihat kehadiran Allah dalam diri sesama,juga setiap perketaan kita mewartakan kebenaran Allah,dan akhirnya kita mampu menjaga keutuhan hati kita. Hati menjadi bait yang suci tempat Allah berdiam.

Semoga dengan mengingat ketiga tips ini kita terhindar dari salfok. Dan hendaknya kita tetap menjadi pribadi-pribadi yang lepas bebas dan tetap mencinta. Aku,kamu dan kita adalah saudara.Mari kita saling menyelamatkan dan saling menyembuhkan.

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun