Ya, karena hari esok adalah fakta. Namun seperti apa hari esok kita hanya bisa pegang dalam rencana, angan-angan dan motivasi. Lukisan faktual mengenai cita rasa hidup kita masih sebatas rencana dan kehendak baik. Selesai.
Mungkin kadang-kadang kita merasa lelah. Lelah bukan karena kerja fisik, tetapi hati yang lusuh karena mendapati diri kita di jalan buntu, terperangkap dalam keputusasaan, tidak tahu lagi untuk apa hidup. Atau apa sebenarnya yang kita kejar. Kita berjuang atas nama siapa.
Satu satunya hal real yang masih menjadi penyemangat untuk siap berlari kencang di hari esok adalah kedambaan dan harapaan. Tanpa kedambaan dan pengharapan, hati bakal mengerut dan mati, lantas akan kehilangan martabatnya.
Kita sepakat bahwa membuka hari baru tidak baik dikontrol oleh rasa ragu. Rasa ragu akan mematikan ide-ide cemerlang yang kita miliki. Prinsip adalah pegangan kuat bagi kita untuk menjalani hari yang baru. Prinsip yang disertai usaha tentu akan mendatangkan hasil sebagaimana kita harapkan. Saya yakin, bahwa akan ada hal-hal ajaib yang kita cetak di hari yang baru ketika kita tetap berharap.
Baiklah di penghujung hari ini, anda dan saya mengumpulkan "api pengharapan" dan mari kita terus pelihara agar berkobar kobar oleh iman kepercayaan yang dijadikan aktif dalam cinta kasih Allah. Ingatlah selalu bahwa dalam mencapai kebahagiaan pun, kerapuhan manusia menunjukkan keluhurannya, kalau kita berani mengundang Allah atas hidup kita.
Jadilah pribadi-pribadi yang berpengharapan.Semoga dihari esok kitamengalami yang  lebih baik lagi.God Bless
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H