Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Aku Harus Marah Ketika Muridku Berkata "Bangsat"?

7 Januari 2021   22:28 Diperbarui: 7 Januari 2021   22:35 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar bangsat(kutu busuk) hops.id

Suatu hari disekolah tempat saya mengajar,kebetulan jam istirahat. Seluruh anak-anak bermain ditanah lapang. Ada yang bermain kelereng,ada yang bermain petak umpet juga ada yang bermain karet dan aneka jenis permainan lainnya. Tettt...tett..tett. Bel berbunyi pertanda jam istirahat telah selesai dan anak-anak kembali masukkedalam ruangan.

"Eh...Bangsat !!!" Teriak seorang anak dari lapangan. Seorang guru menoleh kearahnya dan berkata ," Anak siapa itu.Kok nggak sopan ngomongnya,siapa gurunya ! Panggil dulu anak itu supaya tidak terbiasa". Hmmm... Sambil menghela napas saya mendekati ibu guru itu dan berkata kepadanya " Ibu,untuk saat ini saya adalah gurunya,biarkan saya yang menyelesaikannya.Dalam hati saya mulai menimbang apa yang harus kulakukan dengan anak itu. Haruskah aku marah terhadapnya ? Dengan tegas saya menjawab "Tidak"

Setelah bel berbunyi semua anak-anak masuk kedalam kelas. Saya juga menyusul masuk kedalam kelas. Saya duduk dan mempersilahkan anak-anak untuk minum. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan belajar. Oke 15 menit sebelum pulang sekolah,saya memanggil anak itu kita sebut aja nama samarannya Cleo.

Cleo datang dan menghampiri saya. Sepertinya ia tahu apa yang menjadi kesalahannya. Nampak rasa takut dari ekspresinya dan air matanya mulai berlinang. Yahh,reaksi Cleo seperti itu mengundang rasa empatiku. Emang benar dia salah,tapi saya tidak mungkin membiarkannya begitu saja. Akhirnya saya tanya," Cleo kenapa teriak seperti itu tadi,apakah ada kawan yang mengganggumu?". Seorang temannya langsung menyahut dari belakang," Tadi kan suster,waktu bell berbunyi pas giliran Cleo untuk bermain,tapi karena bel sudah berbunyi Cleo tidak jadi main,Cleo marah suster".

Cleo memandangiku dengan air matanya yang mulai menetes. Sayapun merangkul Cleo dan berkata kepadanya," Cleo,suster tidak akan menghukummu,tapi suster tidak mau mendengar Cleo mengulangi kata itu lagi". Sekarang kembali ketempat dudukmu.Saya mengerti situasi Cleo saat itu,Cleo hanya meneriakkan kata yang tidak dimengertinya dan itu merupakan ungkapan kekecewaannya atas kekalahannya pada saat bermain. Dan bunyi bel menghentikannya untuk menggunakan kesempatan yang masih tersisa. Tapi sebagai seorang guru saya harus tegas,saya tidak boleh membiarkannya begitu saja supaya tidak terulang untukkedua kalinya.

Nah,kasus yang demikian begini trik saya untuk mengatasinya.

Pertama:

Saya akan bertanya kepada anak-anak," Siapa yang tau apa itu bangsat atau pernah melihat bangsat?". Banyak anak-anak yang memberikan jawaban kepada saya misalnya : " Suster,kata mama itu kata pantang yang tidak boleh disebut. Ada juga yang mengatakan bangsat itu adalah binatang dan masih banyak lagi. Ketika anak-anak memberi jawaban Saya pantas mengapresiasi jawaban dari semua anak-anak dengan memberikan tepuk tangan.

Kedua :

Saya memperlihatkan  gambar bangsat( Kepinding) kepada anak-anak tanpa menyebut namanya. Setelah melihat gambar tersebut saya meminta pendapat anak. Apa yang kalian lihat dari gambar ini ?. " Ihh,suster itu binatang yang sering ada di sofa,di balik lemari. Itu binatang menggigit loh,bisa gatal-gatal kalau digigit". 

Oke..sekarang dengarkan suster.Jawaban kalian semua benar. Jadi,Bangsat itu adalah sejenis binatang yang sering kita sebut dengan Kutu busuk atau kepinding.Biasanya Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur,sofa dan sudut lemari atau sudut pintu. Bangsat atau kutu busuk ini mengisap darah manusia sehingga mengakibatkan gatal-gatal pada badan kita.

Jadi,ketika anak-anak melontarkan kata bangsat kepada orang lain itu artinya menyamakan orang tersebut dengan kutu busuk. Sebaliknya,bagaimana perasaan anak-anak ketika kata bangsat ditujukan kepadamu ? " Ihh,nggak maulah suster,marah,menagis". 

Nah,kalau begitu sama hal nya ketika kita melontarkan kata bangsat kepada orang lain mereka juga tidak mau,mereka juga sedih dan marah. Kita manusia dan bukan binatang. Kita sudah punya nama masing-masing,jadi jangan coba-coba mengganti nama kawanmu atau siapapun dengan nama binatang. Paham semuanya!. Anak-anak serentak menjawab " Paham suster". Baik kalau begitu mari kita mengakhiri pertemuan kita ini dengan doa penutup yang dipimpin oleh Cleo. End.

Nah,dari pengalaman diatas saya diajak untuk berkepala dingin. Menghadapi anak-anak yang masih labil tidak perlu emosi apalagi marah dan menghakiminya. Yakinlah,itu hanya menguras energi positif kita untuk hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat sedikitpun.Pengalaman itu juga membantu saya untuk memahami karakteristik anak-anak. Yah,anak-anakkan lebih identik dengan kata observasi. Ketika mereka bermain dirumah,dilingkungan sekolah atau dimana saja tentu pernah mendengarkan kata-kata sumbang yang semestinya tidak perlu untuk diungkapkan. Ketika ia mendengar kata tersebut ia merekamnya dan suatu waktu bisa saja keluar tak peduli kepada siapa kata itu diungkapkan.

Jadi langkah yang paling jitu untuk menyelesaikannya adalah panggil anak itu,bicaralah empat mata dan berikan penjelasan kepadanya tentang kata yang ia ucapkan. Berikan pengertian bukan hukuman. Prinsip saya begini, Ketika saya  mampu memberikannya pengertian tentang kata tersebut maka ia tidak akan mengulanginya selain itu pengetahuannya juga bertambah dan itu bisa ia jelaskan kepada teman-teman atau orang lain yang mengulangi kata tersebut. Sebaliknya ketika saya menghukumnya kemungkinan besar kata itu akan ditujukan kembali kepada saya. Dan yang tinggal sama anak itu hanyalah rasa kesal dan marah. Kasihan kan anak didiknya kalau seperti itu.

Jadi,ketika anak-anak anda salah dalam bertutur kata cukup berikan penjelasan atau pengertian karena itu akan membantunya untuk bertumbuh dalam hal-hal yang positif. Sebaliknya ketika kita menghukum anak sama artinya kita menciptakan luka dalam diri anak.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun