Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Sikap Berjaga-jaga

1 Desember 2020   13:34 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:37 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang biarawati,ketika ditanya tentang apa yang harus dia lakukan seandainya sisa hidupnya tinggal 2 hari lagi di bumi ini. Ia memberi jawaban singkat : " Saya akan bangun seperti biasa,berdoa,bekerja,makan dan isirahat sejenak ,lalu bekerja dan berdoa pada sore dan malam hari lalu istirahat. 

Nah,jika demikian adanya rasanya tidak ada persiapan khusus untuk mengakhiri hidupnya. Mengapa ? Karena biarawati itu sadar dan bertindak bahwa persiapan menyambut akhir zaman adalah proses selama hidup,bukan instan,bukan pula dibuat-buat,lalu dengan nyaring mulai berseru-seru : Tuhan...Tuhan..".

Biarawati itu sungguh mengerti  apa artinya berjaga-jaga dan mempersiapkan diri yakni melakukan apa yang diyakininya dan dia tahu baik dan menjalankannya setiap hari tanpa berhenti dan tanpa mengeluh.

Beda halnya dengan saya dan teman-teman di komunitas. Biasanya sebelum mengikuti ujian akhir ada yang disebut dengan "Pekan Sunyi". Pada pekan ini,komunitas saya akan terasa sepi dan hening. Karena kami lebih memilih untuk hening,menyendiri dan tak ingin bicara dengan orang lain. Dan masing-masing dari kami akan membuat kesibukan sendiri yang berbeda dari hari sebelumnya. 

Ada yang berlama-lama duduk di kapel,ada yang menguntai Rosario sambil berjalan,ada yang jaga malam hingga ayam berkokok alias lembur,bahkan ada juga yang mengantongi ikon-ikon orang kudus. Singkatnya ,setiap orang melakukan ritus masing-masing yang dianggadan di yakini bisa menyelamatkan.

Pertanyaannya,mengapa sikap berjaga-jaga penting  setiap saat ? Karena saya tak tau kapan saja dan dimana saja setiap peristiwa datang menghampiriku. Entah peristiwa suka maupun duka. Yang jelas saya tau Sikap berjaga-jaga membuatku lebih tenang dan merasa aman. 

Misalnya: Secara tiba-tiba saya diminta untuk berbicara didepan umum ,ketika saya sudah siap maka dengan hati yang senang saya akan melakukannya. Atau ketika saya diminta untuk mengerjakan sesuatu saya siap. Memang itu bukanlah hal yang mudah dan realita kehidupan sering menunjukkan ketidaksiapan terhadap banyak hal dalam hidup ini.

Dari pengalaman diatas,apa yang hendak kulakukan ? Berjaga-jaga itu adalah sesuatu yang sangat penting.Bukan saja hanya dalam menyambut sesuatu, menghadapi sesuatu,tapi keseluruhan aspek hidupku membutuhkan persiapan. Oleh karena itu sayapun harus siap secara mental supaya saya tidak gagal dan jatuh di tengah perjalanan. 

Terkadang orang jatuh bukan karena terantuk batu yang besar tetapi justru terpeleset kerikil-kerikil kecil. Kejatuhan orang terkadang bukan karena besarnya persoalan yang dialami, tetapi justru saat segala sesuatunya berjalan dengan baik, nyaman dan aman dalam segala hal, di situlah awal kelengahan. Sikap berjaga-jaga mengajak orang menjadi lebih waspada. 

Masa pandemi Covid-19 yang panjang, membuat saya lebih berusaha hidup bersih dan sehat. Sehat dan selamat untuk diri sendiri, ter|ebih bagi orang lain. 

Demikian juga hendaknya kehadiranku menjadi Karya keselamatan Allah dan Kabar Gembira bukan hanya untuk diriku sendiri, melainkan juga untuk orang lain. 

Orang tidak mudah diombang-ambingkan dengan aneka pengajaran yang tidak benar. Orang juga tidak mudah terjerumus dengan berita hoax, nyinyir atau pun memecah belah persaudaraan. 

Pada minggu Adven-I ini, saya diminta dan diajak  untuk mempertanggungjawabkan pilihan hidup, kata-kata, tindakanku terhadap orang lain. Berusaha menjadi bersih, tulus murni di hadapan Allah dan sesama selama masa penantian. 

Bagi orang percaya, hari-hari ini seharusnya adalah waktu dan kesempatan untuk mempersiapkan diri, Jangan malah bertindak sebaliknya, hidup da|am kemabukan dan pesta pora dunia. Bila saatnya tiba, kita siap untuk menyambutnya dan siap menjadi pewarta kabar gembira. 

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun