Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Come to Jesus (Mat 11:28-30)

28 November 2020   13:55 Diperbarui: 28 November 2020   14:14 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuk dari Yesus enak dan ringan, yakni hukum cinta kasih; mencintai Allah dan sesama. Yesus mengubah hukum agama dari beban aturan menjadi ungkapan cinta, dari pelaksanaan lahiriah menjadi dorongan moral. 

Yesus juga mengajak kita untuk belajar dari-Nya, sebab Ia adalah guru sejati yang lemah lembut dan rendah hati. Kelemahlembutan yang dimaksud disini bukanlah sikap yang tidak memiliki semangat, lambat dan kurang cekatan melainkan sikap yang baik dan lebih merupakan keutamaan hidup, yakni orang yang mampu mengendalikan diri dengan bijaksana. 

Salah satu buah-buah roh adalah lemah lembut. Hidup dalam roh berarti hidup bersama Kristus. Sebab bila kita hidup dalam daging, kita pun akan mati.
Sikap lemah lembut itu berlawanan dengan tinggi hati. Orang yang lemah lembut adalah orang yang rendah hati, yang mengakui dirinya ciptaan Tuhan, terbatas, perlu belajar dan perlu bantuan Tuhan. Maka seorang kristiani tidak dapat menjadi murid Yesus yang baik tanpa kerendahan hati. 

Pada awal Injilnya Matius memuat kisah kelahiran Yesus dan menyebut Yesus sebagai Imanuel, yakni Allah beserta kita. Pada akhir Injilnya, Matius menceritakan tentang kebangkitan Yesus dan memuat pesan bahwa "Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir Zaman". Maka, awal dan akhir Injil Matius ditandai dengan pernyataan bahwa Yesus akan menyertai umat-Nya.

Jika Yesus adalah Imanuel, Allah beserta kita, maka bersama Yesus kita tidak akan kesepian dan berbeban berat, sebab kita tahu bahwa dalam keadaan sulitpun Allah tetap hadir dan menyertai kita. Mari kepada-Nya kita sampaikan segala keluh kesah kita dan senantiasa belajar dari-Nya .

Persoalan sekarang adalah mungkin bukan terletak pada Yesus melainkan kepada kita. Kita sepertinya kurang mencintai Yesus sehingga kita kurang menyadari kehadiran-Nya.

Kita lebih menginginkan sesuatu yang kasad mata, yang bisa dilihat, dipegang dan mudah didapat. Kepada siapakah aku mengadu saat aku ditimpa ragam persoalan? Maukah aku menerima ajakan Yesus itu?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun