Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cemburu Menghantarkanku Menjadi "Anak yang Hilang" (Luk 15 : 11-32)

23 November 2020   10:36 Diperbarui: 23 November 2020   10:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan sekarang berada pada si sulung. What's happen for him?

Ketika si sulung pulang dari ladang, ia mendengar musik dan lagu tari-tarian di rumahnya. Setelah bertanya dan menyimak penjelasan provokatif dari pembantu yang menonjolkan pesta penyembelihan lembu, ia menjadi iri dan kesal. Kecemburuannya berakar pada sikap dirinya yang selalu taat kepada ayahnya demi mendapatkan imbalan. 

Oleh karena itu, ketika si bungsu dipestakan dan ia tidak mendapat apa-apa, ia menjadi iri dan kesal. Alhasil, rumah yang sudah sekian lama dihuninya menjadi asing. Ia merasa dirinya tidak cocok lagi dengan rumah itu dan tidak mau masuk, sehingga terputuslah relasi dirinya dengan rumah itu dan seluruh isinya. 

Sewaktu sang ayah membujuknya masuk, ia memandang dirinya sebagai pekerja upahan yang diperlakukan tidak adil dan amarahnya memuncak dengan tidak mau menerima adiknya dan menuduhnya telah memboroskan harta bersama para pelacur. Ia tidak menyebut lagi si bungsu adik, tetapi "anak ayah", sehingga penolakan terhadap adiknya itu juga berarti penolakan terhadap ayahnya. 

Sang ayah menanggapi si sulung dengan penuh belas kasihan dan mau menyadarkan si sulung sebagai anak yang berhak atas ahli waris dan bukan pekerja upahan. Seharusnya si sulung sebagai abangnya pun bersukacita sama dengan sang ayah. Apakah si sulung mengikuti ajakan sang ayah untuk menyambut adiknya dan bersukacita bersama? Perumpamaan berakhir tanpa ada kejelasan apakah si sulung ikut serta bersukacita atau tidak. 

Siapakah anak yang hilang itu? Dalam arti tertentu sebutan anak yang hilang tertuju pada si sulung. Benarkah demikian? Apa yang dilakukan sang ayah pada si bungsu tak dapat diterima oleh si sulung karena diliputi rasa cemburu yang begitu mendalam. 

Cemburu yang menyelimuti hati si sulung menghantarkan dirinya menjadi orang asing di tengah keluarganya. Relasi ayah dan anak yang selama ini terjalin berubah menjadi relasi tuan dan hamba (pekerja upahan). 

Lebih menyakitkan lagi kecemburuan si sulung ini berakhir pada penolakan adiknya yang mengartikan penolakan juga terhadap ayahnya. Si sulung yang tadinya dekat dengan keluarga, kini menjauh bahkan "menjadi hilang" dalam relasinya dengan keluarga. 

Cemburu, Perlukah? Apakah cemburu ungkapan tanda bukti cinta atau tanda tak mampu mencintai? Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan.

 Cemburu bukanlah sebuah perasaan tunggal tapi kombinasi banyak perasaan negatif yang tercampur aduk jadi satu. Kecemburuan melibatkan rasa kesal, iri, kaget, sirik, gagal, curiga, dengki, kecewa, jijik, dsb. Dan akar utama yang mengikat semua emosi itu menjadi satu adalah rasa takut, bukannya cinta.

Perlahan tapi pasti, cemburu menggerogoti kemampuan kita untuk mencintai. Cinta adalah kekuatan, cemburu adalah ketakutan. Selain itu, Cemburu itu Insecure. Kecemburuan muncul dari rasa terancam kehilangan, tanpa ada korelasi dengan seberapa besar kadar cinta yang dimiliki. Anda tidak mencintai pun tetap bisa merasa terancam jika kehilangan sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun