Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengeluh (Untuk Apa, Mengapa, dan Bagaimana Sebaiknya?)

18 November 2020   10:42 Diperbarui: 18 November 2020   10:56 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehausan yang mereka rasakan itu adalah nyata, tetapi kenyataan yang sungguh luput dari kesadaran mereka adalah kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. 

Realitasnya adalah bahwa umat Israel tidak percaya akan kuasa dan kekuatan Allah. Hal ini semata-mata bukan mau menunjukkan sebuah bukti kehadiran Allah di padang gurun ketika memenuhi kebutuhan umat Israel, melainkan digunakan sebagai tanda dari sebuah ketidakpercayaan umat Israel kepada Allah yang ditandai dengan bertengkar dan meragukan kehadiran-Nya di antara mereka. 

Hal senada terjadi dalam kehidupan saya. Sesuatu yang terjadi diluar kendali saya kerap membuat saya merasa was-was dan khawatir. Namun,meski demikian selalu ada saja cara Tuhan untuk mengangkat saya dari rasa was-was tersebut. 

Selama masa perkuliahan daring saya sering cemas apakah saya bisa mengikutinya dengan baik ? Apakah saya sanggup untuk menyelesaikan tugas-tugas ku ? Apakah ujian online dapat saya ikuti dengan baik? Pertanyaan atau kecemasan itu menghantarkan saya pada sikap pasrah kepada Tuhan. 

Saya yakin dengan segala usaha dan sikap percaya saya kepada Tuhan akan mendatangkan kebaikan dalam hidupku.Pengalaman-pengalaman kecil tapi bermanfaat dalam hidup.

Allah dalam diri Yesus senantiasa hadir dalam pergelutan kehidupan manusia. Dialah sumber mata air kehidupan. Dari-Nyalah saya memperoleh kelegaan dan kedahagaan yang tak terkira. Maukah aku percaya pada-Nya? atau sebaliknya apakah malah mencobai Tuhan dengan mengatakan, "Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?" 

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun