Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dipanggil dan Siap Diutus Menjadi Rasul (Mat 10:1-4)

16 November 2020   16:27 Diperbarui: 16 November 2020   16:50 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin sore adalah satu momen yang menarik di komunitas saya. Pimpinan regio datang dan mengadakan pertemuan singkat di komunitas kami. 

Adapun tujuan dari pertemuan itu adalah serah terima jabatan sebagai ibu komunitas. Ibu komunitas kami sebelumnya telah menyelesaikan tugas studinya dengan baik dan saatnya telah tiba untuk membagikan ilmunya melalui karya pelayanan yang dipercayakan kepadanya. 

Berhubung karena ibu komunitas kami ini akan pindah keluar kota maka Pimpinan menunjuk salah satu dari kami sebagai ibu komunitas. Tentu tanggung jawab itu akan diberikan kepada yang lebih senior.Hehehe

Sebelum serah terima dilakukan,Pemimpin meminta saya untuk membacakan teks kitab suci dari Injil Mat 10:1-4 (Yesus Memanggil kedua belas rasul). Setelah itu diajak untuk hening dan bersharing. 

Dalam keseluruhan sharing itu hampir setiap dari kami berkata seperti ini " Saya dipanggil dan saya siap untuk diutus". Apapun yang menjadi tantangannya saya siap menghadapinya.

Setelah acara itu selesai, dilanjutkan dengan perpisahan dan tadi pagi ibu komunitas kami yang lama berangkat bersama Pimpinan menuju komunitas yang baru. Dan saya tertarik untuk mengulas kembali injil yang kami renungkan kemarin. Apa hanya sebatas kata siap yang terkandung di sana? 

Mari kita lihat apa yang menjadi catatan saya dari Injil ini:

Kerap aku tidak menyadari indah dan mulianya panggilan Tuhan atas diriku. Akibatnya, aku lebih sering berjalan di atas kakiku sendiri. Tak heran, ketika sebuah masalah atau persoalan datang, aku pun hanya meredup. Tak mampu menemukan kata "ya" dalam sebuah penderitaan dan kekecewaan.

Permenungan atas panggilan dan penetapan para rasul ini, mengajakku untuk kembali berjuang dan senantiasa menyandarkan diri pada Dia yang telah memanggilku. 

Yesus memanggil dan menetapkan rasul-Nya. Mengapa Yesus membutuhkan murid-murid? Bukankah Dia Allah? Untuk apa mereka dipanggil Yesus? 

Dalam mewartakan misi Kerajaan Allah, Yesus tidak mau membangun/bekerja sendiri (Single Fighter), tetapi Dia memilih partner. Dari sinilah Yesus membentuk satu komunitas. Terlebih dahulu komunitas kecil (komunitas para rasul) dan kemudian komunitas besar (Gereja). Inilah karakter dan misi Yesus. Yesus memanggil bukan hanya sekedar murid melainkan menetapkannya sebagai rasul. Yesus memanggil para rasul untuk siap diutus. 

Menarik menelisik komunitas para rasul ini. 

Mengapa Yesus memilih dari kalangan nelayan? Yesus memberdayakan potensi yang dimiliki oleh para murid yang sudah dipanggilNya. Karena Para nelayan memiliki karakter sebagai berikut:

1. Pemberani, pantang menyerah dan pekerja keras (fisik kuat) untuk memperoleh ikan dalam menghadapi badai, menerjang segala tantangan. Tidak selamanya air tenang, terkadang badai akan datang. Berjuang di lautan luas bahkan jika badai datang adalah situasi yang harus di hadapi oleh nelayan.

2. Terampil memakai sarana yang ada (mendayung, berenang, dan membawa perahu).

3. Mereka tidak terpelajar, tidak dibesarkan melalui buku atau sastra namun memiliki pengetahuan (kognitif): kapan, dimana dan umpan yang digunakan untuk menangkap ikan. Mereka pun nanti tahu (waktu, tempat, dan umpan) untuk menangkap manusia. Manusia kok ditangkap ya..hehehe

4. Sabar dan mudah menerima apa adanya (hasil). Sabar berarti tidak gampang marah dan putus asa. Belajar untuk sabar menunggu hingga mendapatkan ikan. 

Tugas para rasul tidak cukup hanya menangkap manusia tetapi harus menggembalakannya, sebagaimana Yesus katakan bahwa Dia adalah Gembala yang baik.

Masalah di padang gurun adalah:

a. cuaca dan iklim
Suhu pada siang hari rata-rata 44o C dan pada malam hari mencapai -20 o C. tentu untuk bertahan hidup seorang gembala harus memiliki stamina yang fit, sehat dengan perubahan cuaca yang begitu drastis.

b. Rumput untuk domba2
Daerah Yudea adalah daerah perbukitan. Rumput tumbuh di daerah yang subur. Kerap terjadi angin menutupi tanah subur. Gembala mencari rumput untuk makanan domba dan kala sudah ditemukan gembala harus berhati-hati apabila angin datang.

c. Menemukan air (oase)
Oase adalah sumber mata air di padang gurun. Masalahnya adalah domba 1 klan itu bisa mencapai 500 ekor bahkan 10 -15 ribu domba. Untuk memenuhi kebutuhan domba, gembala harus mencari oase sebagai sumber air agar dapat bertahan hidup. 

Gembala akan berpindah tempat setelah 3 bulan. Masalah gembala adalah Serigala atau hewan buas dan oase. Dalam menghadapi serangan dari hewan buas, gembala mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan domba-dombanya. 

Yesus memanggil dan memilih orang-orang yang bekerja bukan pemalas. Mereka yang dipanggil senantiasa menjalankan kehendak Allah bukan kehendak mereka sendiri. Usaha yang pertama dilihat bukan semata-mata tertuju pada hasil melainkan keutamaan. Untuk itu saya diajak untuk Memiliki  karakter dan keutamaan para nelayan dan gembala.

Pilihan dan panggilan kemuridan bukan didasarkan pada status dan prestise melainkan pada keterbukaan, kesederhanaan, dan ketulusan untuk mau menjawab tawaran yang Tuhan berikan. Mereka diubah dalam proses. Semua murid dipanggil sebagai manusia yang utuh sebagaimana adanya kelemahan dan kelebihan. Yesus pun membentuk mereka menjadi para rasul yang istimewa.

Sita tidak hanya dipanggil untuk membuka hati  akan kebenaran-kebenaran Tuhan, supaya Tuhan dapat mengajar saya. Melainkan saya dipanggil untuk menjadi sesuatu, dan untuk melakukan sesuatu.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun