Tadi pagi pkl 05.00 adalah waktunya untuk meditasi terpimpin dikomunitas saya. Kebetulan kali ini saya mendapat giliran sebagai pemimpin atau pemandu meditasi. Sejak tiga hari yang lalu saya sudah menyiapkan bahan ini. Dan Perikop injil tersebut sengaja saya buat sebagai bahan permenungan kami sesuai dengan situasi kami saat ini. Terasa lelah karena harus kuliah dan mengurus orang yang sakit.
Pkl 06.00 kami melakukan sharing iman atas pengalaman meditasi. Sharing dari teman-teman sangat menarik. Intinya apapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab bila dilakukan dengan ikhlas Tuhan akan membantu dan terasa ringan. Meski dalam situasi seperti ini ( sibuk ) tapi Tuhan masih menganugerahkan kesehatan dan kekuatan. Tidak merasa terbebani ketika menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.Â
A friend in need is a friend indeed. Seorang sahabat sejati adalah orang yang bersedia mengulurkan tangan untuk memberi bantuan dengan tulus saat sahabatnya sedang membutuhkan pertolongan.Â
Aristoteles mengungkapkan bahwa tak seorang pun akan memilih tanpa sahabat sekalipun ia memiliki kekayaan-kekayaan lain. Dalam konteks ini persahabatan menjadi salah satu kebutuhan mendasar dalam hidup manusia. Hal ini didasari bahwa manusia itu adalah makhluk social (homo socius).Â
Keindahan sebuah persahabatan tidak hanya dilihat dan diukur dari rasa senang dan damai namun dihiasi dengan pertentangan dan konflik. Keindahan itu tentu mencerminkan bahwa hidup ini bervarian dan dinamis. Banyak pilihan untuk menciptakan sebuah persahabatan yang ideal seturut konsep dan pengalaman setiap orang. Namun hal yang menarik adalah mari senantiasa mempromosikan budaya merawat persahabatan, sehingga taman kehidupan kita pun akan semakin berseri dan akhirnya menebarkan keharuman ke setiap lapisan.Â
Saat ini, Yesus hadir sebagai sahabat yang menyapa dan mengajak kita untuk datang kepada-Nya dan belajar dari-Nya. Segala keletihan atas beban yang menghampiri kita akan dipulihkan-nya. Kelegaan yang disertai dengan ketenangan merupakan buah yang akan kita terima dari ajakan itu. Sebagai seorang sahabat, Yesus tidak menginginkan sahabat-Nya dilanda keputusasaan, ketidakadilan ataupun suasana derita tanpa solusi yang jelas dan pasti. Dialah sahabat sejati yang tak akan mengecewakan kitaÂ
Ajakan ini tanpa biaya paket (harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan) entah pagi, siang, sore, malam atau pun subuh dan bebas edisi (advent, natal, prapaskah, paskah dan masa biasa), juga tidak dikenakan pajak bagi mereka yang mau menerima ajakan Yesus. Seluruhnya gratis. Ajakan ini juga tidak hanya terbatas pada umur, jenis kelamin, pekerjaan, ras tertentu, suhu dan cuaca. Kepada-Nya kita bebas mengungkapkan apa saja (curhat sepuas-puasnya). Hanya persoalannya adalah maukah kita menerima ajakan Yesus itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H