Wah, menjadi guru itu ternyata asyik ! Letak asyiknya dimana coba ? Repot toh, urus ini urus itu, belom lagi anak-anak yang dihadapi kadang belagu, Katanye !
Untuk saya sendiri menjadi seorang guru itu mengasyikkan. Asyik karena saya terlatih menjadi pribadi yang benar-benar guru. Benar-benar guru maksudnya saya harus menjadi pelaksana dari apa yang saya katakan.Â
Selain itu saya harus bersikap netral terhadap mereka. Tidak ada yang istimewa atau spesial dan itu membuat saya semakin leluasa untuk berekspresi.
Selama 4 tahun lebih saya menggeluti profesi ini saya merasa bahwa banyak hal-hal baru yang saya temukan. Memang saya bukan guru besar,hehehe. Saya hanyalah seorang guru ditaman kanak-kanak yang kelihatannya sepele.Â
Menjadi guru di Taman Kanak-kanak itu sama sekali tidak ribet. Menjadi ribet kalau saya misalnya memberi perhatian yang lebih terhadap yang lain. Ada juga tapi diberi bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Oke deh itu hanya pengantar saja.
Sejak masa pandemi pembelajaran di sekolah tempat saya mengajar itu dilakukan secara daring dan luring. Bagi mereka yang bisa mengikuti kegiatan secara daring,no problem ! Tapi bagi yang luring ? Kasihan ya !Â
Saya sendiri juga ikut prihatin dengan keadaan siswa yang datang dari kampung juga bagi mereka yang datang dari keluarga pas-pas an. Jangankan bicara tentang android jaringan saja tidak sampai kekampungnya.Â
Jadi bagi mereka yang luring hampir setiap hari datang kesekolah untuk mengantar tugas dan belajar bersama dengan saya. Bukan hanya anak-anak yang datang,orang tuanya juga ikut kesekolah.Â
Orang tua anak-anak akan menunggu hingga KBM selesai kurang lebih 4 Â jam. Setelah itu baru pulang kerumah. Sementara ia ada disekolah hilanglah sudah peluang orang tuanya untuk mengerjakan sesuatu. Waktu berlalu begitu saja tanpa melakukan apa-apa.
Melihat keadaan ini saya putuskan untuk menjadi guling bagi mereka. Bukan bantal guling ya,hehehe. Tapi menjadi guru keliling. Karena bagi saya adanya keinginan mereka untuk sekolah sudah pantas untuk diapresiasi dan layak untuk di perjuangkan.
Selain itu juga saya berpikir bahwa tanggung jawab sebagai seorang guru bukan saja hanya memberi tugas. Melainkan memberi perhatian sekaligus menjadi contoh bagi mereka.