Dan sanksi yang diberikan di Indonesia masih terbilang rendah. Contohnya ketika siswa terlambat berangkat ke sekolah sanksi yang mereka dapatkan hanya berdiri menghadap tiang bendera, membersihkan toilet.Â
Sedangkan di Jepang ketika siswa terlambat berangkat sekolah mereka akan diberikan surat perjanjian untuk tidak mengulanginya lagi. Dan jika nanti diulangi lagi mereka akan mendapatkan skorsing sehingga mereka jera.
4. Pola pikir siswa
Sistem pembelajaran di Jepang diajarkan bagaimana memecahkan suatu masalah atau problem solving. Sehingga hal ini melatih mereka bagaimana cara berpikir kritis ketika mendapatkan suatu permasalahan. Selain banyak wawasan yang mereka dapat ,mereka juga terlatih dalam bagaimana cara menghadapi suatu masalah.Â
Sedangkan, sistem pendidikan di Indonesia cenderung mengahafalkan suatu mata pelajaran. Ternyatahal ini sulit untuk membuat mereka lebih berkembang dikarenakan mereka terpaku pada hafalan dibandingkan dengan berpikir kritis terhadap suatu hal.
5. Perlengkapan Sekolah
Siswa di Jepang menggunakan tas yang seragam yang diberikan oleh pihak sekolah. Selain itu, saat mereka memasuki kelas mereka menggunakan sepatu yang disediakan sekolah bertujuan agar kotoran tidak masuk ke dalam kelas.Â
Selain itu, meminimalisir memakai barang-barang mewah di sekolah. Sedangkan di Indonesia, banyak anak-anak yang menggunakan barang-barang mewah sehingga terkesan memperlihatkan kesenjangan yang begitu mencolok antara anak-anak yang kaya dan yang kurang.
6. Kebersihan Sekolah
Di Jepang sekolah tidak memperkerjakan petugas kebersihan atau sering kita sebut sebagai office boy. Hal ini bertujuan agar mereka peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar mereka dan menanamkan rasa gotong royong.Â
Di Jepang, ketika pulang sekolah mereka membersihkan lingkungan sekolah mereka mulai dari kelas, lorong, toilet, halaman dan lain-lain. Kegiatan ini biasa disebut dengan O-Soji. Sebenarnya tidak beda jauh dengan Indonesia yang menerapkan piket kelas yang sudah ditentukan sesuai jadwal.