Mohon tunggu...
Dina Febriana Utami
Dina Febriana Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hai, saya merupakan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 di Universitas Ahmad Dahlan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Sinoman, Dilestarikan atau Hilang Tertelan Zaman

22 Juli 2021   08:37 Diperbarui: 22 Juli 2021   08:52 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu bentuk kearifan lokal dalam budaya Jawa yang masih sering ditemukan adalah tradisi sinoman. Tradisi ini sangat identik dengan proses hajatan seperti pernikahan, khitanan, dan semacamnya. Sinoman merupakan sekelompok orang dalam masyarakat yang bekerja sukarela untuk membantu proses pelaksanaan hajat seseorang.

Sinoman memiliki tugas untuk melayani para tamu atau lebih mudahnya seperti pramusaji. Tugas ini biasa disebut dengan "laden". Mereka adalah orang-orang yang menghidangkan makanan dan minuman untuk tamu dalam suatu hajatan.

Dalam karang taruna desa, biasanya terdapat koor atau juga ketua sinoman yang akan memantau dan mengarahkan tugas pada masing-masing orang. Ketika ada tetangga yang punya hajatan, maka para sinoman pun harus ikut membantu. Hal semacam ini seperti sudah menjadi aturan umum di masyarakat untuk para pemuda melakukan sinoman di tempat hajatan.

Manfaat Sinoman Dilihat Dari Berbagai Segi 

1. Dari Segi Nilai Spiritual

Melaksanakan sinoman berarti bentuk syukur terhadap Yang Mahakuasa karena tuan rumah diberi rezeki lebih, sehingga mampu menggelar hajatan dan berbagi kepada tetangga. Selain itu, dengan adanya sinoman maka silaturahim dan tali persaudaraan pun akan menjadi lebih erat.

2. Dari Segi Nilai Sosial dan Gotong Royong

Sinoman merupakan bentuk dari gotong royong dan kerukunan, karena dalam praktiknya mereka akan saling membantu, sehingga dapat melancarkan proses hajatan yang digelar tuan rumah. Selain itu, di dalam sinoman tidak ada perbedaan status sosial, karena semua sama dan dipertemukan serta bekerja dalam satu acara untuk satu tujuan.

3. Dari Segi Nilai Budaya

Tradisi ini tidak hanya sekedar pelayanan masyarakat dan gotong royong biasa, melain juga upaya pelatihan generasi muda agar tetap mengerti tentang tata krama orang Jawa. Orang Jawa terkenal dengan kesopanan dan adab tindak-tanduknya, sehingga melalui sinoman ini para generasi muda akan belajar dan tetap mempertahankan nilai kesopanan yang selalu dijaga dan menjadi nilai penting bagi orang Jawa khususnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun