Mohon tunggu...
dina febriana
dina febriana Mohon Tunggu... -

go writing go writer !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepasang Sepatu untuk Ayah

4 Desember 2013   14:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harta  ???

saat ini aku belum sanggup untuk berbicara soal harta.Harta ku saat ini adalah Ayah yang sangat ku banggakan.Ayah pun juga begitu.

Saat ini aku dan ayah tinggal dirumah kontarakan dengan penuh sesak kekumuhan.Kami hanya tinggal berdua di rumah kontrakan yang terletak di bibir kota.Aku yang berumur 12 tahun harus merelakan bangku SD ku sejenak demi menghidupkan aku dan ayah.Ayah ku saat ini tidak bisa dijual kembali ke agen barang rongsokan.Awalnya aku tidak sepenuhnya ikhlas untuk melakukan itu.tapi akhirnya aku berpikir,siapa lagi yang melakukannya kalau bukan aku.Aku tidak ingin dikatakan sebagai anak durhaka yang rela membiarkan orang tua mencari nafkah dengan kondisi sakit parah.Ayah ku telah mengidap kanker usus selama 2 tahun ini.itu sebab nya aku merelakan pendidikan ku untuk mendedikasi kan diriku pada harta yang aku punya sekarang.

Suatu hari aku dan ayah pergi jalan-jalan untuk mencari makanan.Saat itu ayah mengajakku untuk makan bakso.Awalnya aku tidak mau.karna itu salah satu pantangan buat Ayah.Dengan tatapan memelas,aku mengalah dengan Ayah.saat ini aku hanya berpikir untuk menyenangkan hati ayah.Aku juga tidak tahu berapa lama lagi ayah akan bertahan melawan penyakitnya.Kami tidak memiliki biaya untuk membeli obat ayah.Selama ini ayah melawan penyakitnya dengan memakan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.Yaaah jelas sajaa.. untuk makan saja aku harus bekerja keras dari pagi sampai malam konon mau mengantar ayah kedokter,pastinya itu akan memakan biaya yang besar.Aku juga sempat mengajak ayah kedoter tapi ayah tidak mau.karena ayah tau, dokter akan meyuruh operasi pada akhirnya.

Suatu ketika kami melewati sebuah toko sepatu di daerah kota yang penat dengan hiruk pikuknya aktivitas masyarakat.Ayah berhenti sejenak didepan toko itu.Aku tetap berjalan meninggalkan ayah tanpa ku sadari.Ketika aku ingin memegang tangan ayah,ternyata ayah sudah berada pada jarak 10 meter dibelakangku.Aku pun berlari menghampiri Ayah.”Ayah..kenapa ayah berhenti?”Kata ku sambil heran.Dengan wajah yang malu ayah pun menjawab “Ohh..tidak apa-apa nak.”Kami pun melanjutkan perjalanan kami.Selama dalam perjalanan aku tidak tenang memikirkan ayah.Aku tahu,ayah pasti menginginkan itu.Dengan suara yang berat dan penuh penuh memelas ayah meminta ku untuk meminjam kan uangku padanya.Aku sungguh kaget mendengarnya.Ayah bilang ayah ingin sekali memiliki sepatu bagus.yaaahh,,tentu saja.saat ini ayah selalu keluar dengan sendal yang sudah banyak cobelan akibat sudah rapuh.

Sesampai dirumah,aku bongkar celengan ku.Ternyata tabunganku sudah Rp.250.000,00.Dan keesokan harinya ku datangi toko itu untuk membeli sepatu yang diinginkan oleh ayah.Pikirku uang yang aku miliki sekarang pastilah tidak cukup untuk membeli sepatu itu.Namun,Dewi fortuna berada denganku.Aku diberi harga sesuai dengan uang yang aku punya.

Sesampai dirumah dengan rasa gembira ku berteriak memanggil “Ayaah....Ayaahhhh” namun tak sedikit pun sautan ayah kepada ku.kulihat ayah berbaring ditempat tidur.Berulang kali ku panggil dan ku goncangkan badannya,tapi sayangnya ayah tidak bergerak juga.

Innalillahi Wa Inna I laihi Raji’un....Ayah telah tiada.Aku sedih sekali kenapa kepergian ayah sama sekali tidak memberikan pertanda kepada ku.Aku sedih tidak menghabiskan waktu terakhir ayah dengan ku.Oooh Tuhan ku(Allah Swt) aku tahu KAU mengetahui kalau aku sayang pada ayah ku.KAU juga mengetahui bahwa ayah adalah milik ku satu-satunya.Tapi KAU lebih berkuasa atas semua itu.

Selamat jalan ayahku ......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun