Minat bersepeda digandrungi mulai dari kalangan bawah, menengah atas, sampai kalangan atas. Tren bersepeda di masa adaptasi kebiasaan baru ini semakin meningkat sejak aktivitas di luar ruangan mulai dilonggarkan. Terbukti dari banyaknya masyarakat yang bersepeda di sekitar area kompleks perumahan atau ruas jalan raya di saat weekend, ataupun sebagai moda transportasi saat menuju tempat kerja. Tidak hanya jalanan saja yang diserbu oleh para pesepeda.Â
Tren sepeda ini juga merambah ke media sosial. Kita bisa melihat banyak orang berlomba-lomba untuk menunjukkan aktivitas bersepedanya di akun media sosial masing-masing. Tetapi tidak semua masyarakat hanya sekedar untuk mengikuti tren saja, ada juga masyarakat yang sudah sedari dulu bersepeda sebagai hobi atau gaya hidup sehatnya.
Penutup
Kesimpulan bahwa budaya populer dapat diartikan sebagai sesuatu yang sudah berkembang kemudian menjadi kebiasaan dan disukai oleh banyak orang. Ada beberapa macam bentuk-bentuk budaya populer seperti film, televisi, music, gaya hidup, tarian, iklan, dan produk kebudayaan lainnya. Dalam budaya populer terdapat dampak positif dan negative. Semua itu kembali kepada kita bagaimana cara kita menyikapinya.
Kemudian sarannya kita lebih bijak lagi dan memahami tentang makna budaya populer di era modernitas saat ini. Agar kita tidak terjebak dalam duni hedonistik ataupun konsumtif.
[1]"WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on COVID-19 - 11 March 2020". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 1 Juli 2021 pukul 20.00 WIB.
[2] Merdeka.com, "Tren Bersepeda di tengah Pandemi, Bukan Sekedar Hobi yang Mampu Turunkan Berat Badan" https://www.merdeka.com/jabar/tren-di-tengah-pandemi-fokus-bersepeda-sampai-bisa-turunkan-berat-badan-kln.html  . Diakses tanggal 1 Juli 2021 pukul 21.43 WIB.
[3] John Storey, CULTURAL THEORY AND POPULAR CULTURE AN INTRODUCTION. University of Sunderland, p. 5.
[4] Djokosantoso Moeljono, Budaya Organisasi dalam Tantangan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 71.
[5] Aprinus Salam, Kebudayaan Sebagai Tersangka, Hlm. 86.
DAFTAR PUSTAKA