Sanitasi merupakan hak dasar setiap individu, tantangan dalam mencapai akses sanitasi yang merata dan berkelanjutan masih menjadi permasalahan global. Karena kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang layak menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera dan tifoid. Penyakit ini dapat berakibat fatal, terutama bagi anak-anak. Selain itu, sanitasi yang buruk dapat mencemari lingkungan dan sumber daya air, hal ini berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan ekosistem.
Upaya untuk mengatasi krisis sanitasi sering terhambat berbagai faktor seperti kemiskinan, kurangnya infrastruktur dan kurangnya kesadaran. Pendekatan tradisional yang berfokuskan pada pembangunan infrastruktur dan penyediaan layanan sanitasi oleh pemerintah seringkali tidak berkelanjutan.
Kolaborasi sosial menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengatasi tantangan sanitasi. Dengan meningkatkan komunitas, organisasi non-pemerintah (NGO) dan sektor swasta, kita dapat menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Program ACE-TB Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Komunitas Terdampak Tuberkulosis
Program ACE-TB (Affected Communities Empowerment to End TB) merupakan contoh nyata kolaborasi antara Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan Perhimpunan Organisasi Pasien Tuberkulosis (POP TB) Indonesia.
Program ini bertujuan untuk:
Meningkatkan kepemimpinan dan partisipasi masyarakat serta masyarakat sipil dalam respon terhadap tuberkulosis (TBC).
Memperkuat advokasi masyarakat terdampak TBC di tingkat nasional dan subnasional.
Menghubungkan jaringan penyintas TBC tingkat regional dan global.
Transformasi Sampah dan Pemberdayaan Ekonomi Melalui Bank Sampah
Di Indonesia, bank sampah membuktikan peran pentingnya dalam mengubah pandangan masyarakat tentang sampah. Dalam inisiatif kolaboratif ini, bank sampah menerima kompensasi berdasarkan berat sampah yang berhasil didaur ulang. Hasilnya adalah:
Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan sampah.
Pengurangan dampak negatif sampah terhadap lingkungan.
Kontribusi terhadap tujuan SDG 8 untuk mempromosikan pekerjaan layak.
Transformasi Institusi Sanitasi Pedesaan di Indonesia
Dalam artikel yang berjudul “The CLTS Story in Indonesia” menggambarkan pengalaman Indonesia dalam menginstitusionalisasikan kapasitas pembangunan sanitasi pedesaan. Pengalaman ini dapat memberikan wawasan bagi negara-negara ASEAN lainnya yang berupaya mempercepat akses sanitasi pedesaan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta menjadi kunci dalam mengatasi tantangan sanitasi dan memperkuat partisipasi komunitas.
Sanitation entrepreneurs
Pengusaha sanitasi menyediakan layanan sanitasi yang terjangkau dan inovatif kepada masyarakat yang kurang terlayani. Misalnya toilet komunal, sistem pengolahan limbah cair, dan teknologi pengelolaan air.
Sanitation Advocacy
Organisasi masyarakat sipil (OMS) dan (NGO) bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sanitasi dan mendorong pemerintah untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengatasi krisis sanitasi.
Community-led total sanitation (CLTS)
Pendekatan ini melibatkan komunitas dalam mengidentifikasi masalah sanitasi dan mengembangkan solusi. CLTS telah terbukti dapat meningkatkan akses ke sanitasi di komunitas pedesaan.
Dampak Kolaborasi Sosial
Dampak kolaborasi ini dapat menghasilkan dampak positif, seperti:
Meningkatkan akses ke sanitasi yang layak, melalui kolaborasi dapat membantu menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan, seperti komunitas pedesaan dan masyarakat miskin.
Meningkatkan keberlanjutan solusi sanitasi, solusi yang dikembangkan bersama dengan komunitas lebih cenderung berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan masyarakat mereka sendiri.
Meningkatkan pemberdayaan perempuan hal ini sering memainkan peran utama dalam pengelolaan sanitasi di tingkat rumah tangga. Kolaborasi sosial membantu memberdayakan perempuan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kolaborasi sosial merupakan kunci untuk menciptakan perubahan dan mengatasi krisis sanitasi. Dengan memperkuat komunitas, mengedepankan hak asasi manusia, bekerja sama dan membangun jejaringan yang kuat, kita dapat menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan, inklusif, efektif untuk memastikan akses ke sanitasi yang layak bagi semua masyarakat. Mari bersama-sama berkontribusi dalam meningkatkan ketidaksetaraan akses sanitasi dan memperkuat komunitas.
Bersama-sama kita dapat membuat dunia yang lebih sehat dan lebih adil. Salam Kolaborasi aktif. pemikiran kreatif.
Penulis: Dina Fadiah, Mahasiswa Universitas Airlangga
Referensi:
https://jointsdgfund.org/article/transforming-waste-and-empowering-communities-indonesia
https://www.academia.edu/64705019/Scaling_Up_Rural_Sanitation_and_Hygiene_in_Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI