Pada keterampilan ini, kita dapat menjaga sopan santun tentang sikap dan perilaku kita sehari-hari. Apabila kita menjaga sopan dan santun, maka akan terbentuk hubungan yang baik. Dengan adanya pembentukan hubungan yang baik, itu dapat membantu terciptanya rasa percaya dan akan mendukung komunikasi secara efektif.
5. Keterampilan Meminta Maaf Pada Saat Merasa Bersalah
Apabila kita memiliki kesalahan, dengan menguasai keterampilan memintaan maaf secara baik dan menerapkannya maka dapat memperbaiki komunikasi supaya tetap berjalan baik setelah masalahnya selesai.
6. Cepat Tanggap dan Bertanggung Jawab
Saat berkomunikasi, kita harus cepat tanggap terhadap situasi yang ada di lingkungan sekitar dan juga cukup bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi kewajiban kita. Dengan cepat tanggap, maka akan terdapat kesesuaian antara pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan) cepat menangkapnya.
7. Perhatian dan Kepedulian
Pada keterampilan ini, kita harus memiliki rasa perhatian yang cukup dan peduli antar sesama, dengan begitu saat orang lain merasa diperdulikan dan diperhatikan maka akan merasa nyaman saat berkomunikasi. Apabila orang lain merasa nyaman, dalam berkomunikasi pun dapat terbuka dan percaya kepada kita.
8. Memiliki Empati
Kemampuan empati menjadi kunci dalam keberhasilan bersosialisasi. Seseorang dapat diterima oleh orang lain jika dapat memahami kondisi atau perasaan orang lain dan memberikan perlakuan yang semestinya sesuai dengan harapan orang lain (Limarga, 2017). Oleh karena itu, dalam berkomunikasi sangatlah dibutuhkan kemampuan berempati agar dapat memahami dan merasakan pengalaman orang lain, baik secara emosional maupun kognitif. Dengan memiliki empati, kita dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan antar individu. Dengan memahami perasaan orang lain, komunikasi akan menjadi lebih efektif. Empati juga dapat mencegah maupun menyelesaikan konflik dengan lebih baik.Â
9. Keterampilan Mendengarkan
Kemampuan mendengarkan secara aktif dapat diartikan sebagai proses pemahaman secara aktif untuk mendapatkan informasi, dan sikap dari komunikator yang tujuannya untuk memahami pembicaraan secara objektif. Tanpa menggunakan teknik pendengaran yang efektif, penerima pesan (komunikan) tidak akan mungkin menjawab dengan jelas atau menjawabnya menyimpang dari pertanyaan yang dilontarkan, atau bahkan pengirim pesan (komunikator) meminta penerima pesan (komunikan) untuk mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan. Untuk itu, kita perlu memahami bagaimana cara seseorang mendengarkan dengan efektif (Indrajaya, 2016).