Mohon tunggu...
Dina Cameliya
Dina Cameliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hai teman-teman semuanya :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menabung atau Berinvestasi? Mengungkap Daya Tarik Tabungan Emas

8 Januari 2025   11:02 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam konteks keuangan, pengambilan keputusan sangat penting karena berkaitan dengan alokasi sumber daya yang terbatas, baik untuk keperluan individu maupun organisasi. Keputusan finansial misalnya, mencakup pemilihan instrumen investasi, pengelolaan pengeluaran, hingga strategi menabung, yang semuanya harus dipertimbangkan dengan memperhitungkan risiko dan imbal hasil. Masyarakat cenderung memilih menabung sebagai langkah strategis guna mengambil keputusan untuk mengamankan dana dan mempersiapkan kebutuhan di masa depan. Fenomena umum yang menjadikan Pegadaian sebagai alternatif menarik untuk menabung dibandingkan bank karena menawarkan kemudahan akses dengan persyaratan administrasi yang lebih ringan dan proses yang cepat. Selain itu, Pegadaian memiliki biaya administrasi yang lebih rendah dan transparan, terutama pada produk seperti tabungan emas atau layanan gadai, dibandingkan bank yang sering membebankan biaya bulanan dan tambahan lainnya.

Menabung dianggap sebagai cara yang paling aman dan mudah diakses untuk mengelola pendapatan, menjaga stabilitas keuangan, serta menghadapi ketidakpastian ekonomi. Keputusan untuk menabung juga mencerminkan sikap kehati-hatian masyarakat dalam menghadapi risiko, sekaligus sebagai upaya untuk membangun fondasi finansial yang lebih kuat dan berkelanjutan. Memiliki tabungan bagi masyarakat menjadi salah satu elemen penting yang turut dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan tersebut. Keputusan masyarakat untuk memiliki tabungan didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, tingkat keamanan dana, serta potensi imbal hasil dari tabungan yang dipilih. Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro dan kebijakan keuangan yang berlaku juga dapat memengaruhi minat dan keputusan masyarakat untuk memiliki tabungan.
 
Salah satu fenomena yang semakin berkembang adalah minat masyarakat untuk memiliki tabungan dalam bentuk investasi, bukan hanya sekadar menyimpan uang. Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang risiko inflasi yang dapat mengurangi daya beli, masyarakat mulai mencari instrumen tabungan yang dapat melindungi nilai aset mereka sekaligus memberikan imbal hasil yang menguntungkan. Dalam hal ini, emas menjadi salah satu pilihan yang semakin diminati, terutama karena dianggap sebagai aset yang stabil dan relatif aman dari fluktuasi ekonomi. Masyarakat yang berminat untuk memiliki tabungan, khususnya dalam bentuk investasi seperti tabungan emas, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, termasuk keyakinan agama, manajemen keuntungan, preferensi risiko dan stabilitas harga.

Dari segi manajemen keuntungan, emas dikelola dengan lebih mudah, karena tabungan emas memungkinkan individu untuk berinvestasi secara bertahap dengan nominal kecil, sehingga lebih fleksibel bagi berbagai kalangan. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Hidayana, Eni Indriani dan Nungki Kartikasari (2023) keuntungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan tabungan emas. Keuntungan dari tabungan emas tidak hanya berasal dari peningkatan harga emas di masa mendatang, tetapi juga dari likuiditasnya yang tinggi. Tabungan emas bisa dengan mudah dicairkan atau dijual kapan pun dibutuhkan, yang memungkinkan masyarakat untuk memperoleh dana tunai dalam waktu singkat tanpa mengalami penurunan nilai signifikan. Manajemen keuntungan dalam tabungan emas juga terkait dengan rendahnya biaya penyimpanan dan pemeliharaan, terutama jika disimpan dalam bentuk digital melalui layanan. Hal ini menjadikan tabungan emas sebagai salah satu pilihan yang menguntungkan dalam strategi pengelolaan keuangan jangka panjang.

Faktor lain yang memengaruhi masyarakat dalam memiliki tabungan emas adalah risiko investasi. Risiko investasi merujuk pada penilaian individu terhadap kemungkinan terjadinya konsekuensi atau dampak tertentu yang mungkin muncul dari suatu keputusan investasi. Emas dianggap sebagai salah satu instrumen investasi dengan tingkat risiko yang relatif rendah dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Dalam mengambil keputusan investasi, seseorang cenderung menghindari risiko yang tinggi dan mempertimbangkan dengan cermat berbagai faktor sebelum memilih instrumen yang dianggap aman dan menguntungkan. Risiko menjadi elemen penting yang selalu diperhitungkan dalam setiap investasi, karena setiap investasi pasti menghadirkan potensi keuntungan (return) dan risiko yang harus ditanggung oleh investor. Prinsip umum dalam investasi menyatakan bahwa semakin tinggi risiko yang diambil, semakin besar potensi keuntungannya (high risk, high return), dan sebaliknya, semakin rendah risiko, semakin kecil pula potensi keuntungannya (low risk, low return).

Fenomena yang terjadi pada lima tahun terakhir ini terkait risiko investasi emas ialah dalam segi fluktuasi harga. Data yang direkap oleh tim research CNBC Indonesia, Susi Setiawati pada 2024 bahwa harga emas tertinggi pada 5 September 2019 sebesar Rp784.000 per gram mengalami peningkatan pada tahun berikutnya yang didorong oleh pandemi COVID-19. Peningkatan sekitar 37% itu menjadikan harga emas pada 7 Agustus 2020 sebesar Rp1.065.000 per gram. Tetapi pada tahun berikutnya tepatnya pada 6 Januari 2021, harga emas mengalami penurunan sekitar 10% yang disebabkan oleh pemulihan ekonomi global pasca pandemi menjadi Rp981.000 per gram. Pada tahun 2022, harga emas mengalami peningkatan kembali sekitar 5% menjadi Rp1.036.000 per gram. Pada akhir 2023, harga emas kembali meningkat sekitar 5% menjadi Rp1.145.000 per gram yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan inflasi. Pada 17 Juli 2024, harga emas kembali meninggi menjadi Rp1.427.000 per gram.

Dari segi stabilitas harga, tabungan emas menjadi pilihan menarik bagi masyarakat karena emas dikenal sebagai aset yang cenderung mengalami apresiasi nilai dalam jangka panjang. Hal ini membuat emas menjadi instrumen investasi yang mampu melindungi kekayaan dari dampak inflasi, di mana nilai mata uang bisa mengalami penurunan, sedangkan harga emas cenderung stabil atau bahkan meningkat. Selain itu, emas memiliki karakteristik unik sebagai komoditas yang terbatas dalam pasokan, sehingga tidak mudah mengalami penurunan nilai yang drastis. Keterbatasan pasokan emas di pasar global menjadikan harganya relatif terjaga, meskipun ada fluktuasi jangka pendek akibat faktor permintaan dan penawaran. Harga emas cenderung lebih stabil dan mengalami peningkatan secara bertahap dalam jangka panjang. Tabungan emas menjadi pilihan yang relatif aman dibandingkan dengan instrumen lain seperti saham atau obligasi. Emas dikenal sebagai "safe haven" atau aset yang aman, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi global, seperti krisis keuangan, inflasi, atau gejolak politik. Dengan stabilitas ini, masyarakat merasa lebih aman dalam menempatkan dana mereka dalam tabungan emas dibandingkan instrumen lain yang lebih volatil. Faktor stabilitas harga ini menjadi alasan kuat bagi masyarakat, khususnya mereka yang mencari investasi jangka panjang yang aman, untuk memilih tabungan emas sebagai instrumen utama dalam portofolio keuangan mereka.

Sumber: Purwanti, Universitas Pelita Bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun