Mohon tunggu...
Dina Cameliya
Dina Cameliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hai teman-teman semuanya :) NIM 112111278 Kelas Ma. 21. C. 15 Universitas Pelita Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Metode Just In Time Saat Ini

11 Oktober 2022   20:56 Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:00 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa sih Metode Just In Time itu?

Teman-teman semuanya, metode just in time atau yang biasa dikenal tepat waktu merupakan suatu metode pengendalian inventaris yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekankan biaya dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin. Sehingga perusahaan mampu menyerahkan produk nya baik barang ataupun jasa secara tepat waktu, yang pada akhirnya mampu mengurangi kebutuhan dan menghapus seluruh pemborosan yang terdapat dalam proses produksi.

Sejarah Metode Just In Time

Pada tahun 1940-an, Toyota Kichira sadar akan lemahnya bisnis jika hanya mengendalikan pada dana dan fasilitas yang diberikan pemerintah.

Menurut Toyota Kichira, jika perusahaan-perusahaan Jepang yang mampu mengimbangi Amerika yang saat itu sangat berjaya di dunia internasional maka perindustrian Jepang tidak akan mampu bertahan. Krisis minyak yang terjadi pada tahun 1973 dan diikuti dengan resesi telah mempengaruhi pemerintah, bisnis serta masyarakat di seluruh dunia. Pada tahun 1974, ekonomi Jepang jatuh sampai pada tingkat pertumbuhan nol sehingga banyak perusahaan rugi. Toyota Motor Company adalah satusatunya perusahaan Jepang yang tidak banyak terpengaruh dengan krisis ini, meskipun laba yang diperoleh Toyota menurun tetapi pendapatan yang diperoleh selalu besar dari tahun ke tahun dibandingkan perusahaan lain.

Kokohnya Toyota Motor dipengaruhi oleh sistem produksi yang diterapkan pada perusahaan tersebut. Pada masa itu, konsep JIT (Just In Time) yang merupakan bagian dari sistem produksi Toyota, pertama kali diperkenalkan pada dunia. Konsep ini timbul karena Taiichi Ohno, pemrakarsa konsep JIT (Just In Time), merasa bahwa proses produksi perusahaan Jepang sebelumnya dipenuhi dengan pemborosan-pemborosan.

Cara Kerja Metode Just In Time

Kira-kira gimana sih cara kerja metode just in time ini ya teman-teman? Yuk kita bahas.

Metode Just In Time ini biasanya digunakan untuk proses manufaktur ulang. Dalam hal ini, perusahaan menggunakan komponen yang sama serta menghasilkan volume yang relatif meningkat. Seperti contoh perusahaan komputer, DELL. DELL turut menerapkan sistem just in time yang hampir mirip dengan Toyota. Akan tetapi, perusahaan komputer DELL yang memproduksi komputer untuk pertama kali pada tahun 1985 ini, lebih menekankan pada segi marketingnya. 

Dalam artian, DELL akan membuat atau memproduksi komponen komputer atau produk lainnya pada saat ada orderan dari supplier saja. Namun, DELL berusaha menjemput bola, dengan harga dan kuantitas yang menguntungkan supplier sejak awal penawaran.

Jadi, meskipun perusahaan komputer DELL merupakan perusahaan yanb mendunia. Tetapi, perusahaan ini tidak selalu menyediakan barang atau suku cadang produknya di gudang. Karena, setelah memproduksi barang, perusahaan komputer DELL akan mengirimkan barangnya tepat waktu atau JIT keoada supplier. Hal ini bisa dikatakan sesuai pepatah, "ada uang, ada barang". Nah, semoga penjelasan diatas dapat dimengerti yaa teman-teman.

Perkembangan Metode Just In Time 

Bagaimanan sih perkembangan Metode Just In Time saat ini? Yuk kita bahas.

Perkembangan metode just in time dapat dilihat dari kelebihan dan kekurangan metode tersebut. Sebab, perusahaan memiliki manajemen operasionalnya masing-masing. Jadi, tidak memungkinkan semua perusahaan untuk menggunakan metode just in time. 

Adapun Kelebihan Metode Just In Time, sebagai berikut :

- Persediaan stok yang rendah, sehingga bisa menghemat tempat penyimpanan.

- Bahan-bahan produksi yang tersedia hanya saat diperlukan.

- Kemungkinan kadaluarsa atau rusak yang rendah seba persediaan stok barang yang rendah.

- Menghindari penumpukan produk yang terjadi akibat permintaan barang yang berubah.

Sedangkan kelemahan metode just in time, sebagai berikut :

- Memiliki Zero toleransi terhadap kesalahan, sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.

- Ketergantungan yang tinggi terhadap pemasok.

- Biaya transaksi akan tinggi akibat frekuensi yang tinggi pula.

- Perusahaan yang bersangkutan akan kesulitan untuk memenuhi permintaan yang mendadak.

Kesimpulan

Metode just in time ini sebetulnya sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam segi menghemat stok bahan. Akan tetapi, metode just in time pula memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan bagi setiap perusahaan yang ingin menggunakan metode ini. Namun keberhasilan Sistem Produksi Just In Time sangat tergantung pada komitmen seluruh karyawan perusahaan mulai dari lebel yang terendah hingga pada level yang tertinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun