langkah ini semakin ringan
meski ada sedikit gamang
masih ada mimpi yang tersisa
di sudut hati memercik gundah dalam raga
pelangi pudar bagai gulali
yang mengempis di ibu jari kanak-kanak
yang memaksaku tuk menelan sekeping biji kedondong
huu.. huu.. keselek donk...
ombak di laut menampar wajah wajah sepi
menggurat luka dirajam pilu
riak buih bagai melengkapi hangatnya kopisusu
aw.. aw.. aku tertusuk sembilu...
---&---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!