Saya pribadi sempat bertanya-tanya dan berpikir, bahwa memang meski komik yang berasal dari masa lampau berkondisi bekas -- tetapi soal kualitas masih terjaga dan yang pasti layak sekali untuk dibaca. Pun dengan alasan lainnya seperti kelangkaan sampai harga.
Lagi-lagi, sederet pertanyaan masih terus bergumul, kenapa komik dengan versi bekas jauh lebih menarik dan diburu ketimbang versi baru? Walaupun soal minat disini, setiap orang berbeda yang didasari dengan kondisi dan keinginan.
Yang Tua-Tua Justru Lebih Menarik dan Dicari-Car
Pertanyaan tersebut tanpa dipaksa mulai terjawab dari lalu lalang pembeli, yang terkadang tanpa ditanya sudah asyik bercerita lebih dulu.
Dari jejak cerita yang disampaikan baik melalui pesan ataupun ulasan, saya mencoba untuk tafsirkan menjadi beberapa poin, berikut diantaranya:
1. Versi tua lebih hangat saat menyuguhkan cerita, meski fisik sudah terlihat renta
Bukan masalah fisik, melainkan isi dan kesan saat membaca komik bekas atau komik tua membuat para pembacanya jadi bernostalgia. Meski beberapa komik sudah diangkat menjadi sebuah film, tetapi rupanya 'menikmati' dan 'membaca' versi asli tetap tidak teralihkan, yang pada akhirnya tetap membuat versi cetak dari si komik tersebut dicari-cari.
Beberapa pencinta sekaligus kolektor komik saat ingin membeli beberapa judul komik yang mereka cari -- tidak pernah mempedulikan masalah fisik buku komiknya yang bahkan sudah jelas terlihat banyak kekurangan, seperti ada cap, nama dan tanda tangan, coretan gambar di belakang cover, kertas yang kekuningan, hingga kadang kala bergelombang.
Bagi mereka fisik komik tua wajar saja bila sudah renta, selain bekas dipakai orang terdahulu juga perihal waktu yang lama-kelamaan akan membuat si komik menua -- yang terpenting bagi mereka adalah isinya, di mana versi tua atau bahkan benar-benar cetakan pertama akan terasa lebih hangat saat dinikmati.
2. Ada versi baru, tapi sayang nggak bisa kenang masa lalu
Kak Fatimah, salah satu pencinta komik yang sebelum membeli sempat berdiskusi perihal versi, ia mengungkap bahwa komik kesukaannya memiliki versi baru, namun sayangnya justru lebih monoton terlebih pada bagian covernya -- yang ketika baru dilihat saja tidak bisa mengembalikan memori masa lalu apalagi saat menikmati isi komiknya, dan ia lebih menyukai versi tua/lawasnya yang bisa membuat bernostalgia sehingga masih terus memburunya. Saat beberapa volume yang dicari masih ada, ia pun langsung memborongnya meski mengakui masih kurang lengkap dan memilih nitip jikalau stok tersedia lagi.
Masa lalu, memang dominan menjadi masa yang pasti dilupakan. Tetapi, tidak dengan bacaan komik, terlebih menyoal kualitas -- di mana versi lampaunya terus dicari-cari, entah untuk sekedar dinikmati, dikenang cerita dan fisiknya, hingga dikoleksi. Bahkan, ketika yang lampau berhasil didapatkan kembali, bukanlah menjadi sial melainkan semakin disayang-sayang.