"Bukunya bekas ya Kak? 20 ribu boleh lah, Kak. Toko sebelah juga sama, kondisinya bekas tetapi cuma 20 ribu," pesan salah seorang customer yang mencoba menawar buku bekas dalam kategori lawas.
Penggunaan kata 'bekas' memang kerap menjadi remehan yang dikaitkan 'hanya benda usang', hingga menjatuhkan sebuah harga.
Tetapi, buku bekas memiliki perbedaan dari sekian banyak barang bekas. Sesederhana, buku bekas yang berada di toko dengan kondisi terawat atau di alam lepas sudah terlantar. Begitu pun buku bekas yang dimiliki oleh kolektor dan pembaca tentu berbeda nasib, terpandang atau terbaca. Tentulah rumit bila 'bekas' diusut tuntas semua maknanya, dari mulai uang hingga pengetahuan.
Menyoal harga buku bekas, pesan pada paragraf pertama, bukanlah kali pertama saya bertemu dengan pembeli yang menego sekaligus membanding-bandingkan. Jika, boleh dilirik realitanya, buku yang ditawar adalah buku lawas karya M. Ali Chasan Umar (1980), di mana karya-karya beliau dikenal sangat apik khususnya dalam bidang Agama. Kemudian, buku yang ditawar tersebut juga dibanding-bandingkan, herannya dengan karya penulis, judul, dan kondisi yang berbeda.
'Bekas' dalam lingkup buku bukanlah semata-mata berasal dari barang lusuh. Seberapa lama dan bagaimana kondisi buku bekas, isinya tetaplah baru dan utuh bagi sang calon pembaca.
Model-Model Pembeli: Lebih Dulu Menjadi Dilema Penentuan Harga Buku Bekas
Meski begitu, harga yang akan dipasang pada badan buku bekas kerap menjadi dilema tersendiri bagi para penjual dan pelapak. Sebab, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan kian menantang, seperti:
1. Harga pasar yang tetap dan harus diselaraskan
Bukan hanya kondisi baru, buku bekas juga punya harga pasar tersendiri. Utamanya, diselaraskan dari sisi judul. Di marketplace, jika mengetik 1 judul buku yang sedang kita cari, dominan harganya akan selaras, dan kurang ataupun lebihnya hanya berbeda tipis saja.
Antara penjual satu dengan penjual yang lain, kebanyakan saling melirik harga untuk menyelaraskan dan imbang dalam bersaing.
2. Pembeli yang banyak mau