Ketika mendengar kata "murah" dalam dunia perbukuan, tidak sedikit orang yang langsung tertuju pada buku bajakan. Agaknya kata tersebut sudah melekat sekali sebagai ciri-ciri yang harus dihindari saat hendak membeli buku.
Memang, buku bajakan sangat populer dengan harganya yang murah. Selain, dilirik dari sisi harga yang jauh dibawah rata-rata harga pasar (original), juga kerap dicurigai dari sisi metode pemasaran, misal saat promo bundling, dengan harga 50 ribu sudah dapat 3.
Tetapi, apakah yang 'murah' itu sudah pasti buku bajakan?
Tentu saja tidak, alias belum pasti. Sebab, terdapat beberapa ciri dan kategori sebagai faktor yang harus dikenali sebelum menyatakan bahwa buku tersebut bajakan. Beberapa diantaranya seperti:
1. Buku Best Seller (yang Dijual Dengan Harga Murah)
Mewarta dari Kompas.id, Arys Hilman selaku Ketua Umum IKAPI mengungkapkan, bahwa buku 'Best Seller' paling rentan dan sering sekali dibajak. Aktivitas pembajakan terhadap buku-buku best seller sudah sangat meresahkan dan merugikan dunia buku.
Ciri-ciri bajakan pada buku-buku best seller, bukan hanya dikenali secara fisik saja, melainkan bisa dilihat dengan mudah melalui ketersediaan produknya. Misal, terdapat 1 buku yang sangat populer sekali pada tahun tertentu (contoh 2010), meski sudah lama proses produksinya tentu tidak akan dilakukan secara terus-menerus apalagi sepanjang tahun, maka ketika masih menemukan buku tersebut pada 14 tahun kemudian dalam kondisi fresh / baru dan memiliki stok berlimpah, maka patut dicurigai, plus dicek pada web penerbit resmi.
2. (Spesifik) Genre FiksiÂ
Mewarta dari Antara News, penulis ternama Dee Lestari mengungkap, bahwa buku dengan genre fiksi juga sering dibajak. Genre ini sangat diminati oleh pembaca, selain karena cerita-ceritanya ringan, juga mampu menghibur. Dee sendiri mengakui, bahwa banyaknya genre fiksi dalam versi digital, jadi membuatnya sulit saat dibedakan dengan versi originalnya.
3. (Spesifik) Buku Penunjang Kuliah (yang Dijual Dengan Harga Murah)