Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Jual Buku Cetak di Era Digital, Masih Laku atau Sudah Buntu?

26 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:25 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Cetak (Sumber Foto: Pixabay/maryignatiadi)

Ketika bertransisi, buku cetak justru semakin ramai peminatnya, karena jadi lebih mudah menjangkau pembeli yang berdomisili jauh / diluar daerah. Seperti, yang tadinya susah mencari koleksi buku tertentu, kini hanya tinggal ketik judul saja bisa langsung dapat + direkomendasikan pada toko unggulan.

Fakta Data: Penjualan Buku Cetak Masih ‘Mendominasi’

Dari IKAPI, Arys selaku Ketua Umum (IKAPI) mengutarakan, bahwa (pangsa pasar) masyarakat dalam membeli buku cetak masih menjadi dominan ketimbang buku digital.

Selaras, Syahruddin El-Fikri yang merupakan General Manager dari Republika Penerbit mengungkapkan, bahwa ‘tren’ penjualan buku di era digital per tahun terus mengalami peningkatan. Era digital, justru memudahkan dan menguntungkan, karena aktivitas penjualan dan pembelian bisa dilakukan secara online. Jadi, sudah tidak mengandalkan pendistribusian ke toko-toko fisik saja.

Mewarta dari Kata Data, memang kini penerbit selain tetap beradaptasi dengan buku digital, juga mengambil langkah untuk menjual berbagai bukunya (cetak) secara online. Sekitar 76 persen penerbit sudah memasarkan buku secara online.

Apakah ada kekhawatiran terkait produksi buku cetak menurun?

Mewarta dari VOA Indonesia, kekhawatiran tentu kerap dirasakan oleh penerbit, salah satunya dari (penerbit) Bentang Pustaka yang sudah menerbitkan karya-karya penulis ternama, seperti Dee Lestari, Andrea Hirata, hingga Tasaro GK. Di mana awalnya penerbit khawatir jika produksi ‘buku cetak’ di era digital ini tidak bisa dirasakan seperti dulu. 

Namun, dilain sisi, redaksi penerbit ini juga punya keyakinan bahwa beragam buku yang akan diterbitkannya ‘masih’ dan akan disambut dengan baik oleh pencinta buku dan masyarakat. Sebab, menurutnya sebagian orang masih merasa kurang cukup dan kurang lengkap jika membaca hanya melalui ponsel. Ada kalanya, mereka membutuhkan fisik buku untuk menemukan pengalaman yang tidak bisa didapat dari layar.

Kabar Pasar: Penjualan Buku Cetak Semakin Laku di Era Digital!

Sisi resmi penerbit buku cetak masih mendominasi, bagaimana dengan kabar pasar buku?

Pasar buku, yang mencakup reseller buku baru original dan buku bekas, saat ini sangat mendominasi. Sebab, tidak semua judul buku memiliki versi elektroniknya, terlebih buku-buku dengan tahun terbitan lama yang hingga kini masih digunakan sebagai referensi/kebutuhan akademik.

Sisi Penjual

Dari sisi reseller, mereka sangat membantu proses pendistribusian buku cetak yang diterbitkan langsung oleh penerbit resmi. Sedangkan, sisi buku bekas, tidak pernah mati, sebab koleksi buku yang hadir dari masa lampau hanya tersedia versi cetak dan masih dilestarikan oleh toko buku bekas yang kini menjamur di marketplace, dan ketika koleksi buku lawas sampai ke pasaran online, maka jauh lebih menjangkau para pengolektor buku yang kesulitan mendapatkan edisi tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun