Penjual buku bekas jauh lebih aware akan dunia perbukuan. Ketika mulai menjualnya, kualitas/keorisinilan buku menjadi yang utama dibandingkan penghasilan.
Sebagaimana rasa saling menghargai muncul saat bisa menginjak dunia perbukuan, di mana ada buku disitulah ada penulis dengan karya-karyanya yang luar biasa.
Maka, saat menjual buku-buku sekalipun dalam kondisi bekas, pasti ingin selalu menghargai penulis dan pihak penerbit yang sudah bekerja keras untuk menerbitkan karya yang indah hingga menjadi warisan untuk bangsa.
Setelah pembajakan, apa yang menjadi tantangan dalam bisnis buku bekas dan lawas?
Selain pembajakan, hanya sisa tantangan secara internal, seperti tantangan di kategori buku.
Per kategori buku berbeda-beda tingkat keramaian pembelinya.
Misal buku pelajaran, ramai atau lakunya pada saat periode kenaikan kelas, biasanya memasuki bulan keenam, di mana siswa ataupun orang tua mencari buku pelajaran yang direkomendasikan dari sekolah.
Ada juga di bulan kesembilan, di mana mahasiswa yang memburu buku-buku yang direkomendasikan dosen. Kemudian, contoh lainnya seperti memasuki bulan ramadhan, banyak orang yang memburu buku-buku agama hingga resep untuk membuat hidangan takjil dan berbuka.
Lalu, gimana dengan kategori buku lainnya?
Selalu ada yang memburu! Baik itu itu novel, komik, pengembangan diri, majalah dan kategori lainnya masih banyak yang memburu karena memiliki segmennya tersendiri. Seperti, customer yang sedang mencari majalah traveling, tapi juga membeli komik karena menarik atau memang mengoleksinya.
Jadi, lika-liku tantangan buku juga berasal dari kategori buku, maka terkadang kebanyakan penjual memilih untuk menjual beragam kategori bahkan hampir seluruhnya, karena selain berperiode juga sebagai langkah antisipasi jika ada kategori buku yang kurang diminati.
Semoga ulasan ini bermanfaat yaa dan bisa menambah wawasanmu dalam mengenal dunia bisnis buku bekas. Salam literasi, sehat-sehat selalu untuk kamu yang sedang membaca artikel ini.