Membaca buku yang memuat tentang psikologis guna mendorong perubahan pola pikir dan tindakan. Selain membaca, bisa disambi dengan menulis, seperti halnya buku catatan harian, yang mengekspesikan apa saja yang kita rasakan, hal apa saja yang perlu kita perbaiki, guna mengungkap semua isi hati agar lebih plong/lega sehingga membuat diri dan pikiran jadi lebih terbuka.
Hal ini, juga bisa dibarengi dengan terapi lainnya, seperti terapi perilaku dan kognitif yang pastinya membutuhkan pendampingan dari ahli profesional (terapis) supaya terapi ini bisa menjadi jauh lebih efektif.
Membaca Buku untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
Bagaimana cara kerja biblioterapi untuk meningkatkan kesehatan mental?
Melalui beragam cerita baik fiksi ataupun nonfiksi, untuk menggali permasalahan yang tengah kita hadapi. Mengapa demikian? Setelah membaca buku, ada banyak pelajaran yang bisa kita petik, dan sangat berguna untuk diri kita di masa yang akan datang, entah kedepannya akan menjadi lebih siap dalam menghadapi permasalahan yang sejauh ini sudah menjadi beban, atau untuk mengatur berbagai langkah ketika akan menghadapi permasalahan baru di masa mendatang. Singkatnya, membuat diri jadi lebih siap dalam mengatasi permasalahan terutama untuk memahami seluk diri sendiri.
Manfaat dari bibilioterapi sendiri sama seperti umumnya membaca buku, yang memberikan perspektif baru hingga bisa membuat si pembaca menjadi lebih kenal dengan kondisi sentimental dirinya. Namun, yang sangat digarisbawahi dari terapi ini adalah membuat seseorang jadi mengetahui dan lebih sadar bahwasannya mereka tidak seorang diri ketika menghadapi sebuah masalah.
Seperti data real yang diungkap melalui Very Well Mind, sebuah penelitian pada 2017 mengungkapkan bahwa biblioterapi bisa menjadi proses pemulihan dalam jangka panjang, khususnya orang dewasa yang mengalami depresi. Pada penelitian ini, pengamat mencoba meneliti sebanyak 6 orang yang menjalankan biblioterapi. Hasil setelah 3 bulan menjalaninya, para pasien mengakui bahwa depresi yang dialaminya sangat berkurang sekali.
Jika, dalam bimbingan terapis, pasien tidak akan dilepas begitu saja (alias main baca buku tanpa mengetahui isi dan informasinya), melainkan akan dirangkul untuk ikut membaca panduan dan mencari ragam informasi, sehingga nantinya pasien akan menyadari tindakan apa saja yang akan dilakukan.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Biblioterapi
Meski biblioterapi sangat bermanfaat bagi semua orang yang bahkan tidak kenal usia, namun terapi ini hanya efektif jika kita bersedia alias tidak ada paksaan sedikit pun. Melansir dari Very Well Mind, biblioterapi sangat tidak direkomendasikan kepada seseorang yang tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan fantasi dan kepada seseorang yang tidak pernah menikmati sebuah bacaan.
Kemudian, buku-buku yang akan disarankan dalam terapi ini, semuanya tergantung pada kesukaan dan kebutuhan diri kita. Misal, kita tidak suka buku-buku yang berbau fantasi, maka buku yang bisa kita pakai atau direkomendasikan oleh terapis adalah buku-buku nonfiksi contoh seperti self improvement. Jadi, genre buku dalam terapi ini bukan hal yang dipaksakan, melainkan tetap mengikuti minat atau kesukaan kita.
Biblioterapi menjadi salah satu terapi yang mampu menyediakan sebuah pengalaman sentimental melalui cerita dan karakter yang terdapat dalam buku, selain mendapatkan inspirasi, juga membantu diri kita untuk lebih kenal dengan diri sendiri dan dalam mengambil langkah yang tepat ketika menghadapi sebuah masalah.
Semoga bermanfaat dan menambah wawasanmu dalam mengenal luasnya dunia buku. Salam hangat, salam literasi, sehat-sehat selalu yaa untuk kamu yang lagi membaca artikel ini.
Penulis: Dina Amalia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H