Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Hidup pada dunia puisi dan literasi | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal "Metrophobia", Ketakutan Terhadap Puisi

5 Agustus 2024   06:56 Diperbarui: 5 Agustus 2024   13:14 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Freepik/Moshehar (Ilustrasi Metrophobia)

Poin ketiga ini, merupakan pelayanan yang biasa digunakan oleh ahli untuk memberikan bimbingan dan memfasilitasi perubahan-perubahan positif yang sudah berhasil diperlihatkan oleh pengidap fobia.

4. Pemrograman Neuro-Linguistik

Terakhir, yakni NLP yang ditujukan untuk pendekatan komunikasi, supaya pengidap fobia bisa jauh lebih baik dalam mengontrol pikirannya, emosinya, dan perilakunya.

Keempat poin di atas menjadi terapi yang dibutuhkan oleh pengidap metrophobia, di mana fokus terapi tersebut sebagian besar untuk menghilangkan semua pemikiran negatif yang dirasakan oleh pengidap.

Membantu pengidap metrophobia untuk mengenal dan menghargai kebebasan dalam berkreativitas seorang penyair ataupun penikmat puisi merupakan tujuan utama dari terapi ini.

Jika kita bukan penggemar puisi, setidaknya kita bisa belajar untuk menghargai karya-karya penyair dan tidak takut akan untaian bait indahnya.

Fobia ini mungkin jarang sekali terdengar, namun jika kamu mengalaminya, jangan pernah ragu untuk segera konsultasi kepada ahli dan menjalani beberapa rangkaian perawatan.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan dalam mengenal luasnya dunia perbukuan. Salam hangat, salam literasi, semoga sehat-sehat selalu untuk kamu yang sedang membaca artikel ini.

Penulis: Dina Amalia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun