Sering kali kita merasa seperti ada yang kurang dari penampilan fisik diri kita sendiri, bahkan mungkin sudah menjadi hal yang lumrah. Misalnya ketika sedang bercermin, tiba-tiba kita mengeluh karena melihat wajah yang tumbuh beberapa jerawat atau merasa pipi agak gemukan, dan sebagainya.
Namun, tahukah kamu bahwa ada kecemasan yang sangat berlebih terhadap penampilan fisik. Kecemasan ini disebut dengan Body Dysmorphic Disorder, atau biasa disapa dengan sebutan BDD, yakni dimana seseorang merasa kurang puas dan khawatir secara berlebih atas kekurangan pada penampilan fisiknya.
Penderita gangguan ini menganggap bahwasannya kekurangan pada penampilannya adalah hal/masalah yang besar dan diperhatikan, padahal dimata orang lain yang melihatnya hanyalah sebuah hal kecil saja, bahkan tidak terlihat sebagai kekurangan, alias tidak menjadi pusat perhatian.
Melansir dari Jurnal Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (2019), perasaan kurang puas dan kekhawatiran yang diidap oleh penderita BDD, sama dengan kecenderungan memiliki pikiran buruk atau negatif atas penampilan fisiknya sendiri yang pada akhirnya memicu terjadinya gangguan psikis.
Penyebab dan Kondisi Awal
Penyebab dari BDD sendiri menurut ahli belumlah terungkap. Namun, secara garis besar gangguan ini bisa terjadi karena tiga faktor, diantaranya yakni genetik, lingkungan, hingga kelainan.
Dari ketiga faktor tersebut, lingkungan juga menjadi penyebab yang terbilang serius, dimana penderita mendapatkan perlakuan dan penilaian yang negatif terkait citra tubuh mereka, misalnya seperti dibully fisik atau body shaming, dan bisa juga timbul karena trauma atau pengalaman yang buruk lainnya.
Tidak hanya faktor di atas saja, tercakup kondisi-kondisi lain yang menjadi pemicu timbulnya BDD, berikut diantaranya:
- Memiliki tipe kepribadian tertentu, dalam hal ini contohnya seperti perfeksionis atau pemerhati detail yang cukup berlebih.
- Memiliki trauma atau pengalaman yang kurang mengenakan, misalnya seperti pernah dibully atau diejek berulang oleh teman.
- Ekspektasi tinggi yang didukung dengan tekanan sosial, misalnya memiliki sebuah ekspektasi mengenai standar kecantikan, ditambah dengan lingkungan atau bahkan tontonan yang kerap menekankan/memusatkan kecantikan secara fisik yang terbilang jauh dari kata realistis.
- dan beberapa kondisi lainnya.
Gejala yang Sering Dirasakan
- Penderita sering bercermin bahkan secara berulang kali hingga waktu yang tergolong lama, karena memperhatikan bagian tubuh yang dinilainya sebagai kekurangan.
- Sering kali minder atau menghindar dari lingkungannya.
- Merasa-rasa, alias suka meyakinkan diri sendiri bahwa terdapat cacat atau kekurangan yang menjadikan bagian tubuh tertentu terasa buruk atau jelek ketika dilihat.
- Suka membanding-bandingkan fisik / penampilannya sendiri dengan kerabat dekat atau orang lain.
- dan gejala-gejala lainnya.
Dampak Serius
Merangkum dari beberapa sumber, berikut dampak serius dari BDD: