Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Komik Cetak yang Kokoh Bertahan di Era Digital dan Peran Komik Bekas Sebagai Alternatif Para Penggemarnya

13 Maret 2024   16:58 Diperbarui: 14 Maret 2024   19:09 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Unsplash/Miika Laaksonen

Era digital menjadi era yang paling memanjakan seluruh umat di pelosok negeri. Selain memudahkan, juga membuat wajah baru untuk berbagai ranah kehidupan, salah satunya hobi yang juga ikut bergeser menggunakan media digital.

Seperti pada ranah dunia buku, yang tadinya kita sangat menyukai sekali baca buku-buku cetak hingga bisa mengoleksinya, namun sekarang dunia buku ikut bergeser ke ranah digital yang biasa disebut dengan e-book. Bahkan dapat dikatakan hampir seluruh kategori buku, saat ini sudah tersedia versi digitalnya, mengingat buku memiliki beberapa kategori, dan salah satunya adalah komik.

Komik memiliki penggemar yang begitu banyak, selain diminati untuk dibaca juga diminati untuk dipelajari proses pembuatannya. Komik sendiri merupakan salah satu genre buku berisikan suatu cerita yang dikemas kreatif menggunakan ilustrasi/gambar menarik beserta dengan bubble teks percakapan/dialog.

Komik sudah hadir sejak tahun 1930-an. Pada saat itu, di Indonesia sendiri komik bisa dibaca melalui melalui media cetak seperti majalah hingga koran, kemudian pada tahun 1950-an komik bisa dinikmati melalui karya buku. 

Kini, derasnya perkembangan teknologi digital, membuat para kreator dan pecinta komik ikut bergeser alias mengikuti tren yang terus menggembung. 

Melansir dari Jurnal Senirupa Warna (2020) yang berjudul "Kajian Industri Komik Daring Indonesia Studi Kasus: Komik Tahilalats", para pecinta komik mulai beralih ke komik digital pada tahun 2010. Komik digital sendiri bisa diakses melalui beberapa platform, diantaranya yakni Webtoon, Komik Station, dan platform lainnya.

Ketika komik digital hadir memang sangat praktis sekali, para pembaca tidak perlu repot-repot menyimpan dan merawatnya seperti versi cetak, juga jauh lebih fleksibel karena bisa dibaca di mana saja dan kapan saja sesuai kemauan kita, hanya perlu mengaksesnya melalui handphone dan memiliki kuota yang cukup. Apalagi banyak sekali ragam komik yang dapat dinikmati secara free atau gratis.

Komik Cetak Tetap Kokoh Bertahan 

Meski demikian, di mana versi digital memiliki bekal kepraktisan dan juga kemudahan, tentu saja komik cetak tidak tergusur dan tidak punah, para penikmat versi cetak tetaplah setia. 

Bagi para penggemar setia, komik cetak mempunyai kesan tersendiri dan bernilai tinggi, seperti kualitas yang begitu terjaga dan bisa dikoleksi.

Hal serupa juga dikatakan oleh komikus populer Si Juki yakni Faza melalui CNN Indonesia, bahwa komik versi digital tidak sama sekali menyingkirkan keberadaan komik cetak yang sudah lebih dulu lahir, melainkan semakin melengkapi.

Mengulas sedikit pada tahun 2020, di mana toko buku yang saya dirikan mempunyai wajah baru, yakni karena kehadiran komik-komik lawas dari berbagai genre dan judul. 

Saya sempat ragu ketika ingin memasarkannya, saya bertanya-tanya sendiri "Apa iya komik-komik lama seperti ini laku?", "Apa iya komik seperti ini masih ada yang mau?"

Alhasil saya lanjut pasarkan secara online, hingga pertanyaan saya pun langsung terjawab, ketika baru memasarkan 2 menit langsung diserbu customer hingga berebutan dan menghubungi melalui chat untuk minta tambahan stok.

Dari situlah kemudian saya mengulik kenapa komik cetak bisa tetap kokoh dan masih banyak peminatnya. Berikut saya coba ringkas dari ulasan dan obrolan bersama customer-customer saya yang pernah membeberkan bahwa komik cetak tidak sepi peminat dan terus diburu.

Pertama, komik cetak adalah barang yang memorable, yakni punya kenangan tersendiri ketika bisa kembali membacanya dan menyimpannya. Hal serupa diaminkan oleh Kak Fatimah "Mengembalikan masa kecilkuu, pliss dicariin seri-seri lainnya." melalui ulasan/rating produk.

Kedua, komik cetak menjadi barang koleksi. Tak sedikit, para penggemar komik mencari versi cetak untuk melengkapi koleksi-koleksinya yang hilang. Hingga ada juga penggemar yang baru ingin mencoba untuk mengoleksinya.

Biasanya para penggemar yang turut mengoleksi, yakni kebanyakan memilih komik yang berseri alias cerita yang dibuat berkelanjutan sampai beberapa volume hingga tamat, seperti komik Naruto, komik Detektif Conan, komik Yu-Gi-Oh dan masih banyak komik yang lainnya. Namun, juga banyak penggemar yang turut mengoleksi komik-komik bersambung atau satuan, seperti salah satunya komik Serial Cantik.

Ketiga, komik cetak diburu karena memiliki khas warna, yakni tampilannya yang bernuansa monokrom atau hitam putih, dan biasanya hanya berwarna pada bagian covernya saja. 

Hal tersebut sangatlah sederhana, namun ternyata mampu membuat para pembaca setianya jadi bernostalgia, sehingga sangat banyak sekali yang antusias untuk memburunya.

Keempat, komik cetak terjaga kualitasnya. Masih sama seperti poin 1 dan 3, bahwa nuansa komik cetak dari mulai kertas koran, warnanya, hingga karakter didalam ceritanya memiliki nostalgia tersendiri dan itulah yang dicari-cari penggemar untuk mengobati rasa rindunya pada masa kecil.

Komik Bekas sebagai Alternatif untuk Para Pecinta Komik

Komik versi digital memanglah sangat menarik, apalagi sangat memanjakan mata dengan gambar-gambar yang disajikan, selain penuh penuh warna, proses mengaksesnya pun mudah.

Namun, penikmat komik tentunya tak hanya berfokus pada kepraktisan dan gambar-gambar yang disajikan semata. Melainkan juga dari sisi alur cerita, bagaimana penggambaran wataknya, seperti apa karakter-karakternya.

Ketika 5 tahun saya menggeluti dunia jual-beli buku bekas, yang mengherankan hingga kini adalah kebanyakan penggemar komik justru mencari versi lawasnya alias komik bekas, dibandingkan dengan versi baru dan onlinenya.

Seperti yang pernah saya temukan ketika dihubungi oleh customer, di mana beliau mencari komik Flame of Recca versi lawas, yakni yang memiliki cover berwarna sesuai karakter-karakter komiknya, sedangkan versi barunya hanya bercover hitam putih.

Saat barang sampai, beliau pun mengungkapkan dengan rasa girang dan puas karena bisa mendapatkan komik tersebut "Cover versi baru lebih monoton Kak, hanya hitam putih saja, saya lebih suka cover lama karena berasa nostalgianya, tapi susah dicari. Kalau ada seri lainnya tolong kabari saya ya Kak, saya mau beli." ujarnya melalui pesan.

Begitupun dengan customer-customer saya yang lain, ketika memburu komik-komik bekas sangat semangat sekali. Pernah kedapatan ketika saya menjual komik langka dan harganya pun cukup mahal, tapi para penggemarnya tidak keberatan dengan harga yang ditawarkan. 

Ketika dianalisis ternyata memang benar bahwasannya alur cerita dan karakterlah yang juga ikut menentukan minat. Mau komik bekas ataupun baru, selagi karakter dan ceritanya punya memori atau kesan tersendiri pasti akan diingat dan selalu dicari-cari.

Contoh beberapa karakter-karakter komik ternama seperti Naruto, One Piece, Tsubasa yang merajalela dihati para penggemar setia, salah satunya karena penokohannya yang menarik dan beberapa versinya menyimpan nostalgia tersendiri, sehingga tak sedikit yang mencari versi lawasnya hingga kini, dan sebagian besar versi lawas, biasanya hanya tersedia kondisi bekasnya, mengingat kebanyakan komik-komik lawas sudah tidak diterbitkan lagi, jika ada versi baru pun tentunya akan berbeda nuansa.

Sumber Foto: Unsplash/Markus Spiske
Sumber Foto: Unsplash/Markus Spiske

Komik bekas bukan sembarang komik bekas, karena kebanyakan komik bekas jauh lebih banyak menyimpan memori di masa lampau, baik dari segi cover, kertas, hingga warna. 

Hal tersebutlah yang juga menjadi salah satu alasan komik bekas dijadikan sebagai alternatif oleh para pecintanya, menilik versi baru yang mungkin sudah banyak perubahan seperti jauh lebih banyak menggunakan warna dan sebagainya.

Meskipun banyak komik cetak lawas/bekas yang kondisinya sudah terdapat bercak kuning, tetap saja penggemar masih mau untuk memilikinya, mengingat akan kualitas komik lawas/bekas tidak ada yang diperbaharui dari segi fisik ataupun gambar, jadi kerasa nostalgianya, dan tidak sedikit yang menjadikan komik bekas sebagai pilihan untuk koleksi pribadi ataupun untuk sekedar membacanya kembali.

Semoga ulasan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan dalam mengenal dunia buku khususnya komik ya. Salam literasi, salam sehat-sehat selalu untuk para pembaca.

Penulis: Dina Amalia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun