Inilah aku..
Merangkak merambak sorangan
Disingkirkan dari lingkungan
Inilah aku..
Yang hadir tapi terbuang
Yang ada tapi tak diinginkan
Ada untuk dijatuhkan
Ada untuk ditertawakan
Itulah aku..
Banyak cita yang harus terhenti
Ada mental yang robek dan tak kan terobati
Inilah aku..
Dilahirkan seorang ibu yang tulus memangku
Dibesarkan seorang ayah yang gagah memandu
Mereka menyatu menjamu
Tak sekejam lingkunganku..
Inilah aku..
Berwujud tangguh
Berhati rapuh
Inilah aku..
Diri yang penuh emosi
Tapi tak pandai bertaki
Lantas siapa temanku?
Pena-lah yang menjadi saksi bisuku
Puisi-lah penerjemah pikiranku
Inilah aku..
Terlalu larut dengan denyut dunia
Padahal hanya sebuah dongeng semata
Sampai-sampai lupa
Usia 23 sudah menyapa
23 tahun berdiri..
Ternyata terlalu banyak goresan dihati
Dirgahayu Aku..
Si manusia sembilu..
Itulah kisahku..
dan inilah puisi penafsiranku..
Penulis: Dina Amalia
Dari tempat dilahirkan & dibesarkan, Ibukota Jakarta, 24 September 2023.
Baca Juga: Puisi: Aku dan Buana
Baca Juga: Puisi: Diri Sendiri
Baca Juga: Puisi: Hati
Baca Juga: Puisi: Sudut Lain Ibukota
Baca Juga: Puisi: Renungan Abadi
Baca Juga: Sajak Istimewa: Kepalsuan Orang Kota
Baca Juga: Sajak Istimewa: Bocah Kecil dan Sekarung Harapan
Baca Juga: Puisi: Sang Penyair (Selamat Hari Puisi Sedunia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H