Mohon tunggu...
Dina Mutia dan Kezia Rosari
Dina Mutia dan Kezia Rosari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Disebut-Sebut Menyebabkan Artritis, Apakah "Cracking" Jari Berbahaya?

2 Desember 2023   23:15 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo, Sobat muda! Pernahkah kamu mendengar suara "krek" saat seseorang meretakkan buku jari? atau bahkan kamu orang yang sudah melakukan "cracking" jari? Secara tidak sadar, tindakan ini dapat menjadi kebiasaan yang sering kita lakukan, baik sengaja maupun tidak. Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya apakah kebiasaan "krek" jari ini aman? atau dapat menyebabkan kelainan pada fungsi jari yakni seperti artritis? Yuk, kita selidiki bersama!

Apa itu "cracking" jari?

"Cracking" atau retakan jari tangan adalah perilaku membunyikan sendi jari maupun tangan yang umum dilakukan banyak orang. Mudahnya, "menceklek" buku jari di sini ialah menarik ujung jari secara tiba-tiba, dan cukup keras. Jika Anda melakukannya "dengan benar", akan terdengar bunyi letupan. Bunyi "retakan" pada retakan sendi jari disebabkan oleh pecahnya gelembung gas dalam cairan sendi. Hal ini terjadi ketika ruang antara sendi-sendi jari meningkat, seperti saat jari ditekan atau ditarik. 

Ada beberapa alasan mengapa orang melakukannya, seperti sudah menjadi kebiasaan, cara mereka mengatasi energi gugup, atau cara untuk "melepaskan ketegangan". Namun, ada juga orang yang merasa terganggu dengan perilaku ini. 

Kebiasaan "cracking" jari selama ini dianggap tidak berbahaya, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi tangan. Sebuah studi yang melibatkan 300 pasien berusia 45 tahun ke atas menemukan bahwa orang yang sering meretakkan buku jari lebih cenderung mengalami pembengkakan pada tangan dan kekuatan genggaman yang lebih rendah. Kebiasaan ini juga dikaitkan dengan pekerjaan kasar, menggigit kuku, merokok, dan minum alkohol. Para peneliti menyimpulkan bahwa kebiasaan meretakkan buku jari dapat merusak jaringan lunak di tangan, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi pada sendi. 

Lebih dari itu, apakah "cracking" jari benar dapat menyebabkan bahaya yang serius seperti artritis?

Apa itu artritis?

Artritis adalah peradangan pada sendi, yang merupakan titik di mana dua tulang bertemu. Ada banyak jenis artritis, masing-masing dengan penyebab dan pengobatannya sendiri. Pengobatan artritis dilakukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Beberapa jenis artritis juga dapat mempengaruhi organ lain, seperti mata, jantung, atau kulit. Gejala umum yang dirasakan oleh penderita artritis meliputi nyeri, kemerahan, panas, dan pembengkakan pada sendi. 

Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Unger Donald dimana Ia membantah pernyataan bahwa "cracking" jari dapat menyebabkan artritis, yang dibuat di jurnal Arthritis & Rheumatism. Pada penelitiannya, dirinya menjadi subyek utama penelitian yang telah membunyikan buku jari tangan kirinya selama 50 tahun dan diperkirakan telah membunyikan sebanyak 36.000 kali. Ia membandingkan tangan kiri dan tangan kanannya yang tidak pernah Ia bunyikan. Hasilnya didapatkan bahwa Ia tidak merasakan efek samping apapun selama dia membunyikan jari kirinya. Jari kirinya pun tidak terkena artritis, begitupun tangan kanannya. 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas pula, melakukan "krek" jari pada jangka waktu lama, dapat membuat sendi lebih membesar dan tangan mereka lebih lemah.

Studi lainnya yang dipublikasikan pada 1990 menunjukkan bahwa dari 74 orang yang rutin meretakkan buku jari, mereka cenderung memiliki kekuatan genggaman yang lebih lemah dan lebih sering mengalami pembengkakan tangan, dibandingkan dengan 226 orang yang tidak memiliki kebiasaan tersebut. Meskipun begitu, tingkat kejadian artritis ditemukan serupa di kedua kelompok. Jadi, "cracking" jari tidak menyebabkan efek atau tidak mengganggu Anda dalam jangka waktu singkat ini, namun 35 tahun atau lebih kemudian, kekuatan tangan Anda mungkin telah menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun