Mohon tunggu...
Dina Syahirah Putri Nandang
Dina Syahirah Putri Nandang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia program studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cuci Tangan Berjaya! Petualangan Kebersihan di SD: Mengukir Kesadaran Anak-Anak

8 September 2023   10:20 Diperbarui: 8 September 2023   10:22 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Direktorat Sekolah Dasar Tata cara mencuci tangan yang baik dan benar

PURWAKARTA - Kebersihan memegang peranan sentral dalam kehidupan sehari-hari kita. Fakta ini disebabkan oleh keterkaitan erat antara kebersihan dan rutinitas harian manusia. Kebersihan berperan sebagai faktor pendukung utama dalam kelancaran aktivitas manusia sehari-hari. Ketika lingkungan bersih, aktivitas dapat berjalan dengan kenyamanan, demikian juga sebaliknya. Pentingnya menjaga kebersihan sangatlah besar karena berdampak tidak hanya pada individu, tetapi juga pada lingkungan dan berbagai bentuk kehidupan lainnya.

Prinsip-prinsip Program Hidup Bersih dan Sehat dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan berlaku juga bagi anak-anak. Sikap ini bisa diakar melalui proses pendidikan sejak usia dini, baik di rumah maupun di sekolah. Inisiatif ini mewakili upaya dari otoritas kesehatan untuk mendorong perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi yang sehat.

Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat, padahal cuci tangan bisa memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat. Anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan sekolah. Perilaku tersebut tentunya berpengaruh dan dapat memberikan kontribusi dalam terjadinya berbagai penyakit seringkalinya penyakit pada kulit. Cuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi,

Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Nangerang Purwakarta, terdapat sejumlah siswa yang belum sepenuhnya menyadari dan memahami pentingnya menjaga kebersihan. Sebagai contoh, saat bel istirahat berbunyi, beberapa siswa langsung pergi bermain tanpa mengingat untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Demikian pula, setelah berakhirnya sesi olahraga, beberapa siswa tidak menghiraukan mencuci tangan dan langsung memasuki kelas sambil membawa makanan. Pengetahuan mengenai cara mencuci tangan yang benar juga kurang dimiliki oleh sebagian siswa. Bahkan, beberapa di antara mereka mengabaikan tindakan kecil dalam menjaga kesehatan ini. Tidak jarang pada saat istirahat, beberapa siswa hanya membasuh tangan atau bahkan ada yang memilih untuk langsung makan tanpa melaksanakan langkah cuci tangan terlebih dahulu. Selain itu, terlihat bahwa beberapa siswa masih enggan untuk membuang sampah pada tempatnya yang sesuai. Tentu saja, perilaku-perilaku ini berpotensi memengaruhi proses pembelajaran bagi siswa-siswa tersebut.

Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman anak-anak akan pentingnya menjaga kebersihan diri. Selain itu, kurangnya dukungan yang memadai dari pihak sekolah juga merupakan salah satu faktor mengapa kesadaran siswa terhadap kebersihan diri belum terbentuk sepenuhnya.

Pada perilaku tersebut banyak siswa SD yang terkena infeksi Tinea pedis atau sering kita sebut kutu air. Tinea pedis (kutu air) adalah salah satu penyakit dermatomikosis yang disebabkan oleh jamur yang menyebabkan inflamasi (dermatofitosis) dan yang tidak menyebabkan inflamasi (non inflamasi). Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi, dimana merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur, higiene juga berperan untuk timbulnya penyakit ini, sehingga jamur dapat ditemukan di semua tempat. Bagian tubuh manusia yang paling rentan terkontaminasi kotoran dan bakteri adalah tangan.  Saat memegang sesuatu dan berjabat tangan, tentunya bakteri akan menempel di kulit kita. Telur, virus, bakteri dan parasit akan mengontaminasi tangan dan menempel pada orang lain yang bersalaman dengan kita.

Membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air secara mekanis dapat menghilangkan kotoran dan debu dari permukaan kulit dengan lebih efektif.  Dibandingkan dengan pembiasaan kesehatan lainnya, mencuci tangan menngunakan sabun merupakan pembiasaan kesehatan yang paling mudah dilakukan, yang dapat mengurangi resiko penyebaran berbagai penyakit terutama pada penyakit kulit. 

Siswa SD merupakan objek dalam kegiatan pembiasaan ini karena kebiasaan hidup bersih wajib dibiasakan sejak dini. Setelah melakukan survey  di UPTD SDN 02 Nangerang adalah fasilitas yang kurang untuk siswa mencuci tangan yaitu kran air yang tidak berfungsi , kualitas air yang kurang baik, tidak adanya sabun untuk mencuci tangan, kurangnya pembiasaan mencuci tangan sebelum masuk kelas, dan tidak adanya poster ajakan mencuci tangan sehingga motivasi siswa untuk mencuci tangan menggunakan sabun itu kurang tersampaikan dengan baik. Berdasarkan kondisi yang dialami serta mengingat pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun maka kelompok KKN UPI Desa Nangerang berinisiatif mengadakan sosialisasi dan praktik cuci tangan memakai sabun dengan benar di UPTD SDN 02 Nangerang untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan diri dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

Identifikasi masalah dilakukan dengan observasi lapangan, Mahasiswa KKN UPI Desa Nangerang menuju ke SD untuk melakukan observasi terkait pembiasaan mencuci tangan, ketersediaan fasilitas untuk mencuci tangan, pengetahuan tentang pentingnya mencuci tangan, dan hal-hal lain yang mendukung siswa SD untuk melaksanakan kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun. Hasil observasinya adalah belum adanya pembiasaan di sekolah untuk mencuci tangan sebelum masuk sehingga siswa tidak terbiasa mencuci tangan sebelum masuk kelas, kurangnya fasilitas pendukung seperti tidak adanya sabun untuk mencuci tangan dan tidak adanya poster cara mencuci tangan yang benar, siswa belum mengetahui akan pentingnya mencuci tangan pakai sabun serta akibat yang dapat ditimbulkan apabila tidak mencuci tangan, siswa belum mengetahui cara mencuci tangan yang benar, dan siswa tidak memiliki motivasi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat melalui cuci tangan pakai sabun.

Berdasarkan identifikasi masalah, diperlukannya sosialisasi dan praktik mencuci tangan menggunakan sabun di UPTD SDN 2 Nangerang, pemberian sabun cair untuk mencuci tangan kepada pihak sekolah. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa memiliki pengetahuan cara mencuci tangan yang benar, memahami akan pentingnya mencuci tangan, siswa akan terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat melalui pembiasaan cuci tangan menggunakan sabun, terhindar dari penyakit-penyakit lain yang ditimbulkan akibat bakteri yang ada di tangan, dengan adanya pemberian sabun cair kepada pihak sekolah akan menambah fasilitas untuk mencuci tangan sehingga siswa akan lebih mudah dalam mencuci tangan pakai sabun dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat akan semakin besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun