Mohon tunggu...
Dina nurlatipa
Dina nurlatipa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hanya seorang wanita~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keping Kenangan

30 September 2022   20:00 Diperbarui: 30 September 2022   20:37 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"itu katanya si Rani liat bayangan putih di tanaman berduri itu." jawab salah seorang siswi seraya menunjuk ke ujung lorong kelas, tepatnya ke tanaman berduri itu.

"Mana mungkin sih kan ini bulan puasa. Katanya kalo bulan puasa setannya pada diikat." ucap salah seorang siswi lagi.

"iya tuh bener,  aku juga pernah denger" tambah Reva.

Pada saat itu memang suasana sekolah agak sedikit berbeda dari biasanya, mungkin karena kami belum pernah melihat dan merasakan suasana sekolah pada malam hari. Setelah peristiwa itu kami langsung masuk ke kelas masing-masing dan memutuskan untuk tidak memberitahu guru. walaupun kami ketakutan sebenarnya, tapi kami sepakat untuk selalu sama-sama dalam artian ketika kami ingin ke kamar mandi kami harus ada teman yang menemani.

Pada malam itu kami tidak tidur. Namun anehnya pada pukul 1 dini harinya kami serentak tertidur. Dan pada pukul 2 nya kami dibangunkan karena akan ada acara renungan malam katanya. Akhirnya dengan terpaksa kami bangun dan segera bergegas mengambil wudhu kembali agar lebih segar. Lalu kami berkumpul kembali di lapangan. Acara kali ini begitu menyentuh hatiku. Renungan malam ini begitu meninggalkan bekas yang sangat mendalam. Tidak ada siswi yang tidak menitikkan air matanya. Semuanya terasa tertampar dengan semua kenyataan yang ada. Menyadarkan kami akan pentingnya menjaga, menghargai, menyayangi orang yang telah melahirkan dan membesarkan kami hingga saat ini.

Orang tua adalah orang yang Tuhan kirim untuk kita. Bagaimanapun keadaannya kita harus senantiasa bersyukur, belum tentu orang lain memiliki apa yang kita miliki. Dan juga selalu berbuat baiklah pada mereka,  sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita dari kecil.

Itulah kepingan kenangan yang masih aku ingat hingga saat ini. Terkadang jiwa ini masih ingin tinggal di masa itu, mengulang kembali cerita lama. Namun aku sadar hidup terus berjalan, waktu terus berputar dan cerita masih akan terus berlanjut hingga waktu yang Tuhan tentukan. Sebagai gantinya aku akan membuat keping kenangan itu tetap hidup walaupun aku tak hidup didalamnya dengan cara seperti ini misalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun