Mohon tunggu...
Dina Fradika
Dina Fradika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang bermimpi besar untuk berguna bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak Mengenal Kata Lelah

24 Mei 2023   22:29 Diperbarui: 24 Mei 2023   22:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembako atau Sembilan Bahan Pokok adalah Sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat yang meliputi beras, gula, sayur-mayur, buah-buahan, daging, ayam dan lain-lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sembako benar-benar dibutuhkan oleh semua masyarakat. Alasan tersebutlah yang membuatku membuka usaha toko sembako di rumahku, selain menjual sembako aku juga mencoba menjual minuman. Sebelumnya aku hanya seorang karyawan yang bekerja di sebuah restoran yang menjabat di posisi kasir, alasanku berhenti bekerja karena ingin melanjutkan usaha orang tua yaitu membuka usaha sembako yang sudah hampir 1 tahun tutup pada masa pandemi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mencari modal agar bisa membuka toko sembako, dan aku ingin bekerja dengan suasana yang baru dan lebih santai dibandingkan pekerjaan sebelumnya, santai yang aku maksud  adalah  aku bisa lebih banyak waktu di rumah karena posisiku sebagai pemilik toko sembako hanya perlu membuka toko, duduk dikasir, memanajemen pengeluaran serta pemasukan, dan sudah pasti melakukan transaksi dengan konsumen. Termodalkan dengan ruko dirumah dengan luas toko sekitar 4x8m sehingga cukup bagiku untuk mendirikan toko sembako.

Namaku Dina Fradika, aku tinggal di daerah yang cukup ramai, rumahku berada tepat di pinggir jalan raya sehingga meningkatkan peluang bagiku untuk orang berbelanja di tokoku. Dengan modal awal kurang lebih Rp. 20.000.000 aku memulai bisnis baruku, berbagai ilmu pertokoan yang aku pelajari sejak aku duduk di bangku SD perlahan-lahan aku memberanikan diri untuk melanjutkan usaha keluargaku. Langkah awalku mengurus surat izin usaha, semua surat perizinan sudah selesai dan itu artinya aku sudah siap membuka tokoku. Aku mulai belanja berbagai barang yang akan ku jual di tokoku melalui agen-agen sehingga aku bisa mendapatkan harga yang lebih murah, aku membeli rokok, gula pasir, beras, minyak goreng, telur ayam, kopi, dan berbagai kebutuhan lainnya. Untungnya di tempatku sudaha ad arak besi, etalase, dan meja kasir. Semua barang sudah tersedia, akhirnya aku mulai Menyusun barang-barang tersebut di bantu oleh saudraku juga.

Pagi itu sungguh cerah tepatnya pada hari senin, aku mulai membuka tokoku dengan mengucapkan bismillah. Aku sangat Bahagia dan berharap agar tokoku berkembang. Tak butuh waktu lama, pembeli pertamaku berjalan memasuki tokoku, hatiku sangat Bahagia. Pria tersebut membeli rokok dan mie instan, selang berapa menit ada lagi seorang Wanita paruhbaya berbelanja dan membeli beras 2 kilogram, minyak goreng, telur dan gula pasir. Hari pertamaku membuka toko, ada sekitar 9 orang konsumen yang berbelanja ke tokoku, aku sangat senang dan mengucapkan banyak terimakasih kepada tuhan. Beberapa bulan berjalan, perkembangan semakin signifikan aku sangat bersyukur karena rasanya saat itu aku masih belum mendapatkan rintangan. Hingga suatu hari aku dan keluargaku mulai merasakan persaingan yang tidak sehat keluargaku mengalami gangguan-gangguan yang diluar nalar, itu semua terjadi semenjak tetangga depan rumahku juga membuka usaha sembako. Akhirnya aku memutuskan untuk menutup tokoku, rasanya sangat sedih karena aku merasa gagal dan tidak memilki jalan keluar dari permasalahan ini. Beberapa bulan aku bertahan dalam keadaan toko yang buka tutup karena pembeli sudah mulai berkurang. Semakin bertambahnya hari, aku semakin tidak bisa mmenahan keadaan tersebut, total pengeluaranku jauh lebih tinggi di bandingkan total pemasukkan, akhirnya aku memutuskan untuk menutup tokoku sementara dan mencoba untuk mencari jalan keluar. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari pekerjaan lagi dan aku keterima di salah satu restoran, karena pengeluaranku masih sangat banyak jika tidak mencari pekerjaan lagi bagaimana caraku untuk membayaran cicilan yang ada.

Tidak hanya berhenti sampai disitu, aku mencoba mencari informasi untuk membuka stand minuman boba di Car Free Day untuk menambah pemasukan. Hari pertama jualan, hatiku sangat senang karena peminatnya banyak, walaupun stand boba yang aku jual buka hanya di hari minggu tapi, sangat membantu pemasukkan dirumahku dalam waktu satu hari aku bisa mendapatkan penghasilan Rp. 750.000 hingga Rp. 1.000.000. aku pun mulai berpikir untuk mencoba membuka stand minuman boba di taman-taman tidak hanya minuman aku juga menjual cemilan seperti sosis goreng, pentol goreng, kentang goreng dan telur gulung. Pendapatannya juga cukup lumayan mulai dari Rp. 900.000 hinga Rp. 1.500.000 perhari. Akhirnya aku bisa membantu perekonomian keluargaku. Aku tidak berhenti bekerja dan yang menjalankan usahaku adalah adik dan kakak ku mereka yang selalu mensupportku, mungkin benar kata orang-orang bahwa rezeki tiap orang berbeda-beda dan tidak akan tertukar. Salah satu contohnya aku, setelah di landa angin badai yang menghancurkan bisnis pertamaku, aku sudah menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan dalam sehari tentunya berkat dukungan keluarga. Karena tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun