“MENCOBA MEMULAI BISNIS BARU DI ERA NEW NORMAL “
Dewasa ini mencari pekerjaan yang layak dan sesuai dengan keinginan tidaklah semudah apa yang diharapkan pilihan untuk berbisnis merupakan pekerjaan yang sangat tepat dalam menghadapi sulitnya meningkatkan perekonomian di masa pandemic covid-19 ini. Tahun 2019 dan tahun 2020 menjadi tahun yang bersejarah di dunia, dimana pandemic covid-19 memberikan dampak di berbagai sector yaitu sector kesehatan, sosial, ekonomi dan sector lain nya. Selain pada sektor kesehatan yang menjadi focus perhatian negara di masa pandemic covid-19 ini, sektor sosial dan ekonomi juga perlu diperhatikan. Pandemic covid-19 memberikan dampak besar bagi para pelaku UMKM khusunya para pedagang kecil yang menggantungkan kesehariannya dengan berdagang.
 Berdagang menjadi alternatif setelah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemic covid-19. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah pengangguan di Indonesia tahun 2021 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,49 persen ini merupakan nilai presentase yang cukup tinggi, akan tetapi mengalami peningkatan dimana sebelumnya pada tahun 2020 mencapai 7,07 persen Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Salah satu sector yang terpukul akibat adanya pandemic covid-19 ini yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengakibatkan menurunnya perekonomian secara nasional, hal ini terjadi karena pada dasarnya UMKM merupakan salah satu sector yang memberikan kontribusi sangat besar terhadap perekonomian nasional.
Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha. UMKM tersebut didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%. Sementara itu sumbangan usaha mikro terhadap PDB hanya sekitar 37,8%.
Indonesia mempunyai basis ekonomi nasional yang kuat dengan jumlah UMKM yang sangat banyak khususnya usaha mikro yang berdampak terhadap daya serap tenaga kerja sangat besar. Usaha mikro mempunyai perputaran transaksi yang begitu cepat, walapun skala kecil akan tetapi ini penggunaan produk domestic sangat berpengaru besar karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat.
Berdasarkan tabel statistic BPS terkait jumlah UMKM di wilayah Provinsii Banten, dapat dilihat bahwa jumlah UMKM aktif dan non aktif yang terdaftar di Kabupaten Pandeglang mengalami peningkatan dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 yaitu berjumlah 22 pelaku UMKM dimana pada tahun 2018 sebanyak 565 pelaku UMKM aktif dan non aktif, menjadi 582 pelaku UMKM di tahun 2019 mengalami kenaikan sebanyak 17 elaku usaha, hingga jumlah total UMKM aktif dan non aktif di tahun 2020 sebanyak 604 pelaku UMKM. Â Kabupaten Pandeglang merupakan wilayah ketiga dengan jumlah pelaku UMKM terendah setelah Kota Serang yang berjumlah 368, kemudian Kota Cilegon yang berjumlah 558 dan di susul oleh Kabupaten Pandeglang berjumlah 604.
Maka dapat di simpulkan bahwa di Kabupaten Pandeglang jumlah pelaku UMKM dengan skala kecil sangat banyak karena usaha usaha yang ada yaitu usaha kecil, maka akibat adanya pandemic covid-19 ini para pelaku UMKM di Kabupaten Pandeglang mengalami penurunan tingkat pendapatan karena berkurangnya tingkat permintaan masayarakat akan produk dan barang-barang yang di perjual-belikan. Khususnya para pealaku usaha kecil seperti warung-warung kecil di pinggir jalan, yang sangat terpukul dengan menggantungkan pendapatan kesehariannya dengan berjualan. Maka menyikapi hal itu pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terhadap para pealku UMKM yang mengalami dampak dari pandemic ini. Selain pengalaman yang luas, pengetahuan yang cukup juga sangat penting bagi para pelaku UMKM dalam menjalankan bisnis usaha nya baik skla kecil maupun skla besar. Adapun permasalahan yang terjadi dalam menjalankan usaha adalah suatu hal yang pasti dihadapi oleh para pelaku usaha dalam mengambil resiko dalam menjalankan usaha.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memulai usaha baru ataupun bisnis baru agar bisa sukses dalam menjalankan bisnisnya :
1. Tetapkan tujuan bisnis anda
2. Fokus pada apa yang menjadi tujuan bisnis
3. Jangan pernah menyerah dalam menghadapi kegagalan