Mohon tunggu...
Safira Dina
Safira Dina Mohon Tunggu... Lainnya - Pgmi D3 19 IAIN Jember

Mahasiswi IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Rekontruksionisme dan Implikasinya dalam Pendidikan

26 Mei 2020   19:39 Diperbarui: 26 Mei 2020   19:34 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat Rekontruksionisme

Filsafat rekontruksionisme adalah filsafat pendidikan ayang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran ini sepaham dengan prinsip aliran perenialisme, namun memiliki visi dan cara yang bertolak belakang. Aliran perenialisme memilih jalan kembali ke alam kebudayaan Abad Pertengahan. 

Sedangkan aliran rekonstruksionisme berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia Syam. Rekonstruksionisme pendidikan merupakan salah satu filsafat pendidikan yang berkembang lebih akhir dari filsafat-filsafat pendidikan lainnya.

Menurut aliran rekontruksionisme pendidikan menuntut tugas guru agar memberikan kesadaran kepada peserta didik terhadap masalah yang dihadapi , membantu peserta didik agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik serta menyadarkan peserta didiknya sebagai manusia untuk berani menghadapi masalah-masalah.

Maka demikian seorang peserta didik menurut aliran rekontruksionisme bisa   bangkit dan mampu untuk menyesuaikan diri pada perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai dampak dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana bebas.

Rekontruksionalisme dipelopori oleh George Count dan Rugg pada yang ingin membangun tatanan masyarakat baru. Beberapa tokoh dalam aliran ini yaitu : Carroline Pratt, Georg Count, dan Harold Rugg.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun