Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Saya Menulis Buku "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"?

19 Oktober 2020   02:02 Diperbarui: 21 Oktober 2020   23:26 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengutip pendapat sahabat saya Pak Thamrin Dahlan, bahwa buku adalah mahkota ilmu, seorang penulis jika belum memiliki buku maka ia belum mempunyai mahkota. Artinya kalau saya tafsirkan ungkapan beliau itu adalah bukan bertari menganggap remeh apalagi enteng seorang penulis artikel atau penulis di platform apapun. Terlebih zaman sekarang atau zaman now, tentu berbeda dengan zaman old alias zadul (zaman dahulu). 

Seseorang bisa menulis di berbagai macam platform media sosial atau sarana yang ada saat ini. Namun buku tetaplah buku, sebagaimana Pak Thamrin Dahlan katakan tadi yaitu ia adalah mahkota ilmu. Sebagaimana perkataan Imam Sahabat Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Ali Karoomallahu wajhahu, ilmu ibarat binatang buruan atau peliharaan agar tidak lepas maka ia harus diikat, cara mengikatnya adalah dengan tulisan atau catatan.

Jadi secara kebutuhan masyarakat masa kini atau secara kurikulum pendidikan sekolah, madrasah atau pesantren pelajaran menulis sesungguhnya adalah pelajaran yang utama, pokok dan mendasar. Bagaimana tidak, menulis selalu menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari kita. Membuka WA kita menulis pesan, membuka twitter kita menulis pesan dengan karakter yang terbatas, membuka FB, IG atau website, apalagi website tulisan adalah ciri khasnya.

                                                                                                                            Gb. Cover judul/jilid buku perdanaku

Tidak hanya itu menulis juga merupakan salah satu kompetensi bahasa yang sangat penting (bahasa apapaun) selain membaca, mendengarkan atau menyimak serta berbicara.

Kembali ke judul di atas, mengapa saya menulis buku perdana berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"?

1. Tahun 2009 saya menulis artikel di kolom "Guru Menulis" Harian Republika, dengan judul "Staregi Pendidikan Berbasis Al-Qur'an. Dilatar belakangi dengan sebuah kekhawatiran saya pribadi, apakah pendidikan atau pembelajaran Qur'an sudah cukup dengan mengandalkan TPQ atau TPA? lalu apakah hanya cukup dengan sampai bacaan dan hafalan? bukankah tujuan Allah SWT menurunkan Al-qur'an itu sungguh sangat mulia, yaitu menjadi Rahmat bagi semesta alam (Rohmatan Lil'alamin).

2. Tahun 2001  saya menulis skripsi dengan judul "Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Islam". Dengan demikian, selain karena sebagai proofesi guru, saya ingin konsentrasi di dunia pendidikan. Maka skripsi harus mencerminkan keahlian atau fokus kerja kita dalam keseharian. Lalu mengapa pendidikan Islam? dan mengapa pendidikan dalam keluarga? itu ada tulisan tersendiri nanti.

3. Tahun 2016 saya menulis tesis berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an di LPIT Thariq Bin Ziyad Bekasi", dari pointer ketiga inilah pembaca sudah mulai menerka pertanyaan yang ada dalam judul artikel di atas tadi. Sebagaimana tercantum dalam testimoni buku tersebut di cover jilid bagian belakang yaitu testimoni dari tokoh di Institut PTIQ Jakarta, Ibu Dr. Nur Arfiyah Febriani, MA menjelaskan bahwa buku yang pada awalnya adalah tesisi saat penulis kuliah di program S2 Institut PTIQ Jakarta. 

Dalam kutipan testimoninya beliau menuliskan:

"Buku yang ditulis oleh saudaraku Dimyat (Aa Dym) ini bermula dari tesisnya di Institit PTIQ Jakarta, Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila. Buku ini tepat menjadi rujukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional dan sumber daya manusia, sebagai langkah awal mendidik siswa yang berwawasan mendalam tentang agama, negara dan budaya bangsa Indonesia."

Ibu Dr. Nur Arfiyah Febriani, MA. (Ketua Prodi IAT S3, Institut PTIQ Jakarta)

Adapun mengapa kalimat "LPIT Thariq Bin Ziyad Bekasi" nya diganti dengan kata "Pancasila" nah terkait penjelasan yang satu ini akan diulas pada artikel selanjutnya di majelis "kompasiana" ini. Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun