Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Politik

BLSM, PKS, dan Mustahik Zakat Fitrah, Serial Cinta Edisi (1)

22 Juni 2013   17:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:35 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi pasca kenaikan BBM seperti saat ini masyarakat kecil seperti saya atau kita ini sangat memerlukan pencerahan. Pencerahan bisa berarti hiburan atau kegiatan lain yang membuat kita tenang secara sesaat, lalu selanjutnya kita lupa dengan pokok permasalahan yang sesungguhnya. Pencerahan yang saya maksud bisa berbentuk pencerahan dalam bidang hukum, politik maupun ekonomi.

Pencerahannya bisa datang dari siapa saja dan kapan saja, siapapun anda baik anda yang cinta kepada Parpol, PKS atau lainnya atau benci parpol termasuk PKS berada di dalamnya, dimanapun anda berada baik di desa atau di kota, baik dari seorang budak yang hina atau dari penguasa yang sangat berwibawa serta terhormat. Maka kaidah dalam agama islam  “Undzur Maqola Walaa tanzdur manqola” itu benar-benar sangat dibutuhkan keberadaannya.

Faktor CINTA dan BENCI memang sangat berpengaruh dalam realita kehidupan kita, Cinta dan benci memang selayaknya dan memang harus dimiliki oleh setiap orang, demi mewujudkan visi kehidupannya di alam dunia ini. Tinggal penempatannya yang harus tepat oleh kita sebagai pemiliknya. Salah satu acuannya bisa kita dapatkan dari kitab suci Al-Quran yaitu ... tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus”.

Manajemen BENCI dan CINTA selanjutnya agar ia tidak membutakan atau (maaf) membabi buta, tetapi sebaliknya agar lebih mencerahkan dalam koridor yang sesungguhnya, minimal ada 3 hal yaitu :

1.Tempatkan CINTA pada porsinya masing-masing, seperti cinta yang pertama itu kepada Allah sebagai dzat yang telah menciptakan kita, memberi rezeki kita dan memelihara kita, dilanjutkan dengan cinta kepada Rosul-Nya kerena merekalah yang paling berjasa kepada kita, baru cinta kepada kaum mukminin, manusia dan alam semesta. Itulah manajemen atau politik CINTA yang benar menurut pandangan agama kita yang saya pahami.

2.Jangan sekali-kali KEBENCIAN atau KECINTAAN seseorang kepada orang lain atau golongan/organisasinya menyebabkan mereka tidak berbuat adil, berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada TAQWA, inilah situasi dimana ketika hukum yang ada sudah dilandasi dengan manajemen dan politik CINTA.

3.Jika seseorang benar-benar memiliki CINTA yang sejati maka cara yang Allah contohkan untuk mengujinya adalah Jika kamu benar-benar memiliki cinta kepada Allah maka ikutilah aku dan rosul-Ku maka Allah kelak Allah akan mencintainya, lalu Dia akan mengampuni dosa-dosanya, karena sesungguhnya Dia maha penerima taubat dan maha penyayang.

Persoalan pro dan kontra tentang kenaikan harga BBM yang sempat menjadi pembicaraan hangat di negeri ini akhirnya terjawab tadi malam jam 10.00 dengan diumumkanya kenaikan BBM oleh pemerintah. Harga baru pun mulai berlaku sejak tanggal 22 Juni 2013 pukul 00.00 yaitu bensin yang semula Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.500,-  solar dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 5.500. Dalam menyikapi masalah ini maka saya berharap antara yang semula mendukung kenaikan dan menolak kenaikan harus sama-sama tetap menunjukkan komitmennya kepada bangsa ini, tidak ada kemuliaan diantara keduanya kecuali niat baiknya.

Yang koalisi komitmen dengan kompensasinya yaitu BLSM agar tepat sasaran, tepat waktu dan tepat guna. Sedangkan mereka yang oposisi juga komitmen dengan pengawasannya sehingga tepat waktu, tepat guna dan tepat sasarannya, begitu juga yang disebut oleh sebagian orang mereka yang berdiri di dua kaki (PKS), dan kita sebagai manusia juga berdiri dengan dua kaki ini harus konsisten dengan sikap yang telah ditunjukkannya itu. Sehingga sinegi antara Cinta, Kerja dan Perbedaan itu agar berbuah menjadi Harmoni yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya, Wallahu A’lam. [DM].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun