Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Cinta Laila Majnun, Shirvanshah dan Nizami, Sang Penulis (1)

29 Januari 2015   15:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422496645978023285

[caption id="attachment_393795" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi foto : www.scanfree.org"][/caption]

Nizami, seorang penyair Persia, ditugaskan untuk menulis Laila Majnun oleh penguasa Kaukasia, Shirvanshah, pada tahun 1188 Masehi. Dalam pengantar aslinya pada puisi tersebut, Nizami menjelaskan bahwa seorang utusan dari Shirvanshah menemuinya dan memberinya sebuah surat yang ditulis tangan oleh sang Raja sendiri.
Shirvanshah memuji Nizami sebagai "penyair dengankeelokan kata-kata terhebat di dunia", lalu meminta Nizami untuk menulis sebuah epik romantis yang diambil dari cerita rakyat Arab: kisah mengenai Majnun yang telahmelegenda, sang penyair yang "gila cinta", dan Laila, gadis padang pasir yang kecantiaknnya sangat terkenal.

Pada awalnya Nizami benci untuk menerima tugas itu, karena dia merasakan kisah itu tidak menawarkan "teman-teman dan pertinjukan yang indah serta perayaan, tidak sungai-sungai atau anggur maupun kebahagiaan", semua merupakan pokok-pokok dari puisi-puisi klasik Persia.
Namun akhirnya karena desakan anaknya, dia mengakah. Kurang dari empat bulan kemudian, Laila Majnun karya Nizami, yang terdiri dari sekitar 8000 baris syair, selesai.
===================
Pelajaran yang bisa diambil :
1. Seorang penguasa memberikan apresiasinya kepada semua komponen masyarakatnya termasuk para penyair
2. Ketika kita mendapatkan amanat dari atasan maka dengan segenap kemampuan kita tunaikan amanat itu
3. Dalam menunaikan amanat itu kita butuh teman butuh dukungan baik dari orang terdekat kita (keluarga) atau kolega kita (Teman/Saudara)

Catatan :
Dialog dan kritik sastra ini disarikan dari buku Laila Majnun karya Nizami, sebuah mahakarya sastra Islam terjual lebih dari 10.000 eksemplar, Tirtagama Grafika [DM]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun